Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yantiqueAvatar border
TS
yantique
Kelakuan SBY & Marzuki Persis Anak Kecil. Sementara Kebutuhan Rakyat Semakin Sulit!
Pakar Psikologi UI: Kelakuan SBY dan Marzuki Alie Persis Anak Kecil ! Marzuki jangan Tiru SBY yang Lebay !
Thu, 28/03/2013 - 13:05 WIB

JAKARTA- SBY dan Marzuki Alie dalam sorotan publik karena persis anak kecil yang perang mulut, padahal SBY presiden dan Marzuki Ketua DPR, tapi keduanya sudah sama merengeknya kayak anak kecil Oleh sebab itu, Marzuki Alie jangan tiru SBY, jangan perdulikan rengekan SBY, sebab SBY udah Lebay.. Sikap Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua DPR Marzuki Alie yang saling berbalas short message service (SMS), dinilai sebagai perilaku kekanak-kanakan dan tidak mencerminkan kedewasaan berpolitik. "Kayak anak kecil. Kalau lagi mutung-mutungan kan dikirimin ke temannya. Tidak dewasa politik," jelas pengamat psikologi politik Hamdi Muluk di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (27/3/2013).

Menurut Hamdi, perilaku pimpinan tertinggi di Partai Demokrat tersebut membuktikan bahwa partai ini tidak dewasa. Seharusnya dengan posisi tertinggi itu, SBY cukup memanggil Marzuki. Dia tidak harus mengumbar kemarahan melalui SMS dan itu disebarkan ke seluruh DPD (dewan pimpinan daerah). "Katanya kan KLB kecelakaan, dan manfaatkan untuk melakukan penyolidan. Tapi belum KLB kok sudah berantam," kata pengajar UI itu.

Sebelumnya, SBY mengirimkan SMS ke Marzuki Alie. SBY marah karena Marzuki mengumpulkan DPD dan DPC di Jakarta terkait dengan rencana Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat 30-31 Maret nanti. SBY menilai, tindakan ini seperti yangg dilakukan pada 2010 dan membuat partai ini terseret kasus. Namun, Marzuki membalasnya. Marzuki menyesal dengan tudingan SBY tersebut. Menurut Marzuki, seharusnya SBY memanggilnya. Sebab, informasi dan tudingan SBY tidak benar.
http://www.rimanews.com/read/2013032...-kecil-marzuki

Harga Bawang Merah di Cirebon Kembali Melejit
Sun, 31/03/2013 - 19:01 WIB

RIMANEWS-Harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu (31/0/3/2013) kembali naik hingga Rp 45.000 per kilogram, padahal sempat turun di kisaran Rp33.000 per kilogram. Rokiman, pedagang bumbu di pasar Jagasatru, mengatakan bahwa harga bawang merah kembali meroket kini dijual eceran tembus Rp 45 ribu per kilogram, akibat kekurangan pasokan dari petani setempat. Harga bawang merah sebelumnya sempat mencapai Rp 60.000 per kilogram, kata dia, dan saat pasokan lancar sempat turun menjadi Rp 33.000 per kilogram. Namun, bawang kini harganya kembali melambung karena jumlah permintaan tidak sebanding dengan pasokan.

Haryati, pedagang lain, mengemukakan bahwa harga bawang merah di Cirebon masih belum stabil, kini dijual eceran Rp 45.000, sedangkan harga grosir Rp40.000 per kilogram, dan kiriman dari petani belum bisa ditentukan. Melambungnya harga bawang merah di Cirebon, kata dia, akibat gagal panen yang dialami sejumlah petani di saat kebutuhan pasar cukup tinggi.

Manajer Koperasi Nusantara Jaya yang menjadi salah satu pengelelola petani bawang merah di Cirebon, Mudatsir, mengatakan bahwa persediaan bawang merah dari petani berkurang karena hasil panen musim hujan menurun. Harga bawang merah tingkat petani kini mencapai Rp32.000 per kilogram, katanya. Namun, ia mengemukakan, untuk eceran bisa mencapai Rp45.000 per kilogram. Petani bawang diperkirakan mampu menambah produksi saat panen pada April 2013.

Bagi petani bawang merah di Cirebon, menurut dia, mahalnya harga bawang merah juga akan menyulitkan mereka membeli bibit yang kini sudah mencapai Rp 25.000 per kilogram. Harga stabil, dinilainya, pada kisaran Rp10.000 di tingkat petani, karena petani lebih nyaman dibandingkan harga mahal juga menyulitkan konsumen dan melimpah bawang merah impor. Hal ini bisa mengakibatkan harga saat panen raya bawang menjadi jatuh di bawah biaya modal mereka
http://www.rimanews.com/read/2013033...embali-melejit

Pemerintah Dinilai Lamban Antisipasi Kenaikan Harga Cabai-Bawang
Wed, 27/03/2013 - 16:59 WIB

