Pemerintah Kaji Teknologi Proyek Kereta Super Cepat
Pemerintah pelajari sistem operasional kereta cepat di Eropa dan Asia.
Kamis, 4 April 2013, 12:32

VIVAnews - Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, menyatakan, pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, masih mengkaji proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya.

"Masih studi. Kami ingin melihat opsi untuk berbagai sistem," ujar Bambang di Jakarta, Kamis 4 April 2013.

Bambang menjelaskan, pemerintah mempelajari sistem operasional kereta cepat yang ada di Eropa, Jepang, Spanyol, dan China untuk menerapkan serta mengembangkan teknologi yang ada.

"Kalau nanti dalam pengembangan lebih lanjut pakai teknologi lain, kami mau teknologi yang sudah terpasang itu diintegrasikan. Kami tidak mau login dengan satu jenis teknologi," kata Bambang.

Kementerian Perhubungan mengharapkan desain cetak biru (blue print) kereta super cepat ini selesai pada awal 2015. Pemerintah juga mengkaji untuk melibatkan swasta untuk menggarap proyek ini.

"Kami lihat dulu apakah bisa dibiayai swasta atau tidak. Karena pembiayaan dari swasta lebih cepat," kata dia.

Bambang mengatakan, kecepatan maksimal kereta super cepat itu disesuaikan dengan batas keamanan.

"Kalau kami lihat, jarak Jakarta-Surabaya itu kira-kira 750 km. Kalau pun kereta bisa ini lari dengan 250-300 km per jam, juga pasti tidak full speed terus, pasti akan melambat," kata Bambang.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memang berencana untuk membangun kereta super cepat dengan rute Jakarta-Surabaya. Kereta ini dirancang mampu menempuh tiga jam perjalanan melalui sembilan stasiun, yaitu Jakarta (Manggarai), Cikampek, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang (Poncol), Gambringan, Cepu, dan Surabaya. (art)
sumbernya