sembakomurahAvatar border
TS
sembakomurah
Beasiswa itu Enak? pikir lagi



Ada beasiswa untuk orang-orang terpilih. Mereka umumnya (hampir) jenius, dipilih untuk nanti dibajak dan dipekerjakan untuk kepentingan donor. Tidak apa-apa, agan senang kami senang. Pihak donor untung karena dapat otak dan tenaga yang mampu memajukan perusahaan. Pekerja senang karena dapat gaji besar dan merasa dihargai.
Tapi banyak beasiswa yang diberi karena “kasihan”. Beasiswa ini diberi secara massal. Ada juga diantara penerima orang yang terpilih, tapi sebenarnya banyak juga yang biasa-biasa saja.
Seperti ane tulis diatas, beasiswa ini diberikan atas dasar kasihan. Pemberi gemas melihat negara penerima tidak memberi anak-anaknya sekolah yang cukup tinggi untuk memajukan bangsanya. Merekapun turun tangan. Kemari biar ane sekolahkan, ane beri uang.
Ibarat pengemis di perempatan jalan yang lebih senang diberi daripada bekerja, dan rakyat yang sudah ketagihan makan subsidi, pemerintah pun dengan senang hati menadahkan tangan menerima pemberian ini. Setali tiga uang, pelajar dan pekerja yang menganggap dirinya pintar pun berbondong-bondong mengajukan diri. Menunjukkan diri bahwa saya, negara saya, tidak punya uang untuk menyekolahkan saya.
Coba agan lihat, siapakah penerima beasiswa negara lain? Malaysia? Tidak, pemerintah mereka punya uang dan harga diri. Singapura? No way, mereka kaya. Cina? Sebagian punya uang dan sebagian punya keberanian. Mereka berjuang untuk bisa hidup dan sekolah di negeri orang. Walau penduduk kami terbesar di dunia, tidak perlu memberi kami beasiswa sebanyak itu.
Ternyata tak ada bedanya pengemis, rakyat biasa, pekerja dan pelajar berpendidikan, dan pemerintah. Semakin diberi semakin senang, tidak ada visi dan upaya bagaimana beberapa tahun lagi ane akan bisa hidup dengan kaki sendiri.
Beberapa tahun ini ada beasiswa yang disediakan pemerintah. Diambil dari uang rakyat. Tapi kalau agan tau dan punya pengalaman, dapat beasiswa ini perlu perjuangan dan sering menjadi menyedihkan.
Menyedihkan karena yang membuat sengsara adalah pihak kita sendiri. Mereka yang seharusnya mengurus kita. Jika tidak berjuang keras di luar negeri kita akan terlantar atau gagal. Agan yang seharusnya cuma belajar dan menemukan sesuatu masih dibebankan oleh hal lain yang tidak pernah agan bayangkan jika di negeri sendiri.
Bayangkan uang yang sudah menjadi hak agan untuk hidup disini ditahan dan dibayarkan beberapa bulan di depan. Apakah makan bisa ditunda? Bagaimana dengan sewa rumah? Jika agan diusir karena tidak bisa membayar, kemana harus tinggal?
Hidup dengan beasiswa ini perlu perjuangan luar biasa besar. Bukan untuk sekolah, tapi untuk urusan yang seharusnya bukan urusan agan. Tidak ada kata lain, yang harus dilakukan untuk survive adalah bekerja membanting tulang.
Tidak jarang mereka yang di tempat asal punya posisi tinggi bahkan pejabat terpaganng harus menjadi cleaning service, membersihkan toilet orang asing.
Jadi apakah sekolah dengan beasiswa itu enak? Itu terserah agan
0
5.9K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.