- Beranda
- Catatan Perjalanan OANC
[Cerita Perjalanan] Keluarga "Sandal Jepit" di Gunung Merbabu
...
TS
vienzz1234
[Cerita Perjalanan] Keluarga "Sandal Jepit" di Gunung Merbabu
sebuah tulisan yang agak panjang karya teman ts Eko Indriasto..
yang dibuat setelah kami melakukan pendakian ke Gunung Merbabu pada bulan oktober tahun lalu...
cekibrot.. dibaca yah gan...
Sebenarnya tidak ada perencanaan sama sekali untuk minggu ini saya mendaki gunung manapun itu, uang sayapun sama seperti minggu – minggu biasa, tanpa adanya tambahan untuk hal – hal lain. Cukup untuk makan , dan keperluan perkuliahan.
Di depan C saya mengobrol dengan teman – teman seangkatan, lewat obrolan tersebut saya baru tahu, mereka ingin mendaki gunung Merbabu pada hari sabtu minggu, 29-30 september 2012. Baru sadar ternyata info tersebut sudah di tag di FB group Elektro 07, dengan ”kode” sabtu minggu setengah 1 dari Mima. Cuma memang kelihatannya saya kurang memperhatikan “kode” tersebut. Saya di tawari untuk ikut naik bersama mereka.
Awalnya saya tertarik untuk ikut bersama mereka, belum pernah juga naik gunung Merbabu dan penasaran pikir saya, terakhir kali naik gunung waktu SMA, saya bergabung dalam team Pecinta Alam, itupun kami mendaki gunung Ungaran yang tak setinggi Merbabu. Ketertarikan itu, mulai pudar ketika saya melihat isi dompet, yang saya rasa tak cukup untuk melakukan persiapan pendakian beli ini , beli itu , sewa…dll. Saya mencoba mencari pinjaman uang hahahahaha..,dan rencana saya kembalikan minggu depannya, Cuma saat itu anak – anak yang kutemui pada tidak bisa, ya saya juga memahami tanggal –tanggal itu merupakan tanggal “kritis” bagi kalangan mahasiswa, apalagi yang anak kos..saya sangat memahami itu. Saya menjadi tak terlalu memaksakan keinginan saya untuk melakukan pendakian.
Malam hari (kamis malam) tiba – tiba saya mendapatkan info pendakian dari teman saya ius, dia salah satu dari 14anak (tanpa saya) yang berencana mendaki gunung Merbabu. Dengan melihat sikon saya menolak, dengan alasan yang sudah saya bilang tadi.
Jumat malam sebelum pendakian , saya bertemu lagi dengan ius dan teman – teman di tempat makan ,mereka selesai berbelanja untuk persiapan pendakian besok pagi. Dan saat itu teman – teman mengajak saya lagi, hahahahaha…>,<
“kae lho dwek gelem ngutangi sek…” terang ius
“ki lho duwetku gek telong puluh ewu thok,cukup pora?” sambil mengeluarkan 2 lembar uang dari dompet, sepuluh ribu dan dua puluh ribu.
“wes mangan sek wae, cukup – cukup” sahut Bas.
“bar iki , nang omahe urgi yo, persiapan”
Untuk membayar makan delapan ribu, jadi tinggal Rp 22.000 =,= saya pikir ini benar – benar uang yang sangat tipis untuk keperluan persiapan pendakian, ya walaupun uang patungan untuk pendakian sudah di bayarkan oleh teman saya urgi, saya juga butuh keperluan pribadi, seperti snack , mie, minuman, obat – obatan dll. Saya ga tahu kenapa , mungkin rasa ketertarikan yang besar ya.., mengalahkan pemikiran permasalahan keuangan ini hahahaha, dan teman saya urgi juga sudah mau membantu meminjami saya uang, ini sudah cukup untuk menutup permasalahan awal, keuangan. Dan malam itu saya mengambil keputusan untuk ikut pendakian Merbabu bersama mereka. ^^# thanks ius yang da mau mencarikan pinjaman, dan urgi yang mau meminjamkan uang hihihi..
