inilah..com, Hanover – Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin tertawa lepas menanggapi demo “buka-bukaan dada” di Jerman pada Senin (8/7/2013) oleh kelompok feminis Ukraina, Femen.

Sembari bercanda, Putin bilang suka dengan aksi buka-bukaan dada oleh Femen, sementara menyangkal keras jejak rekamnya atas pelanggaran hak-hak asasi seperti yang dikritik oleh banyak orang Jerman.

Tiga anggota Femen itu memprotes penahanan kelompok band punk Rusia Pussy Riot di seluruh Eropa, jelas bermaksud mengganggu kunjungan Putin ke pameran dagang di kota Hanover, Jerman.

Mereka mencopot baju dan kutang serta meneriakkan slogan sembari menyebut Putin sebagai “diktator”, sebelum mereka diringkus dan ditutupi jaket oleh polisi. “Melihat aksi mereka, ya saya suka,” ujar Putin pada konferensi pers bersama Kanselir Jerman Angela Merkel, tukis Reuters.

Ia menambahkan aksi ini malah ikut mempromosikan pameran dagang Hanover, tapi petugas keamanan Jerman mestinya bisa lebih “lembut” ketika menggelandang mereka.

“Saya tak mendengar apa yang mereka teriakkan. Saya bahkan tidak melihat mereka berambut pirang, cokelat atau cokelat kemerahan. Saya tidak melihat demo ini buruk sekali, meskipun lebih baik mereka berpakaian jika ingin mendiskusikan persoalan politik.”

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov meyebut para demonstran itu sebagai kaum “hooligans” dan mereka harus dihukum. Merkel, yang lahir dan tumbuh di Jerman Timur semasa dikuasai komunis, mengatakan bahwa masyarakat yang bebas punya hak melakukan protes.

Putin dan Merkel melakukan pembicaraan di Hanover pada hari Minggu. Mereka ingin meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara. Namun Merkel tetap menyatakan keprihatinannya mengenai hak-hak asasi manusia di Rusia setelah polisi Rusia menyerang LSM Jerman yang bermarkas di Rusia serta LSM lokal.

Undang-undang mengenai LSM Rusia yang baru mensyaratkan mereka mendaftar sebagai “agen asing” jika mereka bermaksud membiayai LSM dan tak boleh terlibat dalam politik serta tak bermaksud mencampuri urusan politik Rusia.