- Beranda
- Berita dan Politik
(Sesuai dengan keinginan Kaskuser.. ) Juni 2013, Tarif KRL Dihitung Per Stasiun
...
TS
PuncJayaWijaya
(Sesuai dengan keinginan Kaskuser.. ) Juni 2013, Tarif KRL Dihitung Per Stasiun
Juni 2013, Tarif KRL Dihitung Per Stasiun
JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai Juni 2013, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) akan memberlakukan sistem baru penentuan tarif perjalanan kereta api listrik (KRL) di Jabodetabek. Biaya KRL akan ditentukan berdasarkan tujuan keberangkatan, bukan berdasarkan perjalanan kereta itu sampai tujuan.
Penentuan besarnya tarif pada perjalanan KRL dilakukan melalui mekanisme penghitungan minimal. Pada lima stasiun pertama dari stasiun keberangkatan, penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp 3.000. Untuk stasiun selanjutnya, tarif dihitung per tiga stasiun dengan tarif Rp 1.000. "Sehingga tiket yang dibayar penumpang akan fair. Ini, kan, bisa hemat banyak," kata Dirut PT KAI Ignatius Jonan di Stasiun Gambir, Selasa (2/4/2013).
Jonan mengatakan, ini merupakan awal sosialisasi sekaligus proses uji coba demi meningkatkan pelayanan kereta. Menurutnya, penyesuaian tarif per stasiun akan diberlakukan bersamaan dengan penerapan e-ticketing yang akan diimplementasikan di 60 stasiun di Jabodetabek.
Mekanisme tarif dengan menghitung jumlah stasiun juga dilakukan untuk mempermudah penumpang dalam menghitung biaya yang harus dikeluarkan saat akan melakukan perjalanan KRL. Selain itu, penerapan mekanisme ini diharapkan mampu menarik masyarakat untuk beralih ke moda transportasi masal.
"Bayangkan, bila melewati delapan stasiun, hanya dikenakan biasa Rp 4.000. Kalau naik ojek, bisa sampai Rp 50.000 itu," kata Jonan.
Meski demikian, besarnya tarif ini baru perkiraan. Tarif sesungguhnya akan ditentukan pada akhir Mei mendatang. Menurut Jonan, tarif tersebut tidak akan jauh berbeda dari tarif perkiraan ini. Jonan berharap, dengan diberlakukannya tarif per stasiun, dapat terwujud sistem tarif yang adil untuk semua pengguna jasa KRL di Jabodetabek, khususnya bagi penumpang yang melakukan perjalanan dalam jarak dekat.
Editor :
Laksono Hari W
ember
Kabar baik ditengah kabar buruk (berjubelnya komuter pada saat jam sibuk sejak 1 April ini )
Terima kasih kepada momod yg telah menjadikan Thread ttg pelayanan publik ini menjadi HT.
Dapat kita tarik kesimpulan :
1. System ini akan berjalan bila electronic ticketing sudah diterapkan.
Kemungkinan akan seperti pulsa pra bayar gan, jadi agan menggesek kartu di stasiun awal dan stasiun akhir, otomatis pulsa anda terpotong, jadi ga bakalan bisa bo'ong
2. Sesuai dengan perhitungan agan dibawah, dengan system pembayaran ini, komuter yg perjalananya paling jauh tetap membayar sama (Rp 9000) kecuali jalur lingkar yg memang sangat jauh.. lagian siapa se yg naik KRL dr Bogor ke Jatinegara melalui jalur lingkar ?
3. Pada pengguna KRL yg tidak rutin, perlu juga diantisipasi, bagaimana system pembayaran mereka (Terutama pada masyarakat yg belum melek teknologi)
Semoga Transportasi massal semakin jaya, bukan hanya di Jabodetabek tapi diseluruh kota2 besar di Indonesia
JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai Juni 2013, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) akan memberlakukan sistem baru penentuan tarif perjalanan kereta api listrik (KRL) di Jabodetabek. Biaya KRL akan ditentukan berdasarkan tujuan keberangkatan, bukan berdasarkan perjalanan kereta itu sampai tujuan.
Penentuan besarnya tarif pada perjalanan KRL dilakukan melalui mekanisme penghitungan minimal. Pada lima stasiun pertama dari stasiun keberangkatan, penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp 3.000. Untuk stasiun selanjutnya, tarif dihitung per tiga stasiun dengan tarif Rp 1.000. "Sehingga tiket yang dibayar penumpang akan fair. Ini, kan, bisa hemat banyak," kata Dirut PT KAI Ignatius Jonan di Stasiun Gambir, Selasa (2/4/2013).
Jonan mengatakan, ini merupakan awal sosialisasi sekaligus proses uji coba demi meningkatkan pelayanan kereta. Menurutnya, penyesuaian tarif per stasiun akan diberlakukan bersamaan dengan penerapan e-ticketing yang akan diimplementasikan di 60 stasiun di Jabodetabek.
Mekanisme tarif dengan menghitung jumlah stasiun juga dilakukan untuk mempermudah penumpang dalam menghitung biaya yang harus dikeluarkan saat akan melakukan perjalanan KRL. Selain itu, penerapan mekanisme ini diharapkan mampu menarik masyarakat untuk beralih ke moda transportasi masal.
"Bayangkan, bila melewati delapan stasiun, hanya dikenakan biasa Rp 4.000. Kalau naik ojek, bisa sampai Rp 50.000 itu," kata Jonan.
Meski demikian, besarnya tarif ini baru perkiraan. Tarif sesungguhnya akan ditentukan pada akhir Mei mendatang. Menurut Jonan, tarif tersebut tidak akan jauh berbeda dari tarif perkiraan ini. Jonan berharap, dengan diberlakukannya tarif per stasiun, dapat terwujud sistem tarif yang adil untuk semua pengguna jasa KRL di Jabodetabek, khususnya bagi penumpang yang melakukan perjalanan dalam jarak dekat.
Editor :
Laksono Hari W
ember
Kabar baik ditengah kabar buruk (berjubelnya komuter pada saat jam sibuk sejak 1 April ini )
Terima kasih kepada momod yg telah menjadikan Thread ttg pelayanan publik ini menjadi HT.
Dapat kita tarik kesimpulan :
1. System ini akan berjalan bila electronic ticketing sudah diterapkan.
Kemungkinan akan seperti pulsa pra bayar gan, jadi agan menggesek kartu di stasiun awal dan stasiun akhir, otomatis pulsa anda terpotong, jadi ga bakalan bisa bo'ong
2. Sesuai dengan perhitungan agan dibawah, dengan system pembayaran ini, komuter yg perjalananya paling jauh tetap membayar sama (Rp 9000) kecuali jalur lingkar yg memang sangat jauh.. lagian siapa se yg naik KRL dr Bogor ke Jatinegara melalui jalur lingkar ?
3. Pada pengguna KRL yg tidak rutin, perlu juga diantisipasi, bagaimana system pembayaran mereka (Terutama pada masyarakat yg belum melek teknologi)
Semoga Transportasi massal semakin jaya, bukan hanya di Jabodetabek tapi diseluruh kota2 besar di Indonesia
Diubah oleh PuncJayaWijaya 04-04-2013 05:42
0
34.2K
610
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
677.9KThread•47.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya