VIVAnews - Polisi menjaring sekitar 1.300 piranti lunak tak berlisensi alias software bajakan pada dua perusahaan di Jakarta Selatan. Dalam razia terbesar sejak 2006 ini diketahui ada empat piranti lunak yang paling laku dibajak.

Empat software yang laris dibajak di Indonesia yaitu Microsoft, Autodesk, Adobedan Symantec. "Sebanyak 70 persen dari perusahaan yang dirazia menggunakan software tanpa lisensi," kata kuasa hukum Business Software Alliance (BSA) Benhard P Sibarani, di Jakarta Selatan, Selasa, 17 Maret 2009.

Alhasil, perusahaan yang menggunakan produk software berlisensi alias piranti lunak asli hanya sekitar 30 persen. Hal ini disebabkan karena, perusahaan melihat penggunaan software asli itu menjadi sumber biaya (cost center) yang lumayan besar.

Padahal, seharusnya penggunaan piranti lunak berlisensi seharusnya dipandang sebagai aset bagi kemajuan bisnis perusahaan. "Kerugian penggunaan piranti lunak ilegal sangat besar," kata Benhard.

Razia yang diadakan Markas Besar Kepolisian di Jakarta Selatan berhasil menjaring 800 unit komputer dan 30 unit server. PT IT menggunakan 4.000 unit software, 300 unit software diantaranya tidak berlisensi.

Pada razia 11 hingga 13 Februari 2009, Mabes Polri menindak salahsatu perusahaan jasa keuangan di Jakarta. Dari 600 unit komputer dan 50-an unit server yang diperiksa, ditemukan 1.000 unit software tanpa lisensi dari perusahaan software.