Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rendroprayogoAvatar border
TS
rendroprayogo
Kisah Jumpshiper Asal Indonesia di Negeri Paman Sam (3 - Tamat)
http://www.perspektifnews.com/?p=336

PerspektifNews -

P: Apa yang anda lakukan begitu menyadari menjadi orang asing di negeri Paman Sam?

Saya menempuh perjalanan selama 3 hari 3 malam dari Seattle ke New York dengan menumpang bis GreyHound. Selama perjalanan saya tidak dicurigai sebagai imigran gelap karena cara bicara dan dialek hampir persis dengan speaker asli. Ini hasil kuliah saya di Darma Persada mempelajari cara bicara native speaker Amerika dan British. Setelah sampai di New York yang saya lakukan adalah mulai mencari kerja apa saja dan mulai bersosialisasi dengan teman-teman Indonesia di sana. Aku memberitahu kedua orang tuaku kalau aku sudah sampai dengan selamat. Juga memberitahu semua teman-teman dekat di Jakarta dan mengontak teman se-iman Coen Husain Pontoh di New York. Kami bertemu di Mie Jakarta, salah satu restoran favorit di New York.


P: Apa yang terlintas di pikiran anda ketika harus bertahan hidup di Amerika?

Mencari kerja apa saja. Yang penting bisa bekerja. Aku pernah melamar kesana-kesini dan door to door. Maksudnya aku melamar langsung ke setiap restoran dan aku diajari oleh seorang teman yang cukup baik mantan jumpshiper juga untuk menghafal nama jalan-jalan disana dan kereta subway yang cukup membingungkan. Karena aku tidak hafal kereta dan jurusannya yang begitu banyak, aku sering sekalinyasar. Tempat kerjaku di Brooklyn dan aku selalu telat masuk karena salah naik kereta itu tadi. Akhirnya baru 3 hari kerja aku dipecat oleh bos karena selalu telat, katanya aku tidak bikin duit.


P: Apa pekerjaan mula-mula yang anda dapatkan?

Pekerjaan yang aku dapat awalnya adalah dishwaher di restoran Jepang di Brooklyn dengan bayaran $450 per minggu 6 hari kerja. Tapi aku dapat tiga hari bekerja disana. Lalu aku bekerja di restoran Jepang lagi di Manhattan yang manajernya orang Malaysia. Orangnya baik tapi licik masalah uang. Pertama aku melamar sebagai busboy (asisten waiter) diantarkan oleh Bahtiar, sedangkan Bahtiar sudah bekerja di sana sebagai waiter, tetapi aku ditolak. Bahtiar dia tidak percaya dengan aku. Tapi keesokanya aku dipanggil kerja tapi sebagai dishwaher soalnya dishwaher sebelumnya baru tertabrak taksi sehabis mengantar makanan (pekerjaan sampingan diswasher). Ya sudah, aku terima saja pekerjaan itu. Gajiku $1400 lalu aku diminta kerja tujuh hari pada hari Senin yang seharusnya hari liburku dan dia menambahkan gajiku menjadi $1600. Aku tidak ada pilihan. Aku terima saja. Aku butuh uang untuk survive dulu dan bayar kos dan setelah itu baru bisa kirim ke orang tua di Jakarta. Aku dijanjikan menjadi busboy dan waiter oleh manajer restoran itu. Tapi aku akhirnya berhenti kerja setelah sebulan di sana. Alasanku sakit di bagian kaki.

Lalu aku bekerja lagi sebagai pembuat set dapur (kitchen set order) di Long Island dengan bos dari Indonesia. Aku bertahan sampai tiga bulan di sana setelah gajiku tidak kunjung dibayar selama dua bulan. Akhinya dia bayar dengan cara dicicil. Sampai sekarang dia masih berhutang denganku sebesar $300. Aku sudah telepon tapi tidak diangkat-angkat. Gara-gara dialah operasi adikku tertunda lama sekali.


P: Apa bedanya kerja di Amerika dengan di Indonesia?

Kerjanya sama saja seperti di Indonesia. Hanya saja mata uang dollar jauh lebih kuat dari rupiah. Dan gaji di sini dibayar per minggu. Minggu pertama untuk membayar kos dan sisanya aku buat kirim ke orang tua.


P: Berapa kali anda pindah pekerjaan?

Mulai dari dishwaher, kitchen set order, busboy, kitchen helper, delivery man, dan sushi helper, dan kinisushi man.


P: Menurut anda, apakah lebih senang hidup dan tinggal di Amerika?

Kalau aku jujur saya lebih baik tinggal di Indonesia. Aku ingin kembali berjuang bersama teman-temanku di sana. Kalau nanti kita yang menang lalu Indonesia menjadi lebih baik, mungkin saja orang-orang Amerika nanti yang menjadi imigran gelap di Indonesia. Soalnya aku pernah diteriaki oleh seorang citizen di sini sebagai “fucking Illegal immigrant” dan lalu saya jawab balik” yooo man, if your country not stealing everything from my country I wouldn’t come in here”.


P: Apa yang anda lakukan dalam waktu luang anda?

Kadang kalau ada uang lebih aku belikan buku-buku yang jarang ada di Indonesia dan belanja kebutuhan hidup di sini. lalu membaca berita dari Indonesia, membaca tulisan-tulisan, filsafat, sejarah. Pokoknya tulisan teman-teman yang bermanfaat.


P: Apa rencana anda berikutnya?

Sederhana. Kalau ada kesempatan di sini aku bisa kuliah, aku akan kuliah lagi karena kuliahku yang lama aku tinggalkan pada saat skripsi. Ternyata di sini kalau orang mau belajar tidak bisa dilarang meskipun illegal, ada undocumented student. Uang yang berbicara, tapi harus bayar mahal. Dan satu lagi saya ingin mempunyai warung kecil pinggir jalan di Manhattan dan menjual Martabak Manis dan Martabak Rendang buatanku. Tak ketinggalan jual teh tubruk.


P: Apakah nanti akan segera pulang begitu dapat mengumpulkan uang buat memberilakan rumah dan modal ibu anda?

Aku tentu akan segera pulang jika janjiku sudah aku tepati dan kita berjuang bersama lagi. Sampaikan salam hangatku untuk kawan-kawan di Indonesia. (Jejen)

http://www.perspektifnews.com/?p=336
0
2.2K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.