Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yusuf63Avatar border
TS
yusuf63
Lebaran topat di Senggigi Lombok


Lebaran Topat merupakan salah satu tradisi yang sudah sejak zaman doeloe melekat pada masyarakat di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). Karena itulah, pelaksanaan Lebaran Topat setiap tahun tidak pernah terlewati dan berlangsung di hampir seluruh daerah pantai, terutama di kawasan Senggigi Lombok Barat (Lobar).

Kawasan Senggigi sendiri dalam 20 tahun belakangan ini telah berkembang menjadi kawasan obyek kunjungan wisatawan yang cukup kondang di NTB. Antara Lebaran Topat dengan kawasan obyek wisata Senggigi sepertinya menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, khususnya dari segi lokasi.

Mengapa? Karena di sejumlah titik atau lokasi-lokasi khususnya lokasi pantai dan lokasi-lokasi yang dikeramatkan oleh sebagian masyarakat Lombok pada saat Lebaran Topat berlangsung menjadi penuh sesak dengan manusia. Tidak kurang dari seratus ribu orang tumpah ruah saat Lebaran Topat berlangsung, bahkan keramaian masih berlanjut hingga beberapa hari pasca Lebaran Topat

Diantara mereka adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari para keluarga, handai taulan, kerabat yang hadir di lokasi tersebut dengan tujuan untuk rekreasi sekaligus mempererat hubungan silaturrahmi setelah selama sebulan penuh mereka menjalankan ibadah puasa.

Lebaran Topat belakangan ini sudah masuk dalam salah satu event wisata Lombok. Karenanya tidaklah mengherankan jika saja setiap momentum Lebaran Topat pihak Pemda Kabupaten Lombok Barat bekerjasama dengan pelaku perhotelan memanfaatkan event tersebut untuk dapat menyerap kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya.

Lebaran Topat pun kemudian dekemas sedemikian rupa dengan berbagai antraksi-atraksi menarik dan selalu melibatkan Gubernur NTB untuk memeriahkan event tersebut. Sebagaimana lazimnya, Lebaran Topat dilaksanakan pada hari kedelapan (8) setelah Hari Raya Idul Fitri.

Seperti biasanya, gubernur NTB diminta untuk membelah Topat Raksasa dihadiri sejumlah anggota Muspida, tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga dari kalangan pariwisata sebagai pnyambutan terhadap kegiatan budaya tersebut. Selanjutnya, mereka secara bersama-sama menikmati hidangan topat yang disuguhan berikut dengan lauk pauknya.

Meskipun Lebaran Topat tidak terkait secara langsung dengan Hari Raya Idul Fitri, akan tetapi kesan yang ditimbulkannya seolah-olah itulah puncak dari Idul Fitri sehingga tampak lebih begitu meriah, begitu padat dengan lautan manusia.

Pada kesempatan tersebut biasanya kaum muda mudi tidak menyia-nyaikan kesempatan untuk bercengkrama, rekreasi sambil duduk-duduk di sepanjang pantai yang berpasir dan penuh dengan rindangan pohon.
Doeloe menurut cerita masyarakat di daerah ini, para pendatang dari pelosok Lombok
datang berbondong menggunakan cidomo (andong), di Lombok disebut Cikar. Sekarang cidomo sudah tidak diperbolehkan lagi masuk ke ruas jalan menuju pusat kegiatan upacara karena padatnya arus lalu lintas dan lautan manusia.
Lebaran Topat merupakan salah satu bentuk tradisi di luar kegiatan keagamaan , tetapi

Pratinjauberhubungan dengan tradisi masyarakat Islam di Pulau Lombok.
Menurut cerita dari masyarakat setempat, Lebaran Topat ada karena memang ada puasa yang mengawali sebelumnya, Bukan puasa Ramadhan, melainkan puasa 6 hari lamanya terhitung sehari setelah Lebaran Idul fitri, “Seandainya sudah tidak ada lagi orang yang puasa pada saat itu mungkin Lebaran Topat sudah tidak akan ada lagi” kata Faturrahman.
Yang jelas upacara tersebut merupakan suatu tradisi berlebaran dengan membuat ketupat (topat) dan biasanya berlangsung pada hari kedelapan terhitung sejak Idul Fitri 1 Syawal.

Para keluarga yang datang berlebaran topat menyiapkan sejumlah makanan untuk disantap. Makanan yang utama adalah ketupat dengan Lauk Nyiuh (sambal kelapa mentah), pelalah ayam, atau daging serta sejumlah masakan khas daerah Lombok lainnya. .

Lebaran Topat pada tahun-tahun terakhir ini lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya . Sebab pada kesempatan ini Pemerintah Daerah (Pemda) selalu menatanya secara lebih lengkap tanpa mengubah inti dan makna daripada Lebaran Topat itu sendiri.
Biasanya setiap menjelang Lebaran Topat berlangsung Bupati Lombok Barat jauh-jauh hari melakukan persiapan untuk menyongsong kegiatan tersebut.

