Dengan dasar komen forum tetangga
' kalaulah demikian adanya dgn Subur, bagaimana dengan prihal seorang yg di juluki masyarakat sebagai Kyai atau Ulama yg kaya raya di pualu Madura yakni Mashurat yg jelas2 mengaku mempunyai istri 12 ???
apakah MUI punya nyali berhadapan dgn nya ???'
Quote:
Pujiono Cahyo Widianto atau Syekh Puji yang namanya mencuat belakangan ini akibat menikahi bocah di bawah umur kemudia harus berurusan dengan hukum, tampaknya bukan apa-apa bagi Masyhurat Usman, seorang kiai tenar di Kabupaten Sumenep, Pulau Madura. Jika Syekh Puji (pemilik Ponpes Miftakhul Jannah, Semarang) menikahi seorang saja bocah putri di bawah umur, KH Masyhurat memiliki 5 istri yang dinikahinya saat mereka masih di bawah umur. Total jumlah istri KH Masyhurat yang kini berusia 57 tahun itu, sebanyak 10 orang.
Ketika mengunjungi kediaman KH Masyhurat di Dusun Tarebung, Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Sumenep. saya ditemui oleh santri kepercayaannya, Mujiburrahman (yang dipanggil Jibur), dan seorang istri KH Masyhurat karena kebetulan sang kiai sedang pergi ke luar kota.
Menurut Jibur, dari 10 istri KH Masyhurat Usman, lima di antaranya dipersunting saat para perempuan itu masih berumur antara 12 hingga 17 tahun. Dan sebagian besar pula, orangtua perempuan yang dipinang oleh KH Masyhurat itu ikhlas serta merelakan anaknya dikimpoii sang kiai.
KH. Masurat, juga dikenal sebagai KH. Urat, selain menjadi mitos sebagian masyarkat Islam di desanya, juga terkenal karena istrinya 10 orang jumlahnya. Postur tubuhnya memang tidak terlalu menarik, tetapi kekayaanya satu satunya andalan dan gengsi hidupnya, sehingga banyak wanita mengidolakan masurat menjadi suaminya.10 istrinya hidup rukun dalam masurat yang mat disegani oleh semua orang, bahkan tak ada seorangpun yang berani mengusik hdupnya.
Masurat tinggal di Kec. Lenteng , desa lenteng barat Sumenep- Madura, tinggal disebuah rumah mewah, besar dengan arsitektur bangunan masjid, dihiasi berbagai hiasan assesoris yang mahal dan indah. Rumah seluas 2 hektere lebih terdiri dari gedung gedung mewah yang didesain untuk 10 istrinya, tiap tiap rumah istri istrinya penuh dengan keinginan masing masing Istrinya hingga tak seorangpun istrinya menyesal jadi Istri KH. Urat, juragan tembakau, juga seorang Kyai yang datang tanpa diundang, tetapi karena keperluan pribadi dengan memberi imbalan pada KH. Urat, layaknya kyai madura lainnya. Disamping itu tiap tiap istrinya memiliki satu mobil, untuk keperluan mereka pergi, belanja atau silaturrahmi pada keluarga besar para istrinya.
Kehidupan luar biasa dari KH. Urat, terasa indan membuai, tak terdekar lengking suara pertengkaran kaum istri, melainkan senyum ramah dan canda ria mereka yang menghibur KH. Sepanjang hidupnya. Bukan saja istrinya, sapinya aja memiki kandang mewah, dibuat layaknya rumah manusia, ada penjaganya, dan tak ada bau kencing sapi, meskipun sapinya terbilang cukup banyak, sapi kerapan yang sangat berharga di madura. Dikandang itu juga dilengkapi tv buat penjaganya, tak urung sapinya ikut nonton tv, heheheheh.
Itu kehidupan KH, Urat seorang kyai yang amat disegani di desanya, bahkan di kab. Sumenep. Hidup bahagia bersama 10 Istrinya dan puluhan anaknya dalam sebuah bangunan bak kerajaan masa dahulu kala. Konon banyak pejabat datang menjumpai KH. Urat mohon doa restunya menjadi mentri. Mereka datang dengan membawa hadiah jutaan rupiah untuk Masurat sang Idola para istri, yang bersahaja dengan kehidupan layaknya masyarakat desa.
Inilah pengakuan Istrinya:
‘’Tak satupun di antara kami mengeluhkan adanya masalah baik lahir maupun batin. Kami semua kini hidup rukun dan tenang dalam satu kompleks rumah laksana saudara,” tutur Hj Maskiyah dengan bangga. Seorang istrinya yang bergelar hajah memberika komentar. Sebab semua Istri K. Mshurat itu sudah melaksanakan ibadah haji semua, tinggal seorang istrinya yang belum . Nah kira kira apa jamunya ya kalau bukan ramuan Madura?. Hahahahaha. Silahkan kak Seto kalau berani saya tantang, datangi K. Urat, baru namanya kak Seto