Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

prassiranAvatar border
TS
prassiran
Cerita Gedung Setneg, Tempat Sosialita Batavia Bercengkrama
@IRNewscom I Jakarta: LANTAI 3 Gedung Sekretariat Negara terbakar Kamis (21/3) petang. Presiden Susilo Yudhoyono yang sedang memimpin rapat kabinet menghentikan rapat, keluar dari ruang rapat kepresidenan dan langsung menghampiri sekitar lokasi kebakaran itu.

Gedung itu berada dalam kompleks Istana Merdeka-Istana Negara, yang terletak di lingkar Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Juanda, dan Jalan Veteran III, Jakarta Pusat.

Bagaimana sejarah gedung itu?
Menurut sejumlah sumber, gedung itu dulu didirikan pada masa pemerintahan Belanda pada 1810. Gubernur Jenderal Belanda pada saat itu, Reiner de Klerk, sendiri yang menyuruh didirikannya gedung itu pada 1776.

Pemerintah penjajahan Belanda menamai gedung itu Harmonie Societiet, tempat pembesar-pembesar saat itu bersosialisasi dan saling berbagi cerita, sementara para nyonyanya bersenang-senang menghabiskan waktu.

Hingga "zaman normal", begitu istilah orang-orang tua menjelang Perang Dunia II, gedung itu masih difungsikan sebagai tempat kalangan jet set Batavia bersenang-senang atau berdiskusi. Selepas kemerdekaan Indonesia, masyarakat menamakannya sebagai Gedung Harmonie, sesuai nama kawasan tersebut.

Jauh sebelum difungsikan sebagai tempat kongkow, Gedung Harmonie adalah benteng pertahanan militer dinamakan Rijkwijk, di luar kota Batavia sebagai penjaga arus masuk kota dari arah selatan.

Kota Batavia saat itu jauh lebih sempit ketimbang Jakarta saat ini. Gedung itu sempat tidak terurus, dan terbakar dalam kerusuhan pertama Tionghoa pada 1740.

Pemerintahan berganti di Hindia Belanda, dan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels alias 'Raden Mas Galak' pada memerintah pada 1808 hingga 1811. Daendels memerintahkan pembenahan kawasan Harmonie, dan membangun satu istana gubernur jenderal yang lebih megah dan patut, serta membangun gedung hiburan. Bangunan terakhir itulah yang kemudian lagi-lagi dinamakan Gedung Harmonie.

Setelah Daendels tidak lagi menjadi gubernur jenderal, tiba kepemimpinan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles dari Inggris. Inggris menguasai Hindia Belanda saat itu, sebagai akibat dari kekalahan Belanda dan Spanyol atas Inggris. Sempurnalah Gedung Harmonie alias Harmonie Societeit berdiri megah pada 1868, bertepatan dengan ulang tahun ratunya, Ratu Charlotte.

Entah apa alasannya, apakah itu karena semangat nasionalisme anti-penjajahan atau yang lain, Gedung Harmonie yang berbatasan langsung dengan Istana Merdeka (menghadap Jalan Medan Merdeka Utara) dan Istana Negara (menghadap Jalan Juanda) dirubuhkan pada masa pemerintahan Orde Baru pada Maret 1985.

Padahal, banyak negara maju melestarikan gedung-gedung penting bersejarahnya. Namun, Gedung Harmonie dirubuhkan begitu saja, sebagian menjadi Gedung Sekretariat Negara. Sebagian lagi diganti lahan aspal untuk parkir.

Sumber: http://indonesiarayanews.com/news/kr...a-bercengkrama
0
1.5K
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.