Gan, ane miris banget sama lingkaran setan yang terjadi di Pemko tempat istri ane kerja. Iya, istri ane seorang PNS di daerah kecil di Sumatra Utara.
Kalo dengar cerita istri ane cerita soal pekerjaan nya di kantor, rasanya sedih banget dan pengen marah gan. Perilaku korupsi, suap, mark up, dan sejenisnya adalah hal yang biasa di lingkungan Pemda dimana istri ane kerja gan.
Contoh2 nya seperti cerita istri ane ini gan.
Note: Ane tidak menganggap semua pejabat dan PNS akan seperti yang istri ane alamain. Ane hanya ingin sharing bagaimana lingkungan kantor istri ane gan
Quote:
Anggaran kegiatan biasanya lebih besar dari pada atual yang direalisasikan. Caranya adalah vendor memberikan harga yang di mark-up atau spesifikasi yang tidak sesuai dengan tender. Biasanya mark-up ini ada jatahnya gan, untuk bupati/walikota, untuk pimpro, panitia, bendahara, BPK, LSM, wartawan, dll. Jadi, kalo realisasi anggaran hanya 40% udah bagus banget gan, soalnya banyak yang mau dibagi. Jadi, maklum aja kalo liat jalan hari ini diAspal, minggu depan udah bolong. Spec nya udah dikorting gan
Istri ane sering ditekan untuk bikin anggaran yang di mark-up gan. Belum apa2, Kepala dinas udah nanya "Untung nya berapa?", "Bagian saya berapa?" Istri ane ga mau kompromi sama hal yang beginian gan. Segala anggaran akan dibuat sebaik2nya sama doi, sesuai peraturan. Kalo misalnya si okmum kepala dinas mau ganti2 spec atau harga, doi ga mau tanda tangan.Soalnya istri ane perhan dipanggil polisi untuk kasus korupsi. Padahal doi cuma ditanyain sebagai saksi aja, tapi doi udah ngerasa takut banget gan.
Quote:
Vendor pemenang tender biasanya adalah orang2 dekat walikota/bupati yang mendukukung pejabat itu pada saat pencalonan dan pilkada. Jadi, kalo misalnya bupati lama lengser, maka kontraktor yang naik daun adalah si B, yang merupakan konco dari bupati baru. Proses tender? Bullshit!! Pemenang tender sudah ditentukan walikota/bupati, bahkan sebelum proses tender dilakukan. Istri ane juga sering ikut panitia tender gan, tapi doi cuma mau nge-rekapin data bidder. Biasanya, yang kalah itu akan dicari2 kesalahan administrative nya, walaupun harga penawaran nya atau spec nya lebih baik dari vendor pemenang tender
Quote:
Kepala Dinas, Kepala Bagian, Camat, Lurah, dan pejabat lainnya di lingkungan Pemda/Pemkot adalah pendukung walikota/bupati, atau mereka yang menyerahkan "seserahan" kepada walikota/bupati. Kalau bukan, jangan harap jadi pejabat di Pemda gan. Kalo ada PNS yang membangkang terhadap sistem, akan dimutasi ke dinas2/kantor yang dianggap "pembuangan", misalnya kantor lurah, kantor perpustakaan, dsb.
Quote:
Bendahara, Kepala Dinas, Walikota/Bupati adalah lintah penghisap darah gan. Honor kepanitiaan kegiatan, uang makan dan transport PNS, dipotong dulu oleh mereka. Besarnya macem2. Bisa 10%, 20%, bahkan ada yang sampai 40%. Ada kejadian di kepanitian istri ane, uang honor nya sekitar 3 juta, dipotong gan, jadi cuma terima 1.3 juta gan. Miris banget gan.
Quote:
Intinya sih lingkaran setan gan. Walikota ngeluarin duit banyak selama kampanye dan pemilihan. Udah ada deal dengan pengusaha2 tertentu, jika menang, proyek apa yang akan dimenangkan oleh "sponsor".
Lalu walikota nyedot seserahan, dan porsi dari Penggunaan Anggaran. Kalo Kepala dinas ga bisa ngasi setoran, Mutasi gan..
Lalu kepala dinas akan menggunakan anggaran. Vendor ditekan, supaya ada "untung" untuk disetor ke walikota, dirinya sendiri, dan pihak lainnya.
Kalo masih kurang, honor panitia dipotong gan.
Bendahara juga bermain kuasa. Kalo bendahara ga dikasi bagian, pencairan anggaran bakal dipersulit gan.
Quote:
Mutasi, promosi, demosi adalah peristiwa yang cukup sering terjadi di Pemda/Pemko. Setiap terjadi perubahan posisi, departement, dsb, maka akan dilantik ulang, dan akan ada Surat Keputusan. Surat Keputusan ini akan diambil di Badan Kepegawaian Daerah ("BKD"). Tau kah anda? SK ini pun diminta pungutan oleh oknum BKD. Ga ada yang ga dipersulit disini gan
Quote:
Kesimpulan nya, PNS yang jalan nya lurus, hidup nya ga bakal tenang gan. Istri ane sering banget tertekan dan sampe nangis karna kerjaan di kantor nya gan.
Ditekan Kepala Dinas. Mau lapor/curhat kemana? No one can help them. Penilaian Kinerja di tangan Kepala Dinas.
Membangkang, bakal dimutasi. Dari punya jabatan, jadi non-job.
Kalo ikut arus, atasan senang, vendor senang, walikota senang, jabatan ga di utak atik, karir naik terus, duit banyak, tua kaya raya gan.
Quote:
Pernah dengar kata2 Ahok, "Kalo kepala nya lurus, anak buah nya juga ikut lurus"? Ane belum tau realita nya gan.
Tapi statement "Kalo kepala nya bengkok, anak buah mau lurus pun, tetap/bakal bengkok", ane percaya gan.
Mungkin Kepala Dinas, Pejabat, Walikota, PNS, CPNS yang mau sharing kondisi kantor nya, Silahkan Gan.
Ane mohon maaf atas setiap kata-kata dan kalimat yang salah gan.