Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di Jakarta. FPI sebagai sayap juang, FPI memiliki kelompok Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter dari organisasi islam.
FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler.
Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan.
Latar belakang pendirian FPI sebagaimana diklaim oleh organisasi tersebut antara lain:
1. Adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.
2. Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.
3. Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta ummat Islam.
Pada tahun 2002 pada tablig akbar ulang tahun FPI yang juga dihadiri oleh mantan Menteri Agama dan terdakwa kasus korupsi Dana Abadi Umat (DAU), Said Agil Husin Al Munawar, FPI menuntut agar syariat Islam dimasukkan pada pasal 29 UUD 45 yang berbunyi, "Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" dengan menambahkan "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" seperti yang tertera pada butir pertama dari Piagam Jakarta yang dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945 ke dalam amandemen UUD 1945 yang sedang di bahas di MPR sambil membawa spanduk bertuliskan "Syariat Islam atau Disintegrasi Bangsa".
Sebutan/gelar habib di kalangan Arab-Indonesia dinisbatkan secara khusus terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Fatimah az-Zahra (berputra Husain dan Hasan) dan Ali bin Abi Thalib atau keturunan dari orang yang bertalian keluarga dengan Nabi Muhammad (sepupu Nabi Muhammad). Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah bin Nabi Muhammad. Di lain pihak Ali bin Abi Thalib juga memiliki keturunan dari isteri-isteri lainnya. Gelar Habib tersebut terutama ditujukan kepada mereka yang memiliki pengetahuan agama Islam yang mumpuni dari golongan keluarga tersebut. Gelar Habib juga berarti panggilan kesayangan dari cucu kepada kakeknya dari golongan keluarga tersebut. Diperkirakan di Indonesia terdapat sebanyak 1,2 juta orang yang masih hidup yang berhak menyandang sebutan ini. Di Indonesia, habib semuanya memiliki moyang yang berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Berdasarkan catatan organisasi yang melakukan pencatatan silsilah para habib ini, Ar-Rabithah, ada sekitar 20 juta orang di seluruh dunia yang dapat menyandang gelar ini (disebut muhibbin) dari 114 marga. Hanya keturunan laki-laki saja yang berhak menyandang gelar habib.
Quote:
Original Posted By TukangRogolBabu►namanya agama
yang bener itu yang ngajarin kebaikan
biarpun ngawang2, terlalu teoritis, multi persepsi, ga peduli
dan islam secara terang-terangan gelap gelapan menganjurkan perang
ts juga bodoh kalo terorisme itu beda sama jihad
sekarang bukan jaman dulu pake pedang dan kekuatan massa
sekarang jaman teknologi, makanya islam di dunia ga berdaya, karena otaknya terlalu dikerahkan ke muhammad dan aloh, jadinya ga bisa digunakan buat hal2 yang membangun
kalo terorisme bom bunuh diri bukanya jihad
mau gimana lagi cara lawan amerika dan sekutunya yang dibenci oleh islam karena bukan "islam"
dan yang melakukan bom bunuh diri, yang nyuruh kelasnya juga uda ulama yang keislamanya jauh lebih tinggi daripada debater kaskus yang islam
liat aja istri2 teroris rata2 pakai burqa, sempet2nya solat dimasjid, kalo ketangkep banyak buku2 agama dimarkasnya. Mereka hidup uda sesuai quran
liat juga kelakuan fpi dan kawan2
mereka ulama coy
naif sekali kalo bilang mereka salah mengartikan ajaran islam
kalaupun mayoritas islam diindo masih toleransi dengan agama lain karena indo bukan negara islam, dan pemeluk islam ga terlalu paham islam, dan hati nuraninya masih baik
Quote:
Original Posted By IkutNyolot►Siapa bilang muhammad ga ngijinin wanita di bantai?
Baca lagi sejarahnya.
Yang jelas, moral dalam islam itu ga konsisten. Apalagi klo yang murni diajarin ama muhammad. Dan ini udah berulang kali gw bahas.
Arti jihad yang lebih damai itu, merupakan hasil evolusi pemikiran. Dan ini dorongan ini sebenarnya karena pengaruh luar bukan datangnya sejati dari ajaran islam itu sendiri.
So, aksi bom bunuh diri itu bukan jihad?
Yeah right....
Ditengah2 semakin majunya pemikiran manusia maka ajaran-ajaran murni muhammad akan semakin usang dan ga bisa dipakai lagi. Oleh karena itulah pemikiran baru dalam islam yang lebih damai berkembang. Karena seperti yang kita tahu, arah perkembangan sekarang menunjukkan pemikiran-pemikiran yang mengutamakan perdamaian dan nilai philosophi tinggi yang tidak mengedepankan emosi jauh dianggap lebih menarik dan lebih (klo boleh dibilang) "bertuhan".
Karena itulah philosophi Zen laris manis, pemikiran budha dianggap lebih mulia, ajaran yesus makin berkembang dan memukau banyak orang, serta philosophi mahatma gandhi dipuja-puja.
Kenapa?
Karena jauh dalam keinginan manusia normal, adalah dunia yang penuh dengan kedamaian. Dan orang-orang seperti apa atau pemikiran seperti apa yang harus ada dimuka bumi agar kedamaian tercipta?
Tentu saja harus berisi orang-orang seperti sidharta, yesus, mahatma gandhi, dan orang-orang lain yang sejenis.
Karena mereka adalah orang-orang yang mengajarkan moral yg tidak egois secara konsisten. Dan tentu saja berbeda dengan muhammad, yang merupakan kebalikan dari mereka.
Gw sendiri pribadi menilai, ajaran jihad versi muhammad tidak akan memberi dampak yang baik terhadap perdamaian.