- Beranda
- The Lounge
[RIP] Seorang Pendaki Unsika Tewas Kedinginan di Gunung Argopuro.
...
TS
allfren
[RIP] Seorang Pendaki Unsika Tewas Kedinginan di Gunung Argopuro.
Seorang Pendaki Gunung Argopuro Tewas Kedinginan
Quote:
Metrotvnews.com, Situbondo: Seorang pendaki tewas saat melakukan pendakian di Gunung Argopuro, Situbondo, Jawa Timur. Korban diduga kedinginan karena cuaca buruk dengan hujan dan kabut tebal yang menyelimuti kawasan tersebut.
Korban tewas bernama Fery Susanto (20), mahasiswa Universitas Singaperbangsa (Unsika), Karawang, Jawa Barat. Ia merupakan salah satu dari 24 pendaki yang dicari tim evakuasi dan warga setempat.
Adapun ke-23 pendaki lainnya selamat setelah melalui proses evakuasi selama dua jam. Rombongan pendaki dari Unsika ini ditemukan Sabtu (9/3) malam. Mereka mulai medaki dari pos pendakian di Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Situbondo, pada pagi harinya.
Para pendaki terjebak hujan dan kabut tebal saat melakukan perjalanan lima kilometer sebelum mata air pertama di Cikasur. Karena kedinginan dan kurangnya persiapan peralatan, Fery mengalami gangguan pernapasan hingga tewas.
Informasi tersebut sampai ke petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) di Pos Baderan, beberapa saat setelahnya. Petugas bersama warga setempat langsung menuju lokasi korban dan berhasil mengevakuasi para pendaki ke Pos Baderan, sekitar dua jam kemudian.
Menurut salah satu pendaki, Rivaldi, mereka belum jauh memasuki kawasan Gunung Argopuro ketika tiba-tiba di tengah perjalanan korban yang merupakan Ketua Pelaksana Pendakian tersengal-sengal. Satu jam kemudian, Fery pun menghembuskan napas terakhirnya.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Zainul Arifin, korban diduga tewas karena kondisi yang kurang fit.
Petugas langsung membawa jenazah korban ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan visum dokter. Hingga berita ini ditulis, keluarga korban belum datang. Namun, keluarga korban meminta agar jenazah Fery segera diantar ke rumah duka di Karawang, karena jauhnya jarak penjemputan.
Sumber : Metro News
Korban tewas bernama Fery Susanto (20), mahasiswa Universitas Singaperbangsa (Unsika), Karawang, Jawa Barat. Ia merupakan salah satu dari 24 pendaki yang dicari tim evakuasi dan warga setempat.
Adapun ke-23 pendaki lainnya selamat setelah melalui proses evakuasi selama dua jam. Rombongan pendaki dari Unsika ini ditemukan Sabtu (9/3) malam. Mereka mulai medaki dari pos pendakian di Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Situbondo, pada pagi harinya.
Para pendaki terjebak hujan dan kabut tebal saat melakukan perjalanan lima kilometer sebelum mata air pertama di Cikasur. Karena kedinginan dan kurangnya persiapan peralatan, Fery mengalami gangguan pernapasan hingga tewas.
Informasi tersebut sampai ke petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) di Pos Baderan, beberapa saat setelahnya. Petugas bersama warga setempat langsung menuju lokasi korban dan berhasil mengevakuasi para pendaki ke Pos Baderan, sekitar dua jam kemudian.
Menurut salah satu pendaki, Rivaldi, mereka belum jauh memasuki kawasan Gunung Argopuro ketika tiba-tiba di tengah perjalanan korban yang merupakan Ketua Pelaksana Pendakian tersengal-sengal. Satu jam kemudian, Fery pun menghembuskan napas terakhirnya.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Zainul Arifin, korban diduga tewas karena kondisi yang kurang fit.
Petugas langsung membawa jenazah korban ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan visum dokter. Hingga berita ini ditulis, keluarga korban belum datang. Namun, keluarga korban meminta agar jenazah Fery segera diantar ke rumah duka di Karawang, karena jauhnya jarak penjemputan.
Sumber : Metro News
Mereka Sempat Dilarang Nenek Bisu
Quote:
SURYA Online, SITUBONDO - Sebelum berangkat mendaki ke puncak Gunung Argopuro, 24 mahasiswa pencinta alam dari Universitas Singaprabangsa Karawang, Jawa barat dan mahasiswa Panca Marga, Probolinggo sempat didatangi seorang nenek tunawicara (bisu) di posko Balai Konservasi sumber Daya Alam (BKDSA) Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang.
Nenek itu melarang mereka melanjutkan pendakian.
Namun, niat baik sang nenek bisu ini tidak digubris. Bahkan, para mahasiwa ini tetap nekat melanjutkan menjelajah dan melihat keindahan alam di kawasan puncak Gunung Dewi Rengganis tersebut.
Seorang Mahasiswa, Riski, mengatakan, pada saat rombongannya tiba di posko Konservasi Sumser Daya Alam KSDA Baderan, Jumat (08/03/2013) malam, rombongannya didatang seorang wanita tua tuna wicara.
“Dengan bahasa isyarat, nenek itu melarang keras dan menarik baju teman mahasiswi untuk melakukan pendakian. Bahkan sampai tiga kali melarangnya,” ujar Riski salah seorang senior pencinta alam dari Unsika kepada Surya.co.id, Sabtu (09/03/2013) malam.
Menurutnya, dirinya tidak memahami isyarat wanita tua itu, karena niat kami melakukan pendakian untuk melihat keindahan alam Gunung Argopuro yang banyak dimintai para pencita alam.
