Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Ekspresi2ndAvatar border
TS
Ekspresi2nd
Gerakan mahasiswa era tahun 70an

Kisah-kisah ketika kampus ITB diduduki oleh tentara, para aktivis dipenjarakan dan diadili,
serta seluruh mahasiswa mogok kuliah.







Prolog

Jauh sebelum adanya “Gerakan Reformasi” di tahun 1998, para mahasiswa ITB di tahun 1978 telah melihat bahwa Pemerintahan Presiden Soeharto sudah mulai keluar dari idealisme-idealisme membangun sebuah bangsa dan negara dengan baik dan benar. Karena media massa saat itu sangat dikontrol oleh Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat tidak bisa mengutarakan pendapat, maka hanya mahasiswa-lah yang mempunyai kesempatan untuk menyampaikan pendapat.

Dengan bersatu-padu, seluruh mahasiswa ITB saat itu melakukan berbagai kegiatan untuk “mengkoreksi” Presiden Soeharto melalui berbagai gerakan moral seperti menerbitkan buku putih dan mogok kuliah. Buku putih berisikan data-data kajian fakta dan juga pemikiran-pemikiran untuk perbaikan bangsa. Namun gerakan moral ini akhirnya di-“gebuk” dengan kekerasan melalui operasi pendudukan kampus ITB oleh tentara. Para tokoh mahasiswanya dipenjarakan di tahanan politik, misalnya di tahanan Cimahi. Panglima Kodam Siliwangi di tahun 1978 adalah Mayor Jendral Himawan Soetanto.




Beberapa tokoh pimpinan mahasiswa saat itu antara lain Heri akhmadi, Rizal Ramli, Indro Tjahjono, Irzadi Mirwan (alm), Al Hilal, Ramles Manampang, Jusman SD, Joseph Manurung, Kemal Taruc dan banyak lagi, ikut memimpin demonstrasi dan juga menuliskan sebuah buku putih. Dari sisi dosen ada nama Wimar Witoelar yang cukup vokal dalam acara-acara demonstrasi.

Inilah kisah tentang sebuah peristiwa yang pertama kali, dan mudah-mudahan terakhir dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia, khususnya di kampus ITB. Kisah-kisah ini dituturkan oleh para alumni ITB angkatan 1977, yang pada saat itu relatif awam dalam berpolitik, namun berada dalam pusaran politik dan menerima dampak yang paling keras:

Diary Kiswanti - pendudukan kampus yang pertama
Saya waktu itu bergabung di unit Keluarga Donor Darah (KDD). Tempat saya tinggal di Jl Pajajaran 79 juga sempat menjadi tempat kumpul beberapa teman-teman pergerakan. Tugas saya membagi-bagikan vitamin dan makanan. Tugas ini dilakukan bersama “Laskar mahasiswi” (Laswi). Inilah tulisan dari diary-ku yang kutemukan. Saya kutip ulang seperti apa adanya. Mohon maaf bila bahasanya “culun” alias bahasa mahasiswi di zaman itu:

21 Januari 1978
sampe sekolah, kampus rame
rupanya tentara abis masuk
kurang ajar!
kenapa sih dari dulu tentara maunya maen kuasa.
mentang-mentang punya senjata!
gua ga rela kampus gua dirudapaksa manusia-manusia gila kuasa....

1 Februari 1978
kampus didudukin tentara
pagi-pagi beta nyelonong masuk sama Nana.
terus nangkring sampe bosen
malem bobo di sekolah dan
pagi-pagi tentara “getaut” dari kampusku.
horeeee...!!


