vulcano.hunterAvatar border
TS
vulcano.hunter
Guntur - Masigit - Cinde - Dano

oleh: jenggot
untuk: umum & netters



hadeeeehhhh..!!! mungkin kata2 itu yang bisa mewakili ekspresi kami ketika akhirnya di hari keempat mampu mencapai peradaban. mungkin terkesan hiperbolik bagi orang lain, tetapi bagi kami yang mengalaminya rasanya tidak terlalu berlebihan. perjalanan panjang ini awalnya hanya sebagai obrolan warung kopi yang sengaja saia gagas. gayung bersambut dan akhirnya terbentuk tim kecil untuk merealisasikannya. pada pelaksanaannya tim ini beranggotakan lima orang. septi (navigator), ayu (nutritionist) dwee (logistik), toha (gps tracker), saia (backup).

perjalanan kami kali ini dimulai dari desa pasawahan --> puncak guntur --> puncak masigit --> gunung batu tulis --> gunung cinde --> dan finish di desa dano (kadungora - leles). awalnya rencana perjalanan kami adalah ilntas guntur - kamojang, tetapi di lapangan ternyata kami mengalami beberapa kendala teknis (kesulitan resection di sisi baralaut gunung masigit, kegagalan GPS menangkap sinyal satelit & hujan deras + petir) sehingga kami harus menentukan rencana darurat membelokan arah perjalanan & memaksakan melintasi lereng gunung cinde. dengan segala kekuatan tersisa akhirnya kami berhasil mencapai desa dano dengan jalur rintisan (tebasan) melalui sisi baratlaut gunung cinde. menurut sesepuh desa dano (dalam obrolan malam hari di rumah panggungnya) ternyata kami adalah tim pertama yang merintis jalur gunung masigit - desa dano (via lereng gunung batu tulis & gunung cinde).


hari pertama

seperti tim2 lain yang mencapai puncak guntur (via tambang pasir), kami pun memulainya dari kampung pasawahan dengan menumpang truk pasir hingga sekitar air terjun citiis. perjalanan ini saia anggap sebagai perjalanan nostalgia. saia ingat akhir taun 90-an rasanya tidak ada pendaki yang memulai pendakian dari kampung ini. semua dimulai dengan menyusuri sungai citiis dari sisi selatan kampung (500m) dan setelah dua jam penyusuran barulah tiba di air terjun citiis. tapi krn penambangan pasir sudah marak, saat ini kita hanya butuh 30 menit saja dari terminal pasir hingga air terjun citiis. gubug kayu di sisi air terjun citiis yang dulu (setiap akhir pekan) selalu dijaga mang ade dengan obor minyaknya pun kini tidak terlihat lagi. begitu pula air terjun kedua & ketiga yang berada diatasnya. dahulu cukup angker & menyeramkan tetapi sekarang sudah terbuka & banyak sampah2 non organik disekitarnya.


karena perjalanan kali ini adalah perjalanan lintas gunung yang cukup panjang, maka logistik lima hari + air yang kami bawa cukup berat untuk menjinakkan medan pendakian menuju puncak pertama (kawah) gunung guntur. tanjakan terjal berpasir dengan kemiringan diatas 50 derajat menjadi rintangan berat pertama yang harus kami lalui. butuh waktu hampir tujuh jam sejak dari air terjun citiis sebelum akhirnya kami tiba di batu besar sekitar kawah gunung guntur. sebenarnya camp 1 yang kami rencanakan adalah di puncak masigit atau saddle diantaranya, tetapi karena cuaca kurang baik dan angin cukup kencang ditambah fisik yang sudah kelelahan akhirnya kami putuskan untuk membuka tenda di sekitaran batu besar di sekitar kawah gunung guntur.


cuaca malam pertama ini didominasi oleh kabut tebal dan angin yang cukup kencang. beruntung konstruksi tenda dan flysheet kami cukup kokoh sehingga sampai pagi hari tidak ada masalah dan kami mampu melalui malam pertama ini dengan baik.


hari kedua
seperti briefing awal, pagi hari ini kami semua berkumpul dengan hidangan peta, kompas, gps dan alat tulis untuk memulai rutinitas pagi bernama resection. resection ini sengaja dilakukan pagi hari (cuaca cerah) karena kami yakin menjelang siang nanti akan sangat sulit melakukannya secara visual karena kabut pasti akan turun dengan pekat sepanjang hari. setelah orientasi medan selesai, kami lanjutkan dengan makan pagi dan packing kembali seluruh perlengkapan.


