ilustrasibunga

SIANTAR – Seorang cewek ABG sebut saja Mekar (15), diperawani lelaki baru saja dikenalnya AG (18), di sebuah ruang kelas, Rabu (20/3) malam. Sebelum dicabuli, Mekar dibawa berkeliling kota, lalu diajak melompat pagar sekolah yang beralamat di Jalan Bali itu.

Paman korban Sup (44), ketika ditemui METRO di kediamannya di Tanjung Pinggir, Siantar Martoba, menuturkan, pada malam kejadian itu Rabu (20/3) malam, keluarga korban sempat panik. Sebab Mekar hingga pukul 22.00 WIB, belum pulang ke rumah.

Sup mengatakan, selama ini Mekar tinggal bersama kakeknya Said (90), tak jauh dari kediamannya. “Kalau kedua orangtuanya (orangtua Mekar, red) pergi merantau ke Malaysia. Jadi, selama ini Mekar tinggal bersama kakeknya,” kata Sup.

Dia menuturkan, malam itu, keluarga dibantu warga melakukan pencarian ke sekitar perkampungan. “Kami semua panik, sebab tak biasa Mekar ini pulang sampai larut malam,” katanya.

Pencarian baru berhenti sekira pukul 23.20 WIB, ketika itu Mekar diantar seorang lelaki naik sepedamotor. Setelah ditanyai, lelaki itu mengaku warga Kelurahan Bantan, Siantar Barat. “Melihat itu, kami sempat emosi. Dia (AG) sampai meminta-minta ampun.

Bahkan dia bersumpah tidak melakukan apa-apa terhadap keponakanku itu. Yang datangnya Kepling, makanya dia (AG) kami lepas,” katanya. Tapi Mekar yang sudah putus sekolah sejak bangku kelas VI SD ini, langsung berlari ke rumah. “Itu yang membuatku curiga. Lalu kutemui si Mekar, pelan-pelan kubujuk dia agar bercerita apa yang terjadi,” ujar Sup.

Akhirnya Mekar pun buka cerita. Mekar mengaku telah diperawani AG, lelaki yang mengantarkannya naik sepedamotor. Hubungan layaknya suami istri itu mereka lakukan di sebuah ruang kelas salahsatu SMA beralamat di Jalan Bali. “Mekar, malam itu mengaku sangat menyesal. Sambil bercerita dia berurai air mata,” kata Sup.

Sementara Mekar mengaku, mengenal AG lewat telepon nyasar dua pekan lalu. Selanjutnya, komunikasi mereka lancar hingga keduanya janjian bertemu di parkiran salahsatu swalayan Kota Siantar, Rabu (20/3) sore.

Dari sana, mereka pergi mengitari kota dengan sepedamotor hingga pukul 21.00 WIB. Karena sudah lelah, keduanya nongkrong di Simpang Mayat, tak jauh dari TKP pencabulan itu.
Lalu, Mekar diajak berjalan kaki menuju gerbang sekolah negeri tersebut. Kemudian, keduanya memanjat pagar. Saat itu, korban menolak, tapi AG bilang dia ingin menyampaikan isi hatinya.

Namun korban tidak percaya dan terus menolak. Tapi AG mengancam, jika Mekar tidak bersedia, tidak akan mengantarkannya pulang. Tiba di ruang kelas, satu per satu pakaian Mekar dilucuti hingga keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri. Malam itu, korban menangis sesunggukan.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Sup mengaku didatangi beberapa orang mengaku utusan dari keluarga AG. Kedatangan mereka untuk menyampaikan pesan bahwa AG siap menikahi korban. Tapi korban menolak. “Jangankan menikah, bertemu laki-laki seperti dia pun aku tidak sudi lagi,” katanya.

Setelah itu, keluargapun sepakat meneruskan persoalan itu ke pihak berwajib dengan melaporkan AG. Laporan itu tertuang pada nomor laporan: LP/153/III/2012/SU/STR Polres Siantar yang diterima Kamis (21/3), pada pukul 11.00 WIB. (dho/dro)