RIMANEWS - Mahalnya harga sejumlah komoditas pangan untuk konsumsi masyarakat seperti bawang merah, bawang putih, cabai dan tomat di pasar saat ini, diduga terjadi karena lambatnya aksi dari pihak terkait. Pemerintah dinilai lamban dalam melakukan stabilisasi harga pasar. Padahal, produk holtikultura tersebut merupakan bagian dari kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. "Saat ini cabai dan tomat juga mengalami kenaikan yang signifikan. Pemerintah kelihatan lamban sekali untuk mengantisipasi kenaikan harga-harga tersebut, padahal semuanya adalah kebutuhan yang di konsumsi rakyat sehari-hari," kata Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marwan Jafar dalam pesan singkatnya kepada di Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Menurut Marwan, Pemerintah seharusnya peka terhadap kebutuhan pangan bagi rakyat sehingga tidak sampai menimbulkan gejolak negatif di masyarakat. Karena itu, ia melalui PKB mendesak agar Pemerintah melakukan audit kebutuhan konsumsi pangan rakyat Indonesia dan audit kemampuan hasil panen. Dengan dilakukan audit, diharapkan tidak terjadi ketimpangan antara kebutuhan dan suplai bahan-bahan tersebut. "Jika audit dilakukam dengan benar dan valid, maka kelangkaan barang tidak akan terjadi. Karena dengan mengetahui kebutuhan konsumsi dan berapa hasil panen, maka akan diketahui berapa kekurangan yang harus dipenuhi," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga harus memberikan perlindungan dan memberdayakan petani lokal. Untuk melindungi petani lokal, bisa dilakukan dengan memperketat impor atau bahkan melarang impor kebutuhan pangan yang bisa dihasilkan oleh petani lokal. Pemerintah juga harus meninjau tata niaga holtikultura di Indonesia, dengan mengurangi pengetatan pengaturan impor holtikultura. "Karena kebijakan pengetatan itu ternyata tidak berdampak pada berkurangnya importasi holtikultura, tapi hanya mengurangi jumlah importir," tuturnya.

Di level pelaksana kebijakan, Marwan mengusulkan perlu adanya pola koordinasi yang efektif, effisien, dan solutif antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, dengan para pihak atau asosiasi petani yang ada di Indonesia.

Marwan juga menjelaskan, mahalnya harga bawang, daging, bahkan sampai mahalnya cabai dan tomat adalah karena lemahnya koordinasi antara stake holder yang terkait dengan permasalahan pangan. "Jangan sampai pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan keinginan petani dan merugikan semua pihak. Jangan sampai membuka impor tapi suplai dalam negeri surplus, begitu juga sebaliknya," tandas Marwan.(yus/lip6)
http://www.rimanews.com/read/2013032...a-cabai-bawang

5 Hari, Listrik Akan Padam Bergilir di Jakarta-Tangerang
Sabtu, 30 Maret 2013 | 18:33

Jakarta, InfoPublik - PT PLN (Persero) akan melakukan pemadaman bergilir selama tiga jam pada pekan depan dalam periode 1-5 April 2013, di setiap lokasi wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. “Pemadaman bergilir selama tiga jam pada pekan depan dilakukan, dikarenakan adanya kerusakan pada menara Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) di Sumedang,” kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (30/3).

Bambang menekankan kerusakan tower lantaran adanya pergeseran tanah (landslide) dan tanah sekitar lokasi mengalami longsor. Kerusakan tersebut diperkirakan akibat curah hujan yang cukup tinggi. Ia menambahkan karena kerusakan ini daya listrik yang mengaliri berkisar Jakarta dan Tangerang berkurang hingga 750 mega watt (MW). Untuk itu pihaknya akan melakukan pembenahan pada 5 April 2013 dengan turut melakukan pemadaman bergilir.

Dalam waktu pembenahan, katanya, akan melakukan optimalisasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang ada sekitar Jakarta. "Meski begitu adanya optimalisasi ini masih ada kekurang daya sebesar 400 MW. PLN bakal melakukan pemadaman bergiilir. “Kami mohon maaf atas kekurang nyamanan ini," ujarnya.
http://infopublik.net/?page=news&newsid=44063

------------------------

Rakyat pada treak karena harga bawang, daging dan cabe serta susu bayi terus melambung, listrik PLN dipadamkan bergilir pula, sementara elitnya sibuk perang SMS. Jangan sampailah perang antara elit itu hanya bagian dari skenario pengalihan perhatian dan menghindari sorotan publik atas kegagalan dalam menangani beberapa masalah ekonomi rakyat belakangan ini, termasyuk masalah subsidi BBM dan Listrik itu. Lebih buruk lagi kalau semua itu hanya 'sandiwara' untuk menutupi pemberitaan kasus-kasus korupsi yang semakin marak terbongkar
Diubah oleh yantique 31-03-2013 13:21
0
3.5K
37
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.