Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

frozholicAvatar border
TS
frozholic
Senyumlah Sepak Bola INDONESIA
Senyum dari Sleman untuk Sepakbola Indonesia

Bagi sebagian besar orang, ada dua agenda yang menguras perhatian terkait perkembangan sepakbola nasional belakangan ini, yang pertama Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar besok, 17 Maret 2013, dan persiapan timnas menjelang kualifikasi Piala Asia 2015 kontra Arab Saudi. Masing-masing agenda itu punya dinamikanya sendiri. Registrasi peserta KLB bahkan diwarnai adu pukul antara seorang pengurus caretaker Pengprov Sulawesi Selatan dengan panitia. Belum lagi niatan 18 caretaker Pengprov yang merasa masih sah menjadi pengurus karena mendapatkan SK dan dilantik sendiri oleh Prof. Djohar Arifin, untuk tetap hadir di KLB meskipun tidak diundang untuk hadir. Sementara terkait persiapan timnas menjelang pertandingan melawan Arab Saudi, kita sama-sama sudah tahu bagaimana dinamikanya. Harapan publik sepakbola Indonesia untuk melihat timnas yang diisi oleh pemain-pemain “terbaik” terancam kandas gara-gara kekurang dewasaan beberapa pemain kita dalam menyikapi situasi.



Well, jika mayoritas pecinta sepakbola Indonesia mulai pagi hari tadi hingga menjelang berganti hari sibuk berperang opini mengenai dua topik tersebut, percayalah, mayoritas pecinta sepakbola di Sleman dan Bantul hari ini sama sekali tidak memikirkan hal-hal itu. Ya, bagi pecinta sepakbola di Sleman dan Bantul, ada satu hal yang jauh lebih penting hari ini, yaitu pertandingan ujicoba antara PSS Sleman melawan Persiba Bantul. Meskipun hanya bertajuk ujicoba, bagi publik sepakbola Bantul dan Sleman, derby DIY jauh lebih penting daripada meributkan soal voter Solo dalam kongres ataupun ancaman “tampol-tampolin” dari seorang Hamka Hamzah. Partai yang berlangsung pada pukul 19.00 malam ini menjadi semacam katarsis bagi publik sepakbola Sleman dan Bantul, untuk menepi sejenak dari hiruk pikuk konflik pengelolaan persepakbolaan nasional, yang belum gamblang masa depannya ini.

Dalam pertandingan ujicoba ini, PSS Sleman yang bermain di kasta lebih rendah berhasil memukul Persiba Bantul, yang notabene musim lalu berada di peringkat ketiga IPL. Sebuah gol dari Moniega dan sebuah gol dari bek sayap Satrio Aji, hanya mampu dibalas oleh sebuah gol dari sepakan I Made Wirahadi di babak kedua. Skor akhir 2-1 untuk kemenangan Super Elja. Pertandingan ini sendiri diwarnai keluarnya 3 kartu merah, yang menunjukkan betapa tingginya tensi pertandingan antar dua tim asal DIY ini. Kericuhan antar pemain sempat terjadi dan tampaknya Persiba mengancam akan melakukan Walkout. Namun rupanya, suasana yang panas di dalam lapangan tidak sampai berimbas kepada pendukung kedua tim yang malam ini sama-sama mewarnai Stadion Maguwoharjo Sleman. Di tribun, baik pendukung PSS Sleman maupun Persiba tetap bernyanyi, tanpa mengolok-olok satu sama lain. Suasana di ramp Stadion Maguwoharjo paska pertandingan usai jauh lebih indah lagi. Lagu “di sini Sleman di sana Bantul di mana-mana kita saudara” terus menggema mengiringi kepulangan suporter kedua tim.

Ada satu momen menarik dalam pertandingan ini. Brigata Curva Sud (BCS), yang memang dikenal sebagai jagoan koreografi, membuat atraksi koreo besar-besaran, plus membakar tribun selatan Stadion Maguwoharjo dengan red flare yang membara sebelum dan sesudah pertandingan. Koreo yang disajikan oleh rekan-rekan BCS ini cukup spesial. Mereka membuat bentuk wajah berwarna kuning yang tersenyum dipadu dengan garis-garis strip warna putih dan hijau. Menjelang babak kedua dimulai, MC pertandingan menjelaskan makna koreografi dari rekan-rekan BCS ini. Wajah kuning yang tersenyum ini menggambarkan senyum bahagia atas pencapaian PSS Sleman belakangan ini, yang merangkak perlahan untuk menjadi sebuah klub sepakbola profesional. Senyum ini juga diberikan kepada Slemania dan Paserbumi, yang malam itu turut memeriahkan pertandingan di Stadion Maguwoharjo Sleman melalui aksi-aksinya. Seingat penulis, itulah makna dari koreografi BCS pada pertandingan derby DIY ini. Tapi bagi penulis ada satu makna lagi yang kiranya bisa tersampaikan dari koreografi wajah kuning yang tersenyum itu.



Wajah kuning yang tersenyum itu melemparkan senyumnya untuk sepakbola Indonesia. Di tengah carut marut pengelolaan sepakbola Indonesia, suporter tetap tersenyum. Mereka tetap berdiri di tribun dan meneriakkan yel-yel untuk mendukung klub kesayangan mereka. Wajah kuning yang tersenyum itu seolah ingin berkata “Silahkan kalian yang di sana berebut kekuasaan agar bisa membangun citra melalui sepakbola. Tapi di sini, berdiri suporter-suporter sepakbola yang tidak mudah dibodohi. Percayalah, kami, suporter-suporter klub sepakbola Indonesia, tidak bisa dengan mudah dimanipulasi untuk memberikan suara kepada kalian. Yang kami inginkan hanya sepakbola dan klub kesayangan kami bermain dengan baik, bukan yang lain”. Wajah kuning yang tersenyum hangat itu seolah mengingatkan bahwa yang diemban oleh orang-orang yang besok akan menghadiri KLB adalah mimpi jutaan pecinta sepakbola Indonesia, yang rindu punya sepakbola dalam negeri yang lebih berkualitas. Wajah kuning yang tersenyum itu juga seolah mengingatkan pemain-pemain yang saat ini mendapat panggilan tugas untuk membela panji-panji Merah Putih, bahwa di pundak merekalah harapan pecinta sepakbola Indonesia tertumpu. Publik sepakbola Indonesia Cuma ingin timnas yang berprestasi, tanpa ada ancaman untuk saling men-tampol satu sama lain.

Senyum dari Sleman ini juga mengingatkan bahwa kita semua masih satu Indonesia. Pertandingan derby DIY kali ini memang terasa panas di dalam lapangan. Namun toh, para suporter yang berbeda seragam itu pada akhirnya kembali berangkulan dalam suasana hangat, bernyanyi bersama sambil berjalan keluar dari stadion, dan tidak ada lagi dendam di luar stadion. Ya, bukankah sepakbola sebenarnya sesimpel itu? Semua mati-matian berjuang di dalam stadion, baik pemain maupun suporter. Begitu peluit panjang dibunyikan wasit, maka usai sudahlah pertarungan itu. Semua kembali menjadi sama, semua kembali menjadi sahabat. Jika prinsip itu dipegang teguh,bukankah tak akan ada lagi orang yang terbunuh hanya gara-gara berbeda seragam? Bukankah tidak akan ada lagi orang-orang yang berusaha menguasai sepakbola demi ambisi pribadinya?



Alangkah indahnya berutopia, karena memang kenyataan yang ada tak seindah yang dibayangkan. Koreografi wajah kuning yang tersenyum itu mungkin tidak dimaksudkan untuk memiliki makna seluas yang penulis jabarkan. Tapi tak ada salahnya senyum yang terkembang dari derby DIY yang panas ini diberikan juga bagi petinggi-petinggi PSSI yang besok berkongres dan bagi putra-putra terbaik bangsa yang ambil bagian dalam seleksi timnas untuk Pra Piala Asia. Semoga saja dalam kongres KLB besok, yang para petinggi itu perjuangkan hanyalah sepakbola Indonesia yang lebih baik. Semoga saja para peserta KLB besok menyingkirkan jauh-jauh keinginan untuk menguasai sepakbola Indonesia demi ambisi pribadi mereka. Semoga saja para pemain yang dipanggil untuk masuk timnas itu benar-benar pula mau menyingkirkan ego mereka, sehingga melalui aksi-aksi di lapangan, mereka akan mampu membuat publik sepakbola Indonesia tersenyum.

Foto-foto BCS yang lain :
Spoiler for Foto:





TERBANGLAH TINGGI GARUDA KU emoticon-I Love Indonesia
SEPAK BOLA INDONESIAemoticon-I Love Indonesia


Sumber :http://bcspss.com/2002/senyum-dari-s...ola-indonesia/
http://olahraga.kompasiana.com/bola/...ia-542908.html
Diubah oleh frozholic 17-03-2013 07:19
0
1.7K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.