Liputan6.com, Jakarta : Kasus penyalahgunaan unit di Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, menimbulkan banyak perselisihan di kalangan warga rusun. Terdapat beberapa kasus antara pemilik lama dan penghuni baru.

Wakil Ketua RW 10 Rusunawa, Didik Suwandi mengatakan, pemilik asli hendak mengambil kembali unitnya sebelum pemutihan yang sudah terjadi beberapa kali.

"Salah satu kasusnya terjadi pada Minggu 31 Maret lalu. Kasus itu menimpa pemilik warnet di Blok Hiu Cluster A, Unit Nomor 14D, Darmanto," ujar Didik di Rusun Marunda, Jakarta, Senin (1/4/2013).

Menurutnya, penyalahgunaan unit itu sering terjadi. Misalnya yang dialami salah satu penghuni Rusun Marunda bernama Darmanto. Darmanto sudah membayar tunggakan kepada pemilik asli dalam proses pemutihan, agar unit itu bisa menjadi miliknya. Namun pemilik asli, yang diketahui bernama Rosmaini, menunjukkan penolakan dengan cara menyegel unit yang diputihkan Darmanto.

Didik sempat menunjukkan kwitansi pemutihan milik Darmanto yang tertera telah membayar biaya pemutihan tersebut senilai Rp 2.925.000 dan telah diterima oleh staf (Perumahan dan Rusun) bernama Fudjio.

Dia mengatakan, sudah ada 57 penghuni unit yang melakukan pemutihan. Maka dari itu, lanjut Didik, warga berharap nantinya pihak pengelola bisa memberikan kebijakan untuk memecahkan masalah yang mendera penghuni rusun.

"Makanya kita ingin minta ada semacam segel atau tanda bagi mereka yang melakukan pemutihan," terangnya.

Selain kasus Darmanto, kejadian serupa juga sempat terjadi di unit 312, Blok Bandeng, 408 Blok Bandeng, dan 502 Blok Bawal. Sebelum pemutihan, mereka dipindahkan sementara ke unit 410 (Bandeng) , 215 (Bandeng) , dan 513 (Bawal) yang didobrak langsung oleh warga.

"Inisiatif kami sendiri (mendobraknya). Kosong kok. Kasihan yang diusir mau ditaruh di mana. Toh, udah diajarin Pak Ahok cara dobrak pintu," cetus Didik. (Frd)


source : http://news.liputan6.com/read/550365...penghuni-resah