Quote:
Dialah Dalimin Ronoatmodjo, yang dikenal sebagai Purnawirawan Brimob Polri. Pria kelahiran Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan (15 km arah selatan Gombong) ini bukan tokoh sembarangan.
Dia adalah mantan Polisi Pengawal Pribadi Presiden RI Soekarno-Hatta selama 1950-1970. Ia secara resmi baru berhenti sebagai pengawal Bung Karno setelah sang proklamator itu wafat.
Meski usianya menapak 91 tahun, lahir 15 Maret 1919, belum banyak kerut pada wajahnya. Nada bicaranya masih jelas. Jalannya pun tegap. Giginya tergolong masih lengkap. Ciri khasnya, kemana-mana biasa naik sepeda, atau kalau rada jauh terpaksa menumpang angkutan umum dan jalan kaki. Ya begitulah rutinitas mbah Dalimin, lelaki yang memiliki tiga anak hasil perkimpoian dengan RA Siti Rohaniyah itu.
Quote:
Ia mengaku, setiap peringatan 17 Agustus serasa ada energi baru untuk merayakan. Biasanya, sebelum menghadiri upacara, ia sejenak bersilaturahmi ke Pendapa Kabupaten Kebumen. Hal itu selalu ia lakukan sejak era Bupati Hj Rustriningsih MSi, dilanjutkan saat Bupati KH M Nashiruddin AM, dan bupati sekarang.
Menurut Dalimin, ia beruntung karena diberi umur panjang. Pengalaman berjuang dan penugasan pun lengkap. Sempat merasakan sebagai polisi Belanda pada masa penjajahan, lalu mengalami sebagai polisi di masa Republik dan setelah Kemerdekaan. Bahkan pada 1950 ia naik status sebagai pengawal pribadi, lebih tepatnya pengawal keluarga Bung Karno.
Dalimin mengenang, kala itu Bung Karno mengajarkan kepada anak-anaknya memanggil Dalimin dengan sebutan “Kak”. “Kak Dalimin itu kakakmu,” ujar Bung Karno kepada Guntur dan Mega kecil. Maklumlah, sewaktu menjadi pangawal pribadi Bung Karno, Guntur baru berumur 7 tahun dan Mega malah baru 4 tahun. Ia juga memiliki kenangan manis saat tahun 1966 mengawal ibu negara Fatmawati ke Inggris untuk berobat.
Quote:
Setelah sekian puluh tahun tidak lagi berjumpa dengan keluarga Bung Karno, lantaran peristiwa politik dan perubahan rezim, Dalimin sempat datang lagi ke Istana Negara tatkala Megawati menjadi Presiden. Kala itu kebetulan seorang perwira menengah Polda Jateng ditugasi Kapolri mencari Dalimin ke Kebumen.
Kebetulan perwira menengah Polda Jateng itu, Kombes Mutamin Sunoto, pernah menjabat Kapolres Kebumen.
Setelah data dan alamat pasti diketahui, mantan Brimob serta mantan pengawal pribadi Bung Karno itu tinggal di kampung halaman sehingga mudah dilacak. Akhirnya Dalimin bisa dijemput dan dipertemukan dengan Megawati di Istana.”Kami semua waktu itu berpelukan dan tangisan bahagia. Namun bayangan masa lalu kala beliau masih kakak-kanak membekas. Guntur, Mega dan adik-adiknya pun kangen-kangenan, dan memberi hormat ke saya seperti yang diajarkan Bung Karno dulu,” tukas Dalimin dengan wajah sumringah.
Sejak itu pun Dalimin sering berhubungan dengan Mega dan keluarganya. Mega juga memanggilnya dengan sapaan Kak Dalimin. Bahkan, meski sudah tidak lagi menjabat presiden, silaturahmi dengan keluarga Bung Karno seolah tak terputus. Termasuk dengan Kartika Soekarno Putri yang sempat datang ke Kebumen beberapa tahun lalu sebagai tamu Bupati Hj Rustriningsih. Setiap ada acara penting pun Dalimin masih sering diundang ke kabupaten.
Demikian pula di jajaran Polres Kebumen, Dalimin ditempatkan sebagai sesepuh yang dihormati. Setiap perayaan HUT Bhayangkara 1 Juli atau ada kegiatan resmi, Dalimin kerap diundang ke Polres. Ia pun sempat berbangga hati ketika Polres Kebumen menerapkan patroli sepeda. “Kala itu kapolres Kebumen dijabat AKBP Firli, wah kayak polisi zaman Belanda dulu juga naik sepeda lho,” tandas Dalimin.Kini di usia senja Dalimin justru memilih hidup seorang diri, setelah sang istri tercinta tiada sejak 1991. Ketiga anaknya tinggal di kota lain, ada yang di Jakarta, di Jatim dan di Kebumen. Rumahnya di kawasan Cileduk Jakarta ditempati anaknya. Semula Dalimin menyewa di salah satu rumah dinas bekas pabrik minyak Sari Nabati di samping Kodim 0709.
Namun sejak dua tahun terakhir, dia pulang ke kampung halamannya dan mengontrak rumah warga di Desa Ori RT 03 RW 01, Kecamatan Kuwarasan. Setahun sewanya Rp 2. juta, sedangkan gaji sebagai pensiunan Polri sekitar Rp 1,4 juta per bulan.
Inilah Kiat Hidup Sehat dari seorang Ajudan Bung Karno
“Kita harus lurus ke atas dan lurus ke depan, serta jujur.”
Menurut Dalimin, hidup dengan lurus ke atas artinya tidak neka-neka, berpasrah diri kepada Tuhan. Lurus ke depan artinya jangan sampai punya musuh, namun harus banyak teman, dan selalu bersikap jujur. Jujur itu juga selalu ditekankan oleh mantan bosnya, Bung Karn
Soal pola makan juga benar-benar diperhatikan oleh beliau,karena usianya yang sudah cukup tua.Beliau kini hanya mengonsumsi Bubur Instan saja tiap kali makan,tidak pernah merokok, tidak minum beralkohol cukup air putih saja,dan buktinya sekarang Beliau mampi bertahan sampai usia 92 tahun.
Hari-hartinya sekarang ini diisi dengan membersihkan rumah kontrakannya tiap hari, bersepeda, pokoknya melakukan kegiatan yang berguna bagi kesehatan.
FYI, Beliau masih sangat lantang untuk mengucapkan kata MERDEKA!