Sebelum membahas misteri ini, ada baiknya kita mengetahui tentang lampu minyak. Lampu minyak adalah lampu yang berfungsi mirip lilin tapi menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya. Minyaknya serta sumbunya pun beragam bahannya. Untuk minyak ada yang menggunakan minyak zaitun,minyak ikan, dan sebagainya. Bagian-bagian lampu minyak ini ada lubang untuk mengisi bahan bakar, lubang tempat api keluar, serta pegangan. Cara kerjanya sumbu akan dimasukkan ke dalam lampu, ujungnya diletakkan di tempat keluarnya api, ujung satu lagi di tempat minyak berada. Api dinyalakan dan akan menyerap minyak sebagai bahan bakarnya untuk membuat api terus menyala selama beberapa waktu.
Kenapa ditemukan di makam-makam? Itu karena dulu orang beranggapan, orang yang meninggal akan membutuhkan cahaya untuk membimbingnya di alam kematian. Jadi diletakkanlah cahaya di tempat seperti itu.
Berikut "Cerita" tentang penemuan lampu ini:
Plutarch, seorang sejarawan Roma, pernah menulis tentang sebuah lampu di pintu kuil Jupiter Ammon, menurut pendeta disana, lampu tersebut tetap menyala selama berabad-abad tanpa bahan bakar dan tidak bisa dipadamkan angin bahkan air.
St. Augustine, seorang filsuf latin (354-430) mendeskripsikan sebuah kuil di mesir dengan lampu yang tidak bisa dipadamkan angin dan air. Dia meyatakan benda ini sebagai buatan iblis.
Pada tahun 527, di Edessa (atau Antioch), Syria, saat pemerintahan kaisar Justinian, tentara menemukan lampu abadi di lengkungan di pintu gerbang. Lampu itu tertutup terlindungi dari udara. Berdasarkan inskripsi yang tertera disana, lampu itu dinyalakan tahun 27. Berarti lampu tersebut telah menyala selama 500 tahun, sebelum akhirnya dihancurkan oleh tentara yang menemukannya
Pada tahun 1401, dekat Roma sebuah lampu ditemukan di makam Pallas, anak dari Raja Troya, Evander. Yang telah menyala selama lebih dari 2000 tahun, tidak bisa dimatikan dengan cara biasa seperti dengan air dan angin. Cara mematikannya hanya dengan mengisap/menghabiskan seluruh cairan aneh yang terdapat di tempat lampu.
Tapi, Pallas juga Evander hanya ada dalam epos Aeneid, dan diragukan makamnya ada di dunia nyata.
Sekitar tahun 1540, pada masa kepausan Paul III, sebuah lampu ditemukan di dekat Jalan Appian di Roma. Makam tersebut diyakini milik Tulliola, anak dari Cicero, seorang orator Roma. Dia meninggal pada tahun 44 Sebelum Masehi. Versi untuk kasus ini bervariasi, ada yang mengatakan ditemukan tahun 1480 dan Tulliola meninggal 45 S.M. Lampu yang ditemukan ini mati dan tidak bisa dinyalakan kembali karena dibukanya pintu makam, dikarenakan "Bertemu" dengan udara.
Pada tahun 1534, saat masa
Raja Henry VIII melakukan pemisahan Gereja Inggris dengan Gereja Katolik Roma dan kejadian Pembubaran Biara, banyak makam yang dijarah. di Yorkshire, sebuah lampu yang menyala ditemukan di makam Constantious Chlorus, ayah dari Konstantinus Agung. Beliau meninggal pada tahun 300, yang berarti lampu itu terus menyala selama lebih dari 1200 tahun.
Di Perancis, dekat Grenoble, pada pertengahan abad ke-17, seorang tentara Swiss muda, Du Praz tak sengaja menemukan pintu masuk makam kuno. Dia menemukan lampu yang menyala dan membawanya ke Biara. Para pendeta pun kaget melihat penemuan itu dan lampu tersebut disimpan di biara, beberapa bulan kemudian seorang pendeta menjatuhkannya dan hancurlah lampu itu. Saat dia tua,
Du Prazmenceritakan ini pada Johann Helfrich Jungken, yang lalu mempublikasikan lewat risalahnya "Curious Experimental Chemistry" Pada 1681
Baptista Porta atau Giovanni Della Porta, dalam risalahnya "Natural Magic", tahun 1550, di Pulau Nesis, teluk Naples, sebuah makam ditemukan dengan lampu menyala terang didalamnya, lampu itu ada di dalam tabung kaca. Namun beberapa saat masuknya udara ke makam, lampu tersebut jadi memucat dan mati dengan cepat. Makam itu dikatakan sudah ada sebelum era Kristus dimulai.
Ludovicus Vives, pada suratnya pada St. Augustine di tahun 1610, menulis tentang ditemukannya lampu di zaman ayahnya, pada 1580 sesudah masehi. Berdasarkan Inskripsi, lampu itu telah menyala selama 1500 tahun tapi hancur berkeping-keping ketika disentuh. Ludovicus tidak sepandang dengan St. Augustine, dia berpikir lampu tersebut adalah hasil penemuan seseorang yang ahli dan bijak, bukan buatan iblis.
Sebuah penemuan lagi terjadi pada sekitar tahun 1500 di dekat Ateste, kota kecil di Padua, Italia oleh seorang dari pedesaan yang sedang menggali di lapangannya, menemukan kotak besar, berpikir menemukan harta karun, dibukalah secara paksa oleh orang itu. Didalamnya ditemukan guci tanah liat, bersama dengan 2 guci kecil, yang satu dari emas dan satu lagi dari perak. Di guci kecil ini ada cairan aneh. Di guci tanah liat, didalamnya ada guci tanah liat kecil yang didalamnnya terdapat lampu yang menyala. Di guci tanah liat luar, terdapat inkripsi dalam bahasa latin yang sekiranya memiliki arti:
"Pelayanan ini dipersembahkan untuk Pluto. Pencuri, jangan menyentuhnya.Tempat ini tidak diketahui karena ada didalam bumi. Maximus Olybius mempersembahkan ini dengan tepat. Benda ini disini sebagai pelindung dirinya dan kekayaanya. Cairan ini tidak bernilai selama istirahatnya"
Dalam Guci kecil berisi inskripsi:
"Pergilah dari sini, pergilah pencuri. Kau, yang berwajah dan berpakaian seperti mata-mata. Pergilah secepat merkurius, dengan topi dan caduceusnya. Tinggalkan persembahan hebat Maximus Olybius untuk Pluto"
Berdasarkan manifesto Fama Fraternatis, makam Christian Rosenkreuz, pendiri Persaudaraan Rosicrucian, dibuka 120 setelah kematiannya oleh orang desa. Didalamnya ditemukan lampu yang menyala terang, tapi saat orang itu semakin masuk dan tanpa sengaja menginjak sesuatu (mungkin pemicu) di lantai, Automaton didalam makam itu bergerak mekanis dan menghancurkan lampu tersebut dengan tongkat. Maka lampu itu tetap menjadi rahasia.
Dikatakan ada 2 lampu yang disimpan di Universitas Leyden. Tapi tidak ada info lebih lanjut mengenai benda ini disana.
Selain itu lampu ini ditemukan juga di makam tersegel dekat Memphis dan Kuil Brahmin di India, tapi ketika udara masuk, api mati dan membuat bahan bakar menguap. Ada yang mengatakan juga lampu abadi ditemukan di berbagai penjuru dunia.

(Lampu "Abadi" dari Jepang menggunakan sistem pompa udara)