Berbicara tentang mimpi selalu berhasil menggetarkan hati dan nyali.

"Mimpi itu bisa jadi nyata hingga kamu percaya"

Aku percaya ,hanya saja
Ah ,bukankan keraguan tanda aku tak percaya ??
Tapi....

Lagi-lagi aku termenung.

Mimpiku terlalu banyak.
Sungguh.
Hingga bahkan aku terlalu takut untuk menuliskannya.
Apakah tidak terlalu muluk-muluk ??
Apakah tidak mustahil..

Balon-balon harapanku begitu banyak ,berwarna-warni tak seirama.
Aku mencintai segala warna itu ,hingga terbutakan.

Keterbatasan kemampuan selalu membuatku berhenti berjalan.
Mungkinkah ???
Akan adakah jalannya ??

Sepertinya ,selama ini aku hanya mencari jalan aman.
Aku tidak pernah berjuang keras seperti pemilik seluruh kebrhasilan.
Kesuksesanku tak mampu di banggakan ,terlalu sederhana ,bahkan untukku sendiri.

Aku memang pecinta kesederhanaan bahagia ,tapi bukan berarti aku tak ingin memiliki utopis euforia.

Aku ingin.aku ingin.aku ingin.aku sungguh ingin.

Melanglang buana ,menyapa semesta.
Menjadikan merdu seluruh syair rindu.

Tapi yang ku lakukan hanya menunggu.

Bodoh.Bodoh.Bodoh!

Manusia memang di lahirkan sebagai serang yang bodoh ,namun kebdohan itu bukan untuk dirutuki.
Hanya ada satu arah pasti ,menyadari kebodohan itu untuk melejitkan diri ,menjadikan semakin bodoh dan haus akan ilmu-ilmu suci.
Menjadikan harapan-harapan tampak bodoh jika tidak di geluti.

Aku ingin.aku ingin.aku ingin.

Tapi.....
Ah ,lagi-lagi aku beralasan.
Balon-balon harapan itu terlalu banyak ,terlalu berwarna-warni dan tak sirama.

Kedua tanganku memang tak seberapa panjang ,dekapannya pun tak sebegitu erat.

Tapi ,itu bukan harga mati !

Tidak dapat di jadikan alasan untuk berhenti!

Bukankah tidak harus ku dekap seluruh balon itu ??

Bukankah tidak harus ku samakan warna-warni itu ??

Ya ,aku bisa menggenggamnya erat dengan tali temali.

Ya ,aku bisa memadukan warna warni itu laksana pelangi.

Masih banyak jalan untuk kau coba tempuhkan.
Msih bnyak kawan
yg setia mnyemangati kala di butuhkan.

Dan selalu ,masih ada Tuhan Semesta Alam yg Maha Mengabulkan.


suara nurani