TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Tukang tambal ban jujur di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, tinggal sedikit.Yossy Tuilan (53), Ketua Komunitas Semut Oren (Komunitas peduli ranjau paku), mengungkapkan hal itu kepada wartakotalive.com, Februari lalu.

Yossy tahu betul itu. Sebab, dirinya kerap menguntit prilaku para tukang tambal ban di kawasan Gambir. Di sejumlah kawasan Gambir, seperti Jalan Hasyim Ashari, Jalan Gajahmada, Jalan Cideng, ada sekitar 40 tukang tambal ban. Tukang tambal ban itu berjarak sekitar 100 meter antar lapak.

Dari jumlah itu, ujar Yossy, tak sampai lima lapak tambal ban yang bekerja dengan benar. Maksudnya tak menyebar paku agar pelintas mampir di lapaknya.

Yossy hafal betul lantaran Ia kerap menguntit para pelaku penyebar paku tersebut saat tengah beraksi. Lelaki yang punya usaha warung nasi ini, sudah mulai melakukan kegiatan menyelidiki penyebar paku sejak tahun 2011.
Biasanya dia mulai menguntit setelah warungnya tutup. Atau di saat siang hari. Kalau tengah menyelidiki, Yossy kerap menyamar sebagai tukang ojek.
"Penyebar paku disini rata-rata sudah tahu saya, karena pernah saya pergoki semua. Makanya saya harus menyamar," kata Yossy.
Bukan cuma menguntit, tapi Yossy juga punya sumber informasi sendiri.

Yossy memanfaatkan pemulung, pengamen maupun tukang parkir untuk memberi dia informasi terkait penyebar paku.
"Kalau dari hasil laporan mereka dan hasil saya menguntit, paling cuma ada dua atau tiga lapak tambal ban saja yang masih jujur di kawasan Gambir ini," ujar Yossy kepada wartakotalive.com di rumahnya di Kelurahan Petojo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

Namun, kata Yossy, kesulitannya, ketika para penyebar paku ini tertangkap, polisi atau pihak Pemkot Jakarta Pusat tidak bertindak menutup usaha tambal ban mereka.
Para pelaku yang pernah kepergok dan tertangkap polisi ini kembali ke lapaknya dan kembali menebar paku.

Yossy memilih jadi relawan ranjau paku, lantaran ia pernah hampir jadi korban ranjau paku.
Dia pernah terjatuh dari motor karena bannya pecah akibat terkena ranjau paku pada tahun 2009.

Selain itu, kini Yossy makin kesulitan memergoki penyebar paku, lantaran para penyebar paku sudah hafal muka Yossi. Kini, setiap hari, Yossy masih rutin menyapu ranjau paku dengan tongkat magnet sederhana miliknya.
Dia meluangkan waktu siang hari untuk mencari paku. "Soalnya kan yang jaga warung nasi istri saya," kata Yossy.



Thread ane No Repost yah
Ane sangat mengharapkan
Tapi jangan di