Pelaksanaan ujian nasional untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan di 11 provinsi diundur menjadi Kamis, 18 April 2013. “Penyebabnya, satu dari enam perusahaan pencetak soal ujian nasional, yakni PT Ghalia Indonesia Printing, belum selesai pekerjaannya,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di kantornya, kemarin.
Seharusnya ujian nasional diselenggarakan serentak hari ini. Sebelas provinsi yang terkena penundaan itu adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Di daerah ini terdapat 3.601 SMA/MA dan 1.508 SMK.
Akibat pergeseran ini, jadwal mata pelajaran yang diujikan juga berubah. Begitu pula dengan ujian susulan yang tadinya digelar 22 April, diundur menjadi 29 April 2013. “Kami meminta maaf atas kesalahan teknis ini,” ujar Nuh. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lanjut Nuh, memerintahkan agar dilakukan investigasi atas keterlambatan ini.
Direktur PT Ghalia Indonesia Printing, Hamzah Lukman mengaku salah perhitungan. “Kalau mencetak saja sudah selesai,” katanya. Ternyata, lanjut dia, perusahaan juga harus memasukkan soal itu ke dalam kotak yang akan didistribusikan ke rayon di setiap provinsi.
Karena setiap provinsi punya jenis soal dan jumlah peserta yang berbeda, perusahaan kesulitan memilah soal dan menghitung jumlahnya.Selain itu, lanjut Hamzah, perusahaan pernah meminta kelonggaran waktu pengerjaan selama 60 hari, namun kementerian hanya memberi 25 hari.
Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang mengimbau agar siswa memanfaatkan penundaan ujian nasional untuk memantapkan penguasaan pelajaran. “Jangan sampai mengganggu semangat belajar,” katanya.
Yanti, 16 tahun, siswa SMAN 9 Kendari, Sulawesi Tenggara menilai penyelenggara ujian nasional tidak serius. “Mereka pasti tahu kalau ujian nasional itu dilaksanakan setiap April,” ujarnya. Jeje (17), siswa SMAN 6 Puwatu, Kendari khawatir penundaan ujian nasional ini membuat pengumuman kelulusan molor dan berimbas pada seleksi masuk perguruan tinggi.
Salah satu percetakan yang memenangkan tender mencetak soal Ujian Nasional (UN) 2013, PT Ghalia Indonesia Printing meminta maaf atas keterlambatannya menyelesaikan pekerjaan soal UN 2013. Direktur PT Ghalia Hamzah Lukman mengatakan, keterlambatan ini disebabkan proses packing soal UN yang rumit karena banyaknya variasi soal.
"Ini adalah kejadian yang tak disangka-sangka dan merupakan cobaan berat. Tak ada niatan sedikitpun untuk keterlambatan ini. Kami mohon maaf pada masyarakat Indonesia, semoga diberikan jalan yang terbaik,"kata Hamzah di kantor Kemdikbud Jakarta, Minggu (15/4).
Dia mengatakan, persoalan teknis yang terjadi di perusahaannya yang menyebabkan keterlambatan tersebut dikarenakan banyaknya materi yang tidak tertampung di lokasi. Hal ini menyebabkan proses collecting soal UN ke dalam box distribusi menjadi terhambat.
Hamzah mengatakan, banyaknya materi UN yang dia tangani juga cukup merepotkan. PT Ghalia Indonesia menangani percetakan dan pengepakan soal UN untuk 11 provinsi. Sementara perusahaan lain yang juga memenangkan tender tersebut hanya menangani lima-enam provinsi.
"UN sekarang menjadi lebih rumit, ada 50 variasi soal,"kata Hamzah.
Proyek pencetakan soal UN ini merupakan kali keduanya bagi PT Ghalia Indonesia. Sebelumnya, Ghalia mendapat proyek mencetak soal UN untuk 1 provinsi. Sementara tahun ini menjadi 11 Provinsi.
Dikatakan Hamzah, dia telah mengkomunikasikan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mendapat waktu lebih, yaitu selama 60 hari. Namun waktu yang didapatnya hanya 25 hari. Hamzah pun mengerahkan 500 tenaga kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya dari pekerja normal yang berjumlah hanya 200 orang.
Atas keterlambatan pekerjaan yang dilakukan PT Ghalia ini, Kemdikbud terpaksa menunda pelaksanaan UN di 11 provinsi yang soal-soalnya dikerjakan PT Ghalia. Hamzah berjanji, pekerjaan tersebut dapat seluruhnya selesai pada Senin (15/4) besok.
Ane bikin kesimpulannya ya gan, kementerian dan percetakan pemenang tender sama-sama salah. Kementerian membuat variasi soal yang terlampau banyak, memenangkan PT Ghalia Indonesia Printing untuk menangani 11 provinsi dengan waktu yang sama dengan percetakan lain, dan kurang pengawasan ke pekerjaan percetakannya. Buktinya, "Kalau mencetak saja sudah selesai, namun ternyata, perusahaan juga harus memasukkan soal itu ke dalam kotak yang akan didistribusikan ke rayon di setiap provinsi", ini membuktikan bahwa pemerintah sendiri tidak mengawasi pekerjaan percetakan ini secara ketat. Sumber lain mengatakan bahwa pemerintah baru tahu ada kesalahan teknis ini H-2
PT Ghalia Indonesia Printing memenangkan tender, berarti harus sanggupmelaksanakan proyek dari pemerintah ini sesuai kontrak. Kontraknya sebulan, maka perusahaan harusnya sanggup melaksanakannya sebulan, secara perusahaan pemenang tender apalagi proyek pemerintah kan harusnya sudah lulus persyaratan teknis. Kecuali ada faktor KKN disini
Quote:
Akhir kata ane doakan semua peserta ujian nasional SMA/SMK tahun ini lulus semua, dengan nilai yang memuaskan, dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, ataupun sukses bekerja bagi yang mau langsung bekerja.
Ane juga berdoa semoga kejadian ini tidak terulang di masa yang akan datang, terutama yang dalam waktu dekat ini, yakni UN SMP dan SD
Makasih buat yang udah ngasih rate, cendol, ama yang udah bantu share ke fesbuk. Nih ane kasih tambahan quote yang menurut ane penting buat diketahui
Spoiler for Quote:
Quote:
Original Posted By sikuda►Ini foto kemarin hari senen pas ane turun di bandara Alor, NTT.
Pas mau ambil bagasi, eh ternyata barengan ama soal UN.
Buset, soalnya baru dateng pas yg lain udah ujian. Mana bungkusnya udah ancur gitu.
Bagaimana ini pak mendikbud?
Spoiler for Spoiler 1:
Quote:
Original Posted By Sondag►UN memang bukan yang pertama kali di Indonesia, tapi UN model begini, yang punya 20 variasi soal, itu pertama kali di negeri yang "nyoba" maju ini.
Inti permasalahannya kalau ane liat, "tidak profesional". Seharusnya, orang-orang yang ngurusin ini, bisa kerja lebih baik. Udah tau bahwa UN kali ini lebih rumit, tapi malah bersantai-santai saja sepertinya.
Ane kerja di percetakan nih, ane tau bagaimana pusingnya ngejer Deadline. Sampe-sampe, ane sering nginep di PT cuma untuk ngurusin Deadline. Nyetak soal doang mah gampang, tapi rentetan masalah dibelakangnya yang bikin rumit. Minimal 2 hari seminggu ane pasti nginep di PT, cuma untuk ngurusi Deadline majalah dan novel.
Alasan yang dikasi percetakan benar-benar konyol. Mereka menang tender, seharusnya mau ngitung juga prosesnya. Kalau pemerintah cuma ngasih 25 hari, ya mereka tambahin cost nya untuk nambah orang biar kerja lebih cepet. Emang ga ada orang Planning atau PPIC disitu??pada bego amat si jadi orang
Emangnya ane gatau apa, berapa biaya yang dianggarkan buat UN ini?ane pernah bantuin percetakan nasional ngerjain tender mereka yang didapat dari pemerintah. Cuma nyetakin buku buat puskesmas doang, tipis, kualitas jelek, tapi ane dapat margin 70% dari order normal. Padahal percetakan ane adalah subcont. Bayangkan, mereka (percetakan nasional) yang dapat tender ini, berapa margin yang mereka dapet??? dasar percetakan ini yang ownernya terlalu maruk. ga mau keluarin duit buat nambahin orang, ada aja alasannya
Untungnya, percetakan ane ga ngikutan perang tender soal UN ini. Males soalnya ngurusi tender pemerintah, meski duitnya banyak, tapi kerjaannya ga profesional.
Quote:
Original Posted By anglingkasmala►kalau sudah begini...pada lempar-lempar kesalahan dah....
kita liat aja perkembangnnya..paling2 ntar ini kasus seperti biasanya langsung"mendem"
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Benang kusut terlambatnya naskah soal Ujian Nasional (UN) 2013 di 11 provinsi belum juga terurai. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta percetakan yang berkewajiban menyelesaikan pendistribusian di 11 provinsi justru saling lempar tanggung jawab.
Direktur PT Ghalia Indonesia Printing, Hamzah Lukman, mengatakan bahwa pengerjaan naskah soal UN pada tahun ini cukup menyulitkan lantaran adanya 30 variasi paket soal. Belum lagi masalah durasi waktu pencetakan soal yang diberikan oleh pihak Kemendikbud dinilai terlalu singkat.
"Kami hanya dapat waktu 25 hari padahal idealnya sekitar 60 hari kerja soal sebanyak itu dapat diselesaikan," kata Hamzah seusai jumpa pers UN 2013 di Kemdikbud, Jakarta, Minggu (14/4/2013).
Hamzah juga mengakui bahwa kapasitas gudang yang dimiliki percetakannya tidak cukup besar untuk menampung jutaan eksemplar soal yang selesai dicetak.
"Pekerja kami sampai kesusahan untuk pindah tempat karena soalnya cukup banyak," tambah Hamzah.
Penjelasan dari Hamzah ini lalu menimbulkan pertanyaan, mengapa perusahaan dengan integritas dan kemampuan produksi seperti ini dapat terpilih dalam jajaran pemenang tender? Apalagi, nilai tender yang ditawarkan oleh PT Ghalia Indonesia Printing paling mahal di antara peserta tender yang lain. NIlainya mencapai Rp. 22,5 milyar.
Diubah oleh ajiksip 16-04-2013 15:27
0
45.5K
Kutip
992
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!