Jakarta - Partai Gerindra melarang semua anggotanya di DPR untuk ikut kunjungan ke luar negeri. Studi banding dianggap kedok anggota DPR berwisata ke luar negeri."Bagi Gerindra, agenda kunjungan kerja tersebut hanya pemborosan. Dan merupakan alasan saja untuk melakukan wisata ke luar negeri dengan uang rakyat. Kedok studi banding harus dicegah," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dalam siaran pers, Kamis (4/4/2013).Partai Gerindra, menurut Fadli, sejak awal telah melarang seluruh kadernya di DPR untuk melakukan studi banding ke luar negeri. Moratorium studi banding dilakukan hingga 2014."Di era kemajuan teknologi ini, kegiatan tersebut tak lagi relevan. Internet dan kajian akademisi sudah sangat maju tersedia di berbagai jurnal internasional. Dan itu dapat diakses dari mana pun," katanya.DPR kembali melakukan kegiatan studi banding ke luar negeri. Kali ini, Komisi III DPR RI akan mengunjungi Rusia, Perancis, Inggris dan Belanda pada 14-19 April 2013 nanti. Sementara Komisi I DPR akan melakukan fungsi pengawasan terkait industri pertahanan ke Ukraina dan Turki pada 13-19 April mendatang."Tahun ini dianggarkan lebih dari 21 triliun rupiah, dikucurkan dari APBN untuk perjalanan dinas. Ini merupakan pemborosan. Selain itu, studi banding ke luar negeri merupakan bentuk penghinaan intelektualitas terhadap para akademisi Indonesia. Sepertinya tak ada lagi orang kita yang pandai di negeri ini," katanya.Menurutnya, lebih baik DPR meningkatkan pemberdayaan lembaga penelitian yang tersebar di Indonesia. Kita punya banyak perguruan tinggi, pusat-pusat kajian, termasuk LIPI, Lemhannas, BPPT, dan lembaga kajian lainnya."Kalau ini dilakukan, tak perlu lagi yang namanya studi banding ke luar negeri. DPR juga bisa mencontoh Kongres di AS yang memiliki perpustakaan besar dan lengkap yang dinamakan Library of Congress. Di sanalah bahan kajian undang-undang bisa dicari dan digali," tandasnya. http://m.detik..com/news/read/2013/04/04/145600/2211585/10/gerindra-studi-banding-kedok-dpr-wisata-ke-luar-negeri