10 paket logistik (makan besar) dan sekitar 24 liter air menjadi amunisi kami untuk perjalanan yang sebenarnya tiga hari kedepan. cukup menyiksa memang, tapi karena "rule" nya seperti itu maka tidak ada pilihan lain selain mematuhinya. sekitar tengah hari kami sudah berada di titik primer gunung guntur (GFZ Postdam point). cuaca mulai berkabut, mba septi as navigator mulai membuka peralatan perangnya (kompas silva & peta AMS) untuk resection lanjutan. saran saia: khusus untuk sinkronisasi, maka gps yang kita bawa sebaiknya disesuaikan dengan peta AMS (setting map kor: UTM).

siang menjelang sore hujan deras mulai mengguyur perjalanan kami menuju puncak gunung masigit. jalur yang sebelumnya sudah licin menjadi lebih licin ketika dilewati saat hujan. sekitar jam tiga sore kami tiba di saddle antar puncak masigit dan punggungan sebelah timurnya (7° 8'45.73"S - 107°50'29.37"E). dilema mulai kami hadapi di saddle ini, di sisi lain hari masih cukup terang (sekitar jam tiga sore) tetapi kami tidak tau apakah didepan masih ada dataran yang cukup untuk membuka tenda (camp 2). karena pertimbangan cuaca akhirnya kami putuskan untuk buka tenda dan menginap di saddle ini.


tidak seperti camp 1 di hari pertama, kali ini cuaca malam di camp 2 cukup baik dan tidak ada lagi hantaman angin. sekitar tengah malam bahkan langit sangat cerah dan inilah yang menjadikan kami akhirnya bangun kesiangan dan telat packing di hari ketiga keesokan harinya.


hari ketiga

kesiangan! hampir pukul delapan pagi baru kami bangun dan satu persatu keluar dari kantung tidur masing2. mba septi yang biasa bangun duluan kali ini justru keluar tenda paling belakang. beruntung cuaca cerah pagi itu sehingga dia masih bisa resection di salah satu puncak bukit sisi barat. selesai makan pagi & packing perlengkapan, perjalanan yang sebenarnya dimulai. siang itu kami mulai merintis (menebas) jalur sisi tenggara gunung masigit. hampir tengah hari barulah kami mencapai puncak kawah mati gunung masigit (sisi tenggara). dari sini kami sepakat bahwa punggungan timur gunung gajah akan menjadi guide sepanjang perjalanan merintis jalur baratlaut gunung masigit nantinya (satu hal yang ternyata menjadi kesalahan terbesar kami karena punggungan gunung gajah ternyata menyatu dengan gunung gandapura sehingga kami disorientasi jalur pada hari keempat nanti).


setelah selesai dokumentasi puncak masigit, marking gps & resection, perjalanan kami lanjutkan dengan mengitari kaldera tua gunung masigit searah jarum jam. setelah tiba di sisi baratlaut kaldera, kami berembug sesaat untuk menentukan di titik mana kami akan memulai merintis jalur! sempat ragu karena melihat kemiringan dan kerapatan hutan sisi baratlaut gunung masigit, tapi akhirnya di sekitar titik 7° 8'39.10"S - 107°50'19.64"E perjalanan merintis jalur kami mulai.


benar saja, hutan sisi baratlaut gunung masigit ternyata sangat rapat! dengan golok tebas ukuran medium pun, kami hanya bisa bergerak sejauh 50 meter saja dalam satu jam! artinya kecepatan kami adalaah 50m/jam --> 0,05km/jam! dan satu karvak peta yang kami tandai memiliki beda tinggi 400m! juru tebas jalur pun beberapa kali berganti personil. awalnya mba septi sebagai leader tebas menebas jalur, dilanjut dengan toha sebagai juru tebas pengganti dan saia sebagai juru tebas cadangan. dwee dan ayu tetap di belakang & bertugas menjaga logistik dan memutar lagu2 penyemangat di tengah rimba masigit siang hari itu .


empat jam merintis jalur, kami hanya mampu bergerak sekitar 200m saja! ditambah hujan deras yang mengguyur sore hari itu menjadikan speed & power kami sangat terkuras. menjelang senja, saia mendapat giliran merintis jalur (tetap di arah 315 - 330 derajat sesuai dengan hasil itung2an sebelumnya). setengah jam sebelum senja akhirnya saia mendapat sebuah celah sempit di tengah semak rapat di kemiringan sekitar 40 derajat yang kemudian dijadikan camp darurat malam ini. tidak seperti dua camp sebelumnya, tenda kami berdiri di tanah miring dan tentu malam ini kami semua akan mengalami banyak insiden (tidur merosot, dll). selesai makan malam, kami berlima langsung istirahat karena esok hari adalah hari paling panjang karena kami semua tidak tau ada apa di depan kami nanti, jurang kah? lembah? punggungan? mamalia? entahlah tapi itulah seni membuka jalur baru. apapun yang akan kami hadapi esok, yang pasti kami tetap bergerak dengan arah 310 - 330 derajat!


(bersambung...)
Diubah oleh vulcano.hunter 16-03-2013 13:50
0
10.7K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANCKASKUS Official
1.9KThread1.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.