Ternyata, Handphone Android Bisa Di Gunakan Untuk Bajak Pesawat

Otoritas penerbangan di Eropa dan Amerika Serikat berencana menginterogasi seorang peretas yang menemukan cara mengintervensi komputer penerbangan pesawat yang tengah mengudara. Peneliti masalah keamanan Hugo Teso disebut-sebut mampu “membajak” sistem untuk memasukkan informasi navigasi palsu ke simulator pesawat jet yang bisa membuatnya mengubah arah.

Teso, seorang konsultan keamanan di N.Runs AG di Jerman, melakukan presentasi di Amsterdam tentang skenario yang realistis untuk membajak pesawat dengan aplikasi Android sederhana.

Dia menciptakan simulator dengan menggunakan suku cadang dari pesawat jet asli yang dijual di situs lelang eBay. Celah kelemahan pada sistem manajemen penerbangan dirinci oleh Teso selama presentasi itu.

Teso, yang juga seorang pilot penerbangan komersial berkualifikasi, mengatakan selama empat tahun terakhir dia telah menyelidiki banyak sistem data dan komputer yang berbeda yang membantu pesawat untuk terbang dan bernavigasi dengan aman.

“Aku menduga akan menemukan masalah-masalah keamanan, namun aku tidak menduga bisa menemukannya begitu mudah,” kata dia.
“Sebelumnya aku berpikir harus berjuang keras untuk bisa masuk, namun ternyata tidak sesulit itu.”

Teso berhasil menemukan cara untuk menyusup ke sistem manajemen penerbangan (flight management systems/ FMS) yang ada di banyak jenis pesawat yang berbeda. Dia berencana mengumpani FMS itu dengan data palsu atau perangkap lewat sistem komunikasi radio yang umum dipakai.

Perangkat aviasi lama dibeli lewat eBay untuk membantunya membaca kode yang dijalankan sistem tersebut. Perangkat keras itu digunakan untuk membuat simulator pesawat yang menggunakan sistem ini dan umum ditemukan di pesawat komersial, serta bisa bertukar data lewat radio dengan sistem pengedali lalu lintas udara dan navigasi di dunia nyata.

Kerja laboratorium ini memproduksi sebuah alat penyerang yang bisa mempengaruhi FMS di simulator ketika sedang dalam fungsi “in flight” atau mengudara.

“Saya bisa mempengaruhi panduan dan navigasi pesawat,” katanya seperti dikutip BBC, sembari menambahkan bahwa sistem yang ada punya “batasan-batasan.” ”Diperlukan perencanaan yang cermat dan waktu yang tepat untuk bisa membawa hasil,” kata dia.

Otoritas penerbangan mengklaim komputer penerbangan yang sebenarnya tidak akan terganggu oleh karyanya namun mereka ingin menyelidiki kebih jauh.
Publisitas presentasinya kemarin itu telah membuat Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (European Aviation and Safety Agency/ EASA) dan Badan Penerbangan Federal AS (US Federal Aviation Administration) mendekatinya untuk minta penjelasan lebih jauh, kata Teso. Sekarang ini dia dan N.Runs tempatnya bekerja telah merencanakan serangkaian pertemuan untuk menjelaskan temuannya.

Dalam pernyataannya, EASA mengatakan mereka tahu tentang hasil karya Teso dan presentasinya. ”Presentasi itu didasarkan pada simulator latihan komputer dan tidak mengungkap potensi kerawanan pada sistem penerbangan yang sesungguhnya,” kata EASA. “Ada perbedaan besar antara perangkat lunak FMS di komputer latih dengan perangkat lunak FMS yang melekat (di komputer pesawat).”

Versi yang digunakan dalam komputer penerbangan sudah ditingkatkan untuk menghindari celah kelemahan yang ditemukan dalam sistem pelatihan, tambahnya.

Teso sendiri mengatakan tak perlu dikhawatirkan para peretas jahat akan bisa menggunakan temuannya. ”Anda harus memiliki pengetahuan yang mendalam di bidang penerbangan dan protokolnya, dan tak mudah mendapatkan itu,” ujarnya. Dia juga menegaskan akan terus melanjutkan penelitiannya dan masih banyak “vektor pendekatan” lainnya untuk membajak sistem pesawat.

Terima Kasih Sudah Berkunjung