Selesai makan saya langsung menuju ke rumah Urgi sesuai permintaan ius ,untuk persiapan pendakian besok. Malam itu kami melakukan packing , membagi beban bawaan dalam masing – masing tas, sehingga tidak ada yang terlalu ringan atau berat .
Keperluan pendakian segera saya persiapkan malam itu juga , jaket, baju ganti, mantel,obat – obatan,SB,peralatan makan. Untuk keperluan kelompok semua sudah di akomodir oleh teman – teman saya yang lainnya..hihihi, jadi saya lebih memfokuskan untuk perlengkapan pribadi.
Esok harinya sabtu pagi, kami berangkat dari salatiga pukul 10.30, lebih 30 menit dari waktu perencanaan kami sebelumnya,biasalah molor ^^. Kami berlima belas, yaitu Mima, Ius, Urgi , Evan, Andika tan , Tio, Narendra , Anom, Bastian,Adit ,Septyan W,Oyo, Putu, Sam dan saya ,mulai berangkat menggunakan mobil yang telah kami sewa.
Untuk menampung kami dan barang – barang bawaan, mobil yang kami tumpangi bisa di bilang kecil. Kami harus duduk berdempet – dempetan, melipat kaki kami memberikan tempat duduk bagi teman – teman yang lain. Hahhahaha tapi seru juga, kami berjanda tertawa sepanjang perjalanan. Selang beberapa lama, saya merasakan bokong saya semakin panas, inipun juga dirasakan beberapa teman – teman saya , Narendra, Evan. Evan dengan cekatan memakai SB sebagai “lemek” bokongnya, dan saya menggunakan mantel, entah mantel siapa yang saya duduki yang penting terselamatkan bokong ini, ga mateng kepanasan hahhahaha..thanks Dit.
epanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang sangat indah. Udara yang sejuk, pepohonan kanan kiri ,membuat lupa akan posisi duduk kami yang tidak nyaman ini.
Untuk sampai ke basecamp keberangkatan dari wekas, kami harus melewati jalan menanjak hutan pinus. Sempat kami harus turun sebentar dari mobil , karena mobil yang kami naiki tak kuat menanjak. Lihatlah bagaimana kami dengan semangat kesatuan mendorong mobil ini.
Sampai di basecamp keberangkatan di daerah Wekas pukul 11.30, kami istirahat sejenak merenggangkan tubuh kami,pegel juga duduk sekitar satu jaman dalam posisi yang sama^^ . Dibasecamp ini di jual berbagai cindra mata ; stiker, eblem, slyer yang memperlihatkan “identitas” Gunung Merbabu. Kita bisa membelinya sebagai kenang – kenangan saat pulang nanti. Jangan kawatir jika kalian mengendarai motor atau mobil, di basecamp ini juga disediakan jasa parkir.
Pukul 12.30 kami mulai berangkat mendaki, kami harus mengisi data laporan pendakian, meliputi data nama, alamat, no hp, tempat awal pendakian, tempat pulang pendakian, asal organisasi dll.
Di daerah persawahan kami berhenti sejenak, kami berdoa agar pendakian ini dapat berjalan dengan lancar. Baru beberapa meter nafas saya mulai terasa berat, ini fase pemanasan bagi tubuh pikir saya. Berjalan menanjak dengan beban di punggung bukan sesuatu yang mudah, kami harus pandai – pandai mengatur pernafasan memantapkan langkah demi langkah.
Medan pendakian yang kami lalui sangatlah berdebu, kami harus pelan – pelan melangkahkan kaki, supaya tidak terlalu banyak menimbulkan debu berterbangan yang dapat mengganggu teman yang berada di belakang. Rasa lelah teredam dengan pemandangan yang indah, kesejukan udara, berbagai macam kicauan burung, menyemangati kami untuk terus melangkah.
Pada persimpangan jalan kami sempat bingung , kami harus ke kiri atau kekanan. Narendra, Sam, dan Adit yang sudah berada di depan kami memilih jalur kanan, sedangkan sisanya kami memilih jalur kiri. Kami meminta mereka untuk turun, tapi mereka tetap meneruskan perjalanan,semakin menjauh dari kami. Mulai disinilah kami berpisah dari mereka bertiga, di sepanjang perjalanan kami berusaha memanggil – manggil mereka , namun tak ada jawaban, kami berteriak, menelpon lewat hp tapi sama saja., tak ada jawaban dari mereka.
