Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Orangtua tersangka pengebom Boston bilang anaknya dijebak, meminta kebenaran dari AS

reziluthfi88Avatar border
TS
reziluthfi88
Orangtua tersangka pengebom Boston bilang anaknya dijebak, meminta kebenaran dari AS
Spoiler for Pic:


MAKHACHKALA, Russia (Reuters) - Orangtua dari dua tersangka utama pengeboman di Boston mengatakan bahwa anak-anak mereka dijebak. Mereka juga menuduh aparat membunuh anak tertua mereka untuk sebuah tontonan.

Anzor Tsarnaev, sang ayah, menggebrak meja dengan marah saat dia mengumumkan rencana untuk pergi ke Amerika Serikat untuk "mencari kebenaran" dan Zubeidat Tsarnaeva, ibu dua tersangka, bilang dia ingin berteriak saat mendengar anak tertuanya meninggal.

Kamis kemarin, Zubeidat membantah bahwa Tamerlan Tsarnaev, 26, menjalin kontak dengan militan Islam saat tinggal di Rusia tahun lalu. Ia juga mengatakan sedang berpikir-pikir untuk menanggalkan kewarganegaraan AS.

"Saya ingin berteriak ke seluruh dunia, 'Apa yang kalian lakukan?' Apa yang sudah kalian perbuat dengan anak laki-laki saya? Dia adalah makhluk hidup. Kenapa kamu harus membunuhnya? Kenapa kamu tak mengirimnya ke Guantanamo atau sesuatu? Kenapa? Kenapa," teriaknya dalam sebuah konferensi pers, suaranya pecah.

"Ini sebuah pertunjukan, tontonan," katanya. Zubeidat juga meminta agar anaknya dikubur di Rusia, tempat keluarganya berada.

Mengenakan kerudung hitam, Zubeidat berbicara dalam bahasa Inggris beraksen. Dia meyakini anak-anaknya adalah korban konspirasi.

"Politik adalah bisnis yang kotor. Saya tak tahu ada kepentingan siapa di sini. Saya hanya tahu satu, bahwa anak-anak saya tak melakukan ini."

Dia ingat menelpon Tamerlan setelah pengeboman dan anaknya itu meminta sang ibu tak perlu khawatir.

Tamerlan ditembak mati polisi dalam adu tembak empat hari setelah pengeboman maraton Boston yang membunuh tiga orang dan melukai 264 orang.

Adik laki-lakinya, Dzhokhar, 19, ditangkap setelah pemburuan. Dia dituntut dengan tuduhan yang memungkinkan ia terkena hukuman mati. Dzhokhar kini dirawat di rumah sakit untuk menyembuhkan luka-lukanya.

Sambil menggebrak meja, Anzor Tsarnaev bilang, "Saya akan ke Amerika Serikat. Saya mau ke sana untuk melihat anak laki-laki saya, mengubur si kakak. Saya tak punya niat jelek. Saya tak mau meledakkan apa-apa."

"Saya tak marah pada siapapun. Saya mau mencari tahu keberannya," kata Anzor, matanya tertutup oleh kacamata gelap.

Dia mau pergi sesegera mungkin tapi dia belum membeli tiket pesawat.


Pengaruh imigran etnis Armenia
Anzor dan Zubeidat kembali tahun lalu dari Rusia ke daerah Dagestan, tempat mereka pernah tinggal selama setahun lebih sekitar 10 tahun lalu sebelum pindah ke Amerika Serikat.

Meski Tamerlan dan Dzhokhar berakar di Dagestan dan Chechnya, mereka tak lama tinggal di sana, sampai ketika Tamerlan pulang tahun lalu dan tinggal selama 6 bulan.

Orangtuanya membantah bahwa dia menjalin kontak dengan militan untuk membangun jaringan di daerah tersebut. Mereka terus mengawasi Tamerlan saat dia tinggal di Dagestan.

Meski begitu, mereka bilang, Tamerlan sering datang ke mesjid yang oleh polisi lokal disebut sebagai sarang ide Islam radikal.

Penyelidik tengah melihat apakah Tamerlan dipengaruhi oleh militan Islam lokal yang tengah merencanakan pemberontakan terhadap kekuasaan Rusia di Kaukasus Utara.

Zubeidat ditanyai selama tujuh jam oleh petugas keamanan Rusia pada Rabu soal pergerakan anak laki-lakinya selama di Dagestan.

Pada kesempatan berbeda, saat FBI menanyai Tsarnaev di AS pada 2011, Zubeidat juga ditanyai soal pandangan keagamaan Tamerlan.

"Mereka bilang ke saya, 'Apakah Anda tak berpikir Tamerlan agak sedikit ekstrem tentang agamanya? Apa Anda pikir dia akan merencanakan sesuatu, semacam aksi...terorisme," kata dia.

Meski ada kunjungan tersebut, Zubeidat merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Anzor dan Zubeidat bilang Tamerlan dipengaruhi oleh seorang imigran etnis Armenia dari Azerbaijan yang mereka kenal dengan nama Misha.

"Tamerlan sangat menghormati dia karena dia tahu banyak tentang Islam...Dia bilang, 'Bu, lihat dia, dia selalu salat, dia sering puasa'," kata Zubeidat yang menyebut dirinya penganut Islam taat dan dia terinspirasi untuk menjadi lebih religius karena Misha.

Menurut keluarga Tsarnaev, mereka bertemu Misha di komunitas berbahasa Rusia di Boston pada 2007.

Pihak berwajib di Amerika Serikat memperkirakan Tamerlan menjadi radikal pada 2009.

"Saya tak salat sampai Misha salat di rumah kami, jadi saya malu karena tak salat, menjadi orang Islam, terlahir Islam...sementara Misha, yang mualaf, sedang salat," kata Zubeidat.

"Saat dia sering datang ke rumah kami, tak ada yang tak kami sukai dari dia. Dia sangat baik, lembut," kata Zubeidat.

Komentar TS
Quote:

emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Rate 5 Star emoticon-Blue Guy Cendol (L)


Quote:
Diubah oleh reziluthfi88 28-04-2013 03:01
0
1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.