Kronologi Irwan natarahardja tentang pendudukan kampus ITB yang pertama

  • Tengah malam sudah diberitahu oleh salah satu crew radio mahasiswa Radio “8EH” ITB dan rekan-rekan Mahawarman , bahwa menjelang subuh akan dikunjungi “Kalong” atau “Kelelawar” (istilah pada saat itu bagi tentara yang akan datang ke kampus)
  • Sekitar jam 02.00 listrik di kampus dipadamkan. Seingat saya, seluruh lampu dipadamkan dari gardu listrik oleh PLN
  • Jam 02.00 seluruh mahasiswa diminta siap berjaga di sekeliling kampus Ganesha, dan bagi mahasiswa yang membawa motor, diminta untuk diparkir di sekeliling kampus Ganesha dengan menghadap ke jalan raya.
  • Selama jam 02.30 sampai jam 04.00, sudah terlihat sangat samar-samar gerakan manusia disekeliling kampus (pokoknya, kampus ITB dan sekelilingnya…… suanggat guelllappp).
  • Jam 04.00 (saya ragu apakah jam 05.00) mendapat instruksi agar seluruh motor menyalakan lampu yang diarahkan ke jalan raya, langsung terlihat bahwa sekeliling pagar di seberang jalan raya sudah berjajar Tentara.
  • Komandan Mahawarman ITB menghadap Komandan Tentara (yang sudah diketahui dari Kodam Siliwangi) dan melakukan pembahasan. Komandan Mahawarman meminta agar Tentara masuk hanya dari pintu utama Kampus Ganesha di jalan Ganesha dan mulai masuk kampus pada saat Terang Tanah alias sudah fajar.Ternyata mereka setuju.
  • Pasukan Tentara berbaris sekitar 8 jajar memasuki kampus, sesampainya di gerbang “Rene Conrad” mereka dihentikan oleh para mahasiswa senior.
  • Pasukan mendesak masuk untuk menguasai kampus, tetapi seluruh mahasiswa melakukan aksi duduk dengan mengedepankan mahasiswi (pikir-pikir, jahat juga para cowok) sambil menyanyikan Indonesia Raya.
  • Pada saat itu, saya melihat sendiri bahwa para tentara menurunkan senjata dan tameng, dan mendekati akhir lagu, ada beberapa dari mereka yang menitikkan air mata.
  • Pada akhir lagu, mahasiswa meneriakkan, “Merdeka !!”. Hebatnya, tentara juga menyambut teriakan tersebut dengan “Merdeka !!”.


Pasukan mendesak masuk untuk menguasai kampus,
tetapi seluruh mahasiswa melakukan aksi duduk



  • Ternyata, setelah menulis kembali cerita ini, saya merasa bahwa kejadian yang paling mengharukan selama di ITB adalah kejadian tersebut.
  • Tentara tidak meneruskan desakan untuk maju.
  • Sekitar jam 07.00 Rektor dan Purek III datang memberi orasi, yang intinya jangan melawan tentara dengan kekerasan, tetapi dengan Kekuatan Moral.


Mahasiswa dan tentara melakukan kesepakatan bahwa Tentara tidak menyebar dan tidak menduduki kampus, tetapi mahasiswa diminta berkumpul berbaris di Lapangan Bola.



  • Ternyata, pada saat mahasiswa berbaris, Tentara mengumpulkan dan membawa mahasiswa yang tercantum dalam daftar tentara, termasuk seluruh pengurus Dewan Mahasiswa yang baru terbentuk beberapa hari.
  • Sempat timbul kecurigaan sesama mahasiswa, termasuk kepada beberapa mahasiswa angkatan 1977, mengenai bagaimana cara mereka mendapat daftar lengkap pengurus DM.
  • Minggu-minggu selanjutnya, banyak beredar mengenai cerita "Kampus Kuning" sebagai tempat re-indoktrinasi, tetapi sampai saat ini saya belum pernah mendengar langsung mengenai cerita ini.
  • Siangnya hari pertama pendudukan, tentara melakukan penyebaran dan menduduki kampus tetapi tidak menguasai, karena mahasiswa tetap berada di dalam kampus walaupun diusir keluar oleh tentara. Para Senior menginstruksikan agar kampus tidak boleh dikosongkan dari mahasiswa, sehingga banyak yang tidak pulang selama beberapa hari.
  • Malam hari pertama pendudukan, mahasiswa diberi tontonan gratis berupa film “Cintaku di Kampus Biru” yang belum beredar saat itu, sumbangan IOM (Ikatan Orang tua Mahasiswa) di studio milik Unit Liga Film Mahasiswa (LFM).
  • Masyarakat mendukung gerakan mahasiswa dengan mengirimkan makanan bungkus dan buah-buahan. Saya sempat mengalami penerimaan kiriman buah rambutan satu pick-up dari orang tua mahasiswa, dan kita juga membagikan kepada para tentara.
  • Setelah beberapa hari, Pasukan Siliwangi dianggap gagal melaksanakan instruksi pendudukan kampus, maka ditarik kembali ke barak.




LANJUT KE POST BERIKUTNYA
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
54.3K
287
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.