JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diimbau tidak lagi memberikan uangnya untuk anak-anak yang berada di jalan. Sebab, dengan penghasilan yang cukup besar, anak-anak tersebut akan tetap memilih berada di jalan.
Ketua Satgas Perlindungan Anak Muhammad Ihsan mengatakan, dengan penghasilan rata-rata Rp 200.000 per hari, atau sekitar Rp 3 juta per bulan, para anak-anak jalanan ini tentunya akan terus hidup di jalan, dan tidak akan mempunyai masa depan.
"Anak-anak ini mendapatkan penghasilan yang luar biasa di jalan. Jadi mereka akan terus hidup di jalan dan tidak mempunyai kesadaran akan masa depannya," ujarnya ketika ditemui di lapangan Menteng, Selasa (26/3/2013).
Untuk itu, Satgas PA sudah menyiapkan website khusus untuk masyarakat yang ingin menyumbangkan dananya kepada anak-anak jalanan ini. Bagi yang ingin menyumbang, bisa dapat langsung mengakses ke situs [url=http://www.bebasdarijalan.com.]www.bebasdarijalan.com.[/url]
Pada situs milik Satgas PA ini, masyarakat dapat memilih ke mana dana tersebut akan disumbang. Nanti akan keluar foto-foto anak jalanan, dan bisa langsung memilih sendiri anak-anak yang mau disumbangkan. Setelah itu, akan keluar nomor rekening yang akan langsung terkirim ke anak yang tadi dipilih.
"Ada dua pilihan, bisa langsung menyumbang sekali, atau pun menyumbang bulanan. Kalau yang bulanan minimal Rp 100.000," kata Ihsan.
Saat ini, tercatat sekitar 230.000 anak-anak hidup di jalan, 12.000 di antaranya memenuhi Ibukota. Dan terdapat 44 titik rawan anak jalanan yang berada di Jakarta.
Anak-anak yang terdiri dari usia 0-18 tahun ini hidup tanpa jaminan masa depan. Bahkan jaminan bahwa keamanan mereka terjaga pun tidak mereka miliki. Hal ini terlihat jelas dari maraknya kekerasan baik fisik dan seksual yang melibatkan anak-anak.