“Saya baru sadar, isyarat nenek menarik napasnya dari hidung itu ternyata ada teman kami yang meninggal,” katanya.
Pada saat berangkat, dirinya sudah meminta kepada teman temannya untuk tidak berbicara kotor dan urakan selama perjalanan pendakian.
“Saya berkali-kali meminta, agar setiap melakukan pendakian jangan aneh-aneh,” kata Riski.
Selain itu, selama perjalanan alam di sekitarnya sudah menyeramkan, bahkan beberapa temannya banyak mendengar suara yang tidak lazim.
“Saat mencuci muka, saya melihat bayangan hitam melintas di tengah jalan,” kata mahasiswa yang lain saat menunggu warung di depan wisma Camat Sumbermalang.
Sebelum meninggal, korban mengigau seperti orang kesurupan saat tubuhnya menggigil.
“Beberapa kali korban memanggil dan minta tolong sama ibunya, kalau dirinya mau mati,” tukasnya.
Sumber : Surya
Nenek itu melarang mereka melanjutkan pendakian.
Namun, niat baik sang nenek bisu ini tidak digubris. Bahkan, para mahasiwa ini tetap nekat melanjutkan menjelajah dan melihat keindahan alam di kawasan puncak Gunung Dewi Rengganis tersebut.
Seorang Mahasiswa, Riski, mengatakan, pada saat rombongannya tiba di posko Konservasi Sumser Daya Alam KSDA Baderan, Jumat (08/03/2013) malam, rombongannya didatang seorang wanita tua tuna wicara.
“Dengan bahasa isyarat, nenek itu melarang keras dan menarik baju teman mahasiswi untuk melakukan pendakian. Bahkan sampai tiga kali melarangnya,” ujar Riski salah seorang senior pencinta alam dari Unsika kepada Surya.co.id, Sabtu (09/03/2013) malam.
Menurutnya, dirinya tidak memahami isyarat wanita tua itu, karena niat kami melakukan pendakian untuk melihat keindahan alam Gunung Argopuro yang banyak dimintai para pencita alam.
“Saya baru sadar, isyarat nenek menarik napasnya dari hidung itu ternyata ada teman kami yang meninggal,” katanya.
Pada saat berangkat, dirinya sudah meminta kepada teman temannya untuk tidak berbicara kotor dan urakan selama perjalanan pendakian.
“Saya berkali-kali meminta, agar setiap melakukan pendakian jangan aneh-aneh,” kata Riski.
Selain itu, selama perjalanan alam di sekitarnya sudah menyeramkan, bahkan beberapa temannya banyak mendengar suara yang tidak lazim.
“Saat mencuci muka, saya melihat bayangan hitam melintas di tengah jalan,” kata mahasiswa yang lain saat menunggu warung di depan wisma Camat Sumbermalang.
Sebelum meninggal, korban mengigau seperti orang kesurupan saat tubuhnya menggigil.
“Beberapa kali korban memanggil dan minta tolong sama ibunya, kalau dirinya mau mati,” tukasnya.
Sumber : Surya
Malam Ini Jenazah Fery Dikirim ke Kerawang
Quote:
SURYA Online, SITUBONDO - Ketua BPBD Situbondo Zainul Arifin mengatakan, para mahasiswa dari Universitas Singaprabangsa, Karawang, Jawa Barat itu, melakukan pendakian di Gunung Argopuro atas prakarsa kampusnya. Namun, sebelum sampai di Ciksur, sudah ada yang kedinginan.
“Dari 24 mahasiswa, ada yang meninggal satu. Semua mahasiswa itu, kita evakuasi ke Kecamatan Sumbermlang,” ujar Zainul Arifin saat mengawal anggota untuk mengevakuasi para mahasiwa dari Karawang tersebut.
Berdasarkan informasi dari teman korban, pihak keluarga dan pihak kampus menyarankan agar jasad korban yang bernama Fery Susanto itu segera di kirim ke Karawang untuk di makamkan.
“Malam ini juga, jenazah korban akan kita kirim dengan menggunakan mobil ambulans ke Karawang,” katanya.
Zainul menghimbau kepada para pendaki dan masyarakat, khususnya pencinta alam untuk tidak melakukan pendakian karena situasi dan kondisi cuaca di Gunung Argopuro saat ini masih ekstrem.
Sumber : Surya
“Dari 24 mahasiswa, ada yang meninggal satu. Semua mahasiswa itu, kita evakuasi ke Kecamatan Sumbermlang,” ujar Zainul Arifin saat mengawal anggota untuk mengevakuasi para mahasiwa dari Karawang tersebut.
Berdasarkan informasi dari teman korban, pihak keluarga dan pihak kampus menyarankan agar jasad korban yang bernama Fery Susanto itu segera di kirim ke Karawang untuk di makamkan.
“Malam ini juga, jenazah korban akan kita kirim dengan menggunakan mobil ambulans ke Karawang,” katanya.
Zainul menghimbau kepada para pendaki dan masyarakat, khususnya pencinta alam untuk tidak melakukan pendakian karena situasi dan kondisi cuaca di Gunung Argopuro saat ini masih ekstrem.
Sumber : Surya
Ane cuma share, gak ngarep apa-apa gan, tapi kalau ada yang ngasih cendol gak apa-apa gan
Tapi jangan dikasih bata ya
Pesan TS : Hati-hati gan kalau mendaki. Jika cuaca tidak memungkinkan lebih baik ditunda atau dibatalkan
Semoga diterima disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.. . . . Amiin
0
5.4K
Kutip
17
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya