Sistem pembatasan kendaraan untuk mengurai macet dengan sistem ganjil-genap mulai dijadikan lahan bisnis. Guru besar FH UI Hikmahanto Juwana dimintai uang Rp 500 ribu saat meminta nopol genap untuk kendaraan yang dibelinya.

"Saya dimintai uang Rp 500 ribu ketika meminta nompol genap di dealer mobil," kata Hikmahanto kepada detikcom, Kamis (28/2/2013).

Hikmahanto mengatakan, dia meminta nomor genap karena di rumah sudah ada kendaraan yang bernomor ganjil. Menurutnya nomor yang dia minta bukan nomor cantik, hanya nomor yang biasa saja.

"Saya tidak minta nomor cantik, hanya nomor biasa saja," katanya.

Hikmahanto menilai kebijakan sistem ganjil-genap dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu. Menurutnya permintaan uang sebesar Rp 500 ribu tidak jelas untuk siapa.

"Menjadi pertanyaan apa yang menjadi dasar hukum atas pengenaan biaya ini? Ke mana biaya ini disetor? Apakah menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)?" tanyanya.

Hikmahanto menilai sebaiknya kepolisian melakukan investigasi atas masalah ini dan menyampaikan hasilnya ke publik sehingga ada transparansi. "Jadi nanti bisa ketahuan ini ulah oknum atau bukan," katanya.

Hikmahanto mengatakan, Gubernur Jokowi juga perlu melakukan evaluasi ketat dan melakukan tindakan cepat atas penyimpangan bila kebijakan nomor ganjil dan genap hendak diberlakukan.

Ini merupakan kasus kedua yang terungkap. Pada Rabu kemarin, mantan Ketua PPATK Yunus Husein dimintai uang Rp 950 ribu saat meminta nomor genap untuk mobil yang dibelinya di dealer. Dealer itu beralasan bahwa uang itu untuk 'oknum petugas'. Sedangkan temannya ditarik Rp 3 juta untuk mengubah nomor ganjil jadi genap.

Polisi mengimbau agar konsumen yang membeli kendaraan bersikap kritis. Bila ada yang nekat meminta biaya pelat nomor untuk memesan pelat ganjil atau genap kala membeli mobil baru agar melapor.

"Warga agar berani melapor," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Kombes Pol Chryshnanda Dwilaksana saat dikonfirmasi detikcom.

[url]http://news.detik..com/read/2013/02/28/125156/2182110/10/minta-nopol-genap-untuk-mobil-baru-hikmahanto-dimintai-uang-rp-500-ribu?9911012[/url]

lapor kemana pak? dari jaman dulu juga bilang lapor,gimana mau ilang pungli wong pake sistem setoran