Kami tetap mendaki meneruskan perjalanan, kami percaya nanti kami juga akan bertemu kembali, walaupun tak bisa di pungkiri rasa cemas kawatir itu ada..,dan kami tetap berusaha menghubungi mereka.
Rasa lelah , memberikan sinyal bahwa kami harus istirahat. Permen Hapydent dari Urgi ditambah minum, cukup mengembalikan tenaga dan semangat kami untuk mendaki kembali. Kami menjaga jarak agar tidak saling berjauhan, saling memperhatikan dan menyemangati. Jika jarak antar kami mulai berjauhan maka teman yang di depan harus menunggu, memastikan teman di belakangnya tetap mengikuti dalam jalur yang benar ,tak tersesat.
Dalam perjalanan, saya mendapatkan kabar bahwa , Narendra, Sam dan Adit sudah sampai di atas. Syukurlah dalam hati saya. Akhirnya kami bisa bertemu kembali, meneruskan pendakian bersama sama. Rasa gemes dan plong terlihat di raut muka kami, Apalagi liat sikap Narendra., benar – benar rasanya ingin membuangnya ke laut..^^ pis!
Bagaimana kita bisa bertemu kembali? Kalian lewat jalur mana? Seperti apa medannya? Apa kalian tidak mendengar kami memanggil – manggil kalian? semua pertanyaan terjawab sudah. Kami mendengar Narendra sudah mau pingsan dalam perjalanan, untung ada Sam dan Adit yang mambantunya. Jalur yang mereka lalui memang lebih pendek daripada jalur yang kami lalui, tetapi lebih terjal menguras lebih banyak energi ,terang Adit dan Sam.
bersambung dibawah gan...
yang dibuat setelah kami melakukan pendakian ke Gunung Merbabu pada bulan oktober tahun lalu...
cekibrot.. dibaca yah gan...
Keluarga "Sandal Jepit" di Gunung Merbabu
Quote:
Sebenarnya tidak ada perencanaan sama sekali untuk minggu ini saya mendaki gunung manapun itu, uang sayapun sama seperti minggu – minggu biasa, tanpa adanya tambahan untuk hal – hal lain. Cukup untuk makan , dan keperluan perkuliahan.
Di depan C saya mengobrol dengan teman – teman seangkatan, lewat obrolan tersebut saya baru tahu, mereka ingin mendaki gunung Merbabu pada hari sabtu minggu, 29-30 september 2012. Baru sadar ternyata info tersebut sudah di tag di FB group Elektro 07, dengan ”kode” sabtu minggu setengah 1 dari Mima. Cuma memang kelihatannya saya kurang memperhatikan “kode” tersebut. Saya di tawari untuk ikut naik bersama mereka.
Awalnya saya tertarik untuk ikut bersama mereka, belum pernah juga naik gunung Merbabu dan penasaran pikir saya, terakhir kali naik gunung waktu SMA, saya bergabung dalam team Pecinta Alam, itupun kami mendaki gunung Ungaran yang tak setinggi Merbabu. Ketertarikan itu, mulai pudar ketika saya melihat isi dompet, yang saya rasa tak cukup untuk melakukan persiapan pendakian beli ini , beli itu , sewa…dll. Saya mencoba mencari pinjaman uang hahahahaha..,dan rencana saya kembalikan minggu depannya, Cuma saat itu anak – anak yang kutemui pada tidak bisa, ya saya juga memahami tanggal –tanggal itu merupakan tanggal “kritis” bagi kalangan mahasiswa, apalagi yang anak kos..saya sangat memahami itu. Saya menjadi tak terlalu memaksakan keinginan saya untuk melakukan pendakian.
Quote:
Malam hari (kamis malam) tiba – tiba saya mendapatkan info pendakian dari teman saya ius, dia salah satu dari 14anak (tanpa saya) yang berencana mendaki gunung Merbabu. Dengan melihat sikon saya menolak, dengan alasan yang sudah saya bilang tadi.
