YOGYAKARTA- Aksi premanisme kembali terjadi di Kota Yogyakarta. Ironisnya, kekerasan itu terjadi di dalam Benteng Kraton Yogyakarta, tepatnya di warung angkringan yang berada di Jalan Kadipaten Kulon, Kraton, Yogyakarta, pagi tadi sekira pukul 04.15 WIB.

Tiga orang menjadi korban pembacokan yang dilakukan oleh sekira enam orang gerombolan preman bersenjata pedang. Para korban kini menjalani perawatan medis di PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Korban yang menderita luka paling parah yakni Eko Setiawan (26) asal Wonosari, Gunungkidul, DIY. Penjaga warnet di wilayah Condong Catur, Depok, Sleman, itu menderita luka bacok pada bagian muka membentang horisontal tepat pada bagian kedua pipinya.

"Yang satu masih kritis karena dibacok mengenai mukanya," kata Kanit Reskrim Polsekta Kraton, Ipda Bambang Sunaryo dikonfirmasi Okezone, Sabtu (6/4/2013).

Motif dari aksi kekerasan itu diduga hanya salah paham antara korban dan kelompok pelaku yang diduga preman tidak saling kenal. "Terjadi adu mulut satu sama lain dan berakhir pada perkelahian," paparnya.

Dua korban lainnya atas nama Reiza Ismawadi (21) warga Suryowijayan, Matrijeron, Kota Yogyakart, menderita luka bacok pada pergelangan tangan.

Sedangkan korban terakhir yaitu Ahmad Fuad, yang sama-sama bekerja sebagai penjaga warnet bersama Eko. Ahmad dibacok di bagian kepala, namun dia masih beruntung karena mengenakan helm.

Meski helm yang dikenakan pecah, tetapi senjata tajam yang dipakai kelompok preman itu tidak mengenai pada bagian kepalanya.

"Kita dibantu Polres dalam penanganannya. Masih lidik siapa kelompok pelakunya," paparnya.

Penjual angkringan, Budi Partono (60), warga Kadipaten Kulon, Kraton, Yogyakarta mengaku, takut insiden pembacokan itu terjadi lagi. Dia tidak mengira aksi kekerasan itu terjadi di hadapannya.

"Enggak tau masalahnya apa, cuma tau-tau ada perkelahian. Setelah kejadian, pelakunya langsung pergi begitu saja," katanya.