Bioskop ini didirikan pertama kali pada tahun 1921 oleh Sid Grauman. Salah satu gedung bioskop tertua di Amerika Serikat ini sekarang digunakan hanya untuk memutar film-film klasik Hollywood yang populer, seperti The Godfather, Citizen Kane, dan juga beberapa film indie serta art-house terbaru. Desain interiornya yang unik dan khas Mesir membuat bioskop yang satu ini sangat layak untuk dikunjungi, terlebih ketika kamu sedang jalan-jalan di Hollywood.

TCL Chinese Theatre, seperti namanya, memiliki desain interior yang mengusung tema China yang kental. Baik di bagian dalam bioskop maupun eksterior gedungnya dilengkapi dengan beragam ornamen dan artefak-artefak yang langsung diimpor dari China. Semenjak didirikan pada tahun 1927 oleh Sid Grauman, The Chinese Theatre menjadi salah satu bioskop paling terkenal di dunia.

Bahkan sampai sekarang, bioskop ini sering kali digunakan untuk red carpet dan gala premiere film-film besar Hollywood. Perhelatan Academy Awards juga pernah diadakan tiga kali di TCL Chinese Theatre.

Bukan hanya itu. Di halaman luar bioskop, para pengunjung dapat menemui 200 balok semen yang telah dicap, diinjak dan ditandatangani oleh aktor-aktris terkenal Hollywood dari berbagai generasi sejak tahun 1920-an.

alau Indonesia memiliki The Premiere, maka Korea mempunyai Cine De Chef sebagai bioskop untuk kalangan atas. Studionya dilengkapi dengan proyektor serta sound system paling canggih. Isinya pun hanya memuat 30 kursi yang dibuat eksklusif oleh Quinette Gallay (perusahaan yang juga membuat kursi untuk anggota kerajaan United Arab Emirates) dengan biaya 7.300 dolar AS per kursi. Untuk memasuki area studionya saja, para penonton mesti melalui lift pribadi.


Tidak hanya itu, para penonton juga dimanjakan oleh hidangan makan siang dan malam ala Perancis atau Italia yang dimasak oleh chef jebolan Park Hyatt Hotel, salah satu hotel mewah di Seoul.

Ticket Admission : 60.000-100.000 Won (sudah termasuk paket main course-nya)

Sol Cinema diklaim sebagai bioskop ramah lingkungan bertenaga solar-system terkecil di dunia. Bermarkas di South Wales, Sol Cinema hanya dapat memuat delapan penonton dewasa di dalam satu studio, yang dari luar tampak seperti mini-trailer. Bioskop ini juga termasuk unik karena menggunakan sumber daya matahari untuk operasi sehari-hari, dan menyimpannya di generator khusus. Alhasil, bioskop tetap dapat beroperasi di malam hari.

Sayangnya, Sol Cinema tidak memutar film-film komersial, melainkan beragam film-film pendek, komedi, dan music video. Walau begitu, asyiknya, para penonton juga dapat memutar film yang mereka bawa sendiri di dalam Sol Cinema. Meski terlihat kurang menjual, faktanya Sol Cinema selalu ramai pengunjung dan sering digunakan untuk festival film. Dan, uniknya lagi, Sol Cinema dapat “hidup” berpindah-pindah.

Teknologi 4DX dikembangkan oleh CJ CGV, jaringan bioskop terbesar di Korea. Teknologi ini pertama kali digunakan pada tahun 2009 untuk film Avatar besutan James Cameron. Meski teknologi 4D bukan hal baru lagi, namun penggunaan teknologi 4D untuk film komersial Hollywood, 4DX adalah yang pertama di dunia.

Setiap bioskop berteknologi 4DX akan memberi efek tambahan, seperti bau, asap, gelembung, cahaya, kabut, air, angin, hingga guncangan pada adegan-adegan tertentu ketika kita sedang menonton film berformat 3D dan juga 2D. Sekarang, bioskop 4DX telah membuka cabang di Rusia, China, Thailand, Jepang, Israel, Meksiko, Peru, Brazil dan Malaysia.

Beberapa film blockbuster yang sempat ditayangkan dalam format 4DX, antara lain Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2, Transformers Dark of the Moon, Titanic, The Avengers, Life of Pi, Jack Reacher, dan The Hobbit: An Unexpected Journey.

Ticket Admission : 14000 Won

Uplink X dapat dikatakan sebagai bioskop terkecil di Jepang, karena hanya terdiri dari 40 kursi saja. Bioskop ini terletak di gedung serbaguna yang dikelola oleh Uplink Co.

Nah, yang paling menarik dari bioskop ini adalah sistem tempat duduknya. Para penonton bebas untuk memindahkan kursi yang ada di dalam ruangan berlantai datar tersebut. Selain itu, konsep tersebut juga membuat ruangan bioskop ini bisa dijadikan sebagai tempat seminar dan berbagai aktivitas lainnya.

Inilah salah satu bioskop populer dengan konsep open-air (terbuka) di Australia. Bioskop ini konon tidak mengalami perubahan desain dan konsep semenjak didirikan pada tahun 1916. Tak heran Guinness World Record sebagai bioskop berkonsep open-air paling tua di dunia pun diraihnya.

Hebatnya lagi, bioskop ini memutar film-film blockbuster terbaru seperti bioskop-bioskop ‘normal’ lainnya. Untuk itu, para penonton harus merogoh kocek sebesar 16.50 dolar AUS untuk dapat menikmati sensasi menonton film di bawah lautan bintang.