Jumat malam sebelum pendakian , saya bertemu lagi dengan ius dan teman – teman di tempat makan ,mereka selesai berbelanja untuk persiapan pendakian besok pagi. Dan saat itu teman – teman mengajak saya lagi, hahahahaha…>,<
“kae lho dwek gelem ngutangi sek…” terang ius
“ki lho duwetku gek telong puluh ewu thok,cukup pora?” sambil mengeluarkan 2 lembar uang dari dompet, sepuluh ribu dan dua puluh ribu.
“wes mangan sek wae, cukup – cukup” sahut Bas.
“bar iki , nang omahe urgi yo, persiapan”
Untuk membayar makan delapan ribu, jadi tinggal Rp 22.000 =,= saya pikir ini benar – benar uang yang sangat tipis untuk keperluan persiapan pendakian, ya walaupun uang patungan untuk pendakian sudah di bayarkan oleh teman saya urgi, saya juga butuh keperluan pribadi, seperti snack , mie, minuman, obat – obatan dll. Saya ga tahu kenapa , mungkin rasa ketertarikan yang besar ya.., mengalahkan pemikiran permasalahan keuangan ini hahahaha, dan teman saya urgi juga sudah mau membantu meminjami saya uang, ini sudah cukup untuk menutup permasalahan awal, keuangan. Dan malam itu saya mengambil keputusan untuk ikut pendakian Merbabu bersama mereka. ^^# thanks ius yang da mau mencarikan pinjaman, dan urgi yang mau meminjamkan uang hihihi..
Quote:
Selesai makan saya langsung menuju ke rumah Urgi sesuai permintaan ius ,untuk persiapan pendakian besok. Malam itu kami melakukan packing , membagi beban bawaan dalam masing – masing tas, sehingga tidak ada yang terlalu ringan atau berat .
Keperluan pendakian segera saya persiapkan malam itu juga , jaket, baju ganti, mantel,obat – obatan,SB,peralatan makan. Untuk keperluan kelompok semua sudah di akomodir oleh teman – teman saya yang lainnya..hihihi, jadi saya lebih memfokuskan untuk perlengkapan pribadi.
Esok harinya sabtu pagi, kami berangkat dari salatiga pukul 10.30, lebih 30 menit dari waktu perencanaan kami sebelumnya,biasalah molor ^^. Kami berlima belas, yaitu Mima, Ius, Urgi , Evan, Andika tan , Tio, Narendra , Anom, Bastian,Adit ,Septyan W,Oyo, Putu, Sam dan saya ,mulai berangkat menggunakan mobil yang telah kami sewa.
Spoiler for Its foto dulu kawan sebelum berangkat, cepreet….^^:
Quote:
Untuk menampung kami dan barang – barang bawaan, mobil yang kami tumpangi bisa di bilang kecil. Kami harus duduk berdempet – dempetan, melipat kaki kami memberikan tempat duduk bagi teman – teman yang lain. Hahhahaha tapi seru juga, kami berjanda tertawa sepanjang perjalanan. Selang beberapa lama, saya merasakan bokong saya semakin panas, inipun juga dirasakan beberapa teman – teman saya , Narendra, Evan. Evan dengan cekatan memakai SB sebagai “lemek” bokongnya, dan saya menggunakan mantel, entah mantel siapa yang saya duduki yang penting terselamatkan bokong ini, ga mateng kepanasan hahhahaha..thanks Dit.
Spoiler for poto:
Quote:
epanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang sangat indah. Udara yang sejuk, pepohonan kanan kiri ,membuat lupa akan posisi duduk kami yang tidak nyaman ini.
Untuk sampai ke basecamp keberangkatan dari wekas, kami harus melewati jalan menanjak hutan pinus. Sempat kami harus turun sebentar dari mobil , karena mobil yang kami naiki tak kuat menanjak. Lihatlah bagaimana kami dengan semangat kesatuan mendorong mobil ini.
Spoiler for poto:
Quote:
Sampai di basecamp keberangkatan di daerah Wekas pukul 11.30, kami istirahat sejenak merenggangkan tubuh kami,pegel juga duduk sekitar satu jaman dalam posisi yang sama^^ . Dibasecamp ini di jual berbagai cindra mata ; stiker, eblem, slyer yang memperlihatkan “identitas” Gunung Merbabu. Kita bisa membelinya sebagai kenang – kenangan saat pulang nanti. Jangan kawatir jika kalian mengendarai motor atau mobil, di basecamp ini juga disediakan jasa parkir.
Pukul 12.30 kami mulai berangkat mendaki, kami harus mengisi data laporan pendakian, meliputi data nama, alamat, no hp, tempat awal pendakian, tempat pulang pendakian, asal organisasi dll.
Spoiler for Narsis dulu cepreeet! ^^:
Quote:
Di daerah persawahan kami berhenti sejenak, kami berdoa agar pendakian ini dapat berjalan dengan lancar. Baru beberapa meter nafas saya mulai terasa berat, ini fase pemanasan bagi tubuh pikir saya. Berjalan menanjak dengan beban di punggung bukan sesuatu yang mudah, kami harus pandai – pandai mengatur pernafasan memantapkan langkah demi langkah.
Medan pendakian yang kami lalui sangatlah berdebu, kami harus pelan – pelan melangkahkan kaki, supaya tidak terlalu banyak menimbulkan debu berterbangan yang dapat mengganggu teman yang berada di belakang. Rasa lelah teredam dengan pemandangan yang indah, kesejukan udara, berbagai macam kicauan burung, menyemangati kami untuk terus melangkah.
Pada persimpangan jalan kami sempat bingung , kami harus ke kiri atau kekanan. Narendra, Sam, dan Adit yang sudah berada di depan kami memilih jalur kanan, sedangkan sisanya kami memilih jalur kiri. Kami meminta mereka untuk turun, tapi mereka tetap meneruskan perjalanan,semakin menjauh dari kami. Mulai disinilah kami berpisah dari mereka bertiga, di sepanjang perjalanan kami berusaha memanggil – manggil mereka , namun tak ada jawaban, kami berteriak, menelpon lewat hp tapi sama saja., tak ada jawaban dari mereka.
Spoiler for poto:
Quote:
Kami tetap mendaki meneruskan perjalanan, kami percaya nanti kami juga akan bertemu kembali, walaupun tak bisa di pungkiri rasa cemas kawatir itu ada..,dan kami tetap berusaha menghubungi mereka.
Rasa lelah , memberikan sinyal bahwa kami harus istirahat. Permen Hapydent dari Urgi ditambah minum, cukup mengembalikan tenaga dan semangat kami untuk mendaki kembali. Kami menjaga jarak agar tidak saling berjauhan, saling memperhatikan dan menyemangati. Jika jarak antar kami mulai berjauhan maka teman yang di depan harus menunggu, memastikan teman di belakangnya tetap mengikuti dalam jalur yang benar ,tak tersesat.
Dalam perjalanan, saya mendapatkan kabar bahwa , Narendra, Sam dan Adit sudah sampai di atas. Syukurlah dalam hati saya. Akhirnya kami bisa bertemu kembali, meneruskan pendakian bersama sama. Rasa gemes dan plong terlihat di raut muka kami, Apalagi liat sikap Narendra., benar – benar rasanya ingin membuangnya ke laut..^^ pis!
Bagaimana kita bisa bertemu kembali? Kalian lewat jalur mana? Seperti apa medannya? Apa kalian tidak mendengar kami memanggil – manggil kalian? semua pertanyaan terjawab sudah. Kami mendengar Narendra sudah mau pingsan dalam perjalanan, untung ada Sam dan Adit yang mambantunya. Jalur yang mereka lalui memang lebih pendek daripada jalur yang kami lalui, tetapi lebih terjal menguras lebih banyak energi ,terang Adit dan Sam.
Spoiler for poto:
bersambung dibawah gan...
Diubah oleh vienzz1234 12-03-2013 12:43
0
15.4K
Kutip
81
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
1.9KThread•1.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya