Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mynameishafidAvatar border
TS
mynameishafid
lanjutan "5 besar" pembunuh tersadis di Indonesia
melanjutkan Thread kemarin gan...

ini dia lanjutannya...

peringkat 6 sampai 10... selamat menyimak...

6. RIO ALEX BULO alias RIO MARTIL

Spoiler for Foto:

Jaksa mendakwa Rio Martil yg telah menganiaya hingga menyebabkan kematian Jeje Suraji. Tindakan itu juga dikategorikan sebagai pembunuhan berencana, karena Rio terbukti telah lebih dulu menyiapkan senjata dua buah martil. Kejahatannya ditambah lagi dengan usahanya merampas harta korban.

Di persidangan juga terungