TEHERAN - Iran mengutarakan kembali tawarannya untuk membantu Amerika Serikat (AS) mantan agen FBI yang dilaporkan hilang, ketika melakukan perjalanan ke Iran. Mantan agen FBI itu diketahui tengah menyelidiki kasus pemalsuan rokok di wilayah Teluk Persia.

Sebelumnya AS yang selama ini musuh besar dari Iran, pada Jumat 8 Maret lalu meminta bantuan kepada Negeri Paramullah untuk mencari Robert Levinson. Mantan agen FBI itu dilaporkan hilang selama enam tahun terakhir.

Terakhir kali, Levinson diketahui terakhir kali terlihat di Pulau Kish. Namun Iran mengaku tidak memiliki informasi terbaru mengenai keberadaan Levinson.

"Kami berulangkali menyebutkan, kami tidak memiliki informasi terbaru. Tetapi kami siap untuk membantu atas dasar kemanusiaan, khususnya mengenai penyebab hilangnya (Levinson)," ujar Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi, seperti dikutip Arab Times, Senin (11/3/2013).

Pencarian terhadap Levinson mencari perhatian utama dari Pemerintah AS. Sebelumnya pada 2011 silam, mantan Menlu AS Hillary Clinton mengaku mendapatkan informasi bahwa Levinson berada di wilayah barat daya Asia. Tetapi Clinton menelpon Pemerintah Iran untuk meminta bantuan mencari lokasinya.

Pada Jumat pekan lalu, AS pun mengutarakan kembali permohonan bantuannya kepada Iran. "Pemerintah Iran sebelumnya mengumumkan bersedia untuk membantu mencari Levinson dan kami menghargainya, meskipun dalam beberapa masalah kedua negara saling tidak sepaham," tutur juru bicara Gedung Putih Jay Carney.

Hilangnya Levinson menjadi pusat ketegangan baru antara dua negara yang bermusuhan ini, termasuk masalah program nuklir Negeri Paramullah. Misteri pun mengelilingi hilangnya Levinson dari Pulau Kish, ketika menyelidiki pemalsuan rokok. Istrinya, Christine, terakhir kali mendengar kabar Levinson pada 8 Maret 2007.

paling udah dibuang kelaut