Untuk lebih menyemarakkan suasana Pemda Lombok Barat bersama pelaku Pariwisata menggelar beberapa jenis atraksi dan perlombaan seperti, lomba pukul beduk, balapan sampan, penataan dulang topat. Khusus untuk lomba dulang topat pesertanya seperti pada tahun-tahun lalu hanya terbatas pada kalangan hotel, restauran dan tim, PKK Lobar.
Sasarannya agar kalangan hotel dan restaurant dapat lebih mengenal makanan khas tradisional Lombok yakni, berupa topat dan pelelah yang nantinya suatu ketika dapat disuguhkan pada wisatawan. Makanan yang paling utama adalah topat berikut lauk pauknya yang sekurang-kurangnya terdiri dari sambal kelapa dan daging dalam berbagai bentuk masakan.
Upacara Lebaran Topat selama ini berlangsung di daerah Senggigi atau di lokasi pantai Malese Kec. Gunung Sari Lobar. Untuk lebih meriahnya acara ini biasanya juga digelar berbagai atraksi hiburan seperti tari Rudat dan Gendang Beleq, sedangkan untuk lomba layar para peserta (nelayan) selain diwajibkan menghiasi sampan mereka , juga harus mengenakan pakaian adat Sasak, maksudnya supaya benar-benar kegiatan indah dan nilai-nilai budaya jadi nampak.
Ziarah Ke Makam

Masyarakat Lombok nampaknya tidak sedikit diantaranya yang memanfaatkan momentum Lebaran Topat sekaligus bersiarah ke makam keluarga atau makam pemuka agama yang dianggap suci dan berpengaruh serta dikeramatkan.
Salah satunya adalah Makam Batu Layar Pratinjauyang berada di kawasan pantai Senggigi, letaknya sekitar 10 Km dari kota Mataram dan selama ini merupakan pusat dari seluruh rangkaian kegiatan Lebaran Topat.

Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika setiap Lebaran Topat tiba masyarakat dari pelosok pedesaan sekalipun baik dari kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur datang berbondong-bondong tumpah ruah bersama keluarganya di sepanjang wilayah pantai Sengggigi.

Masyarakat yang datang ziarah ke Makam Batu Layar selain untuk tujuan rekreasi ada juga diantaranya yang khusus untuk datang membayar nazar setelah sebelumnya mempunyai nadar atau hajat. Misalnya, dalam satu keluarga ada yang menderita sakit tertentu yang tidak kunjung sembuh meski sudah datang berobat ke dokter.
Nah! begitu keluarga tersebut ‘menanamkan’ niatnya untuk datang berziarah ke makam tersebut bila sembuh dari penyakitnya, maka praktis keluarga tersebut mempunyai kewajiban untuk membayar nadarnya dan itu kebanyakan dilakukan pada saat upacara Lebaran Topat berlangsung.
Seperti dituturkan oleh H. Sobri penjaga Makam Batu Layar kepada penulis, lokasi tersebut dulunya sebagai tempat dimakamkannya penyebar agama Islam di Lombok dan NTB pada zaman Kerajaan kaskusrang atau sekitar abad ke 16. Tokoh tersebut bernama Sayid Duhri Al Haddad Al Hadrami yang berasal dari Baghdad. Tetapi ada juga versi lain yang mengatakan kalau saja beliau merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Makam,Batu Layar, tidak hanya ramai dikunjungi pada saat Lebaran Topat saja, pada musim naik haji dan sepulang haji juga ramai. Rupanya para keluarga mereka yang berangkat haji kemungkinan ada yang bernazar dan dikabulkan oleh-Nya.

Sebagai salah satu obyek wisata religius di Lombok, Makam Batu Layar tidak hanya dikunjungi masyarakat local untuk tujuan bayar nazar, tetapi juga ramai dikunjungi para wisatawan, “Kalau untuk bayar nazar tidak hanya dari Lombok tapi juga dari Jawa sana,” kata Sobri.

Berkunjung ke makam Batu Layar bisa dilakukan secara langsung dar kota Mataram, letaknya berada di atas bukit yang menghadap ke laut pantai Senggigig dan hanya dibatasi oleh jalan raya Senggigi.

Prosesi berkunjung ke makam Batu Layar ada yang dilakukan langsung mendatangi makam kemudian berdoa dan berzikir. Bagi mereka yang punya niat-niat tertentu (besangi) misalnya, agar dilimpah banyak rizki maka mereka terlebih dahulu mampir di Lingkuk Mas cukup dengan berjalan kaki dari lokasi Batu Layar. Tujuan ke Lingkuk Mas untuk mengambil air menggunakan ceret serta dipandu oleh tokoh masyarakat dan Marbot.

Nah, air tadi kemudian di bawa ke lokasi makam Batu Layar untuk diupacarakan (bejanjam) dengan pembacaan doa dan zikir yang dipimpin oleh penjaga makam Batu Layar.

Setelah bedoa selesai maka dilanjutkan dengan besembek atau mengolesi kening dengan sirih yang telah dikunyah, kemudian kejames yakni membasahi bagian kepala dengan air dan beseraup yakni mengusapkan air ke wajah.

Selain Batu Layar, lokasi lainnya yang termasuk obyek wisata religius yakni, Makam Loang Baloq. Makam Bintaro, Pura Meru, Taman Mayura, Makam kaskusrang di Lombok Timur serta sejumlah lokasi lainnya.

Makam Loang Baloq yang terletak di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Ampenan, Mataram tersebut diyakini sebagai makam penyebar agama Islam Gaos yang mati terbunuh oleh orang-orang yang menolak ajaran Islam yang dibawanya.

Makam Loang Baloq berada di dalam pohon beringin atau di kelilingi akar pohon beringin sehingga terkesan aneh serta menghadirkan keyakinan seseorang sehingga makam tersebut dikeramatkan banyak orang.

Bintaro, yang terletak di Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Mataram juga merupakan makam ulama Islam dan tokoh pejuang, Saleh Sungkar. Selain itu di sepanjang pantai barat Lombok Barat kita juga bisa dijumpai sejumlah lokasi ziarah makam lain diantaranya, Anak Tiwuk di tengah laut Teluk Lembar, Jeranjang di pantai Endok Lembar dan Medana di wilayah Tanjung.

Sumber: http://lombokone.blogspot.com/

0
2.1K
12
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Budaya
BudayaKASKUS Official
2.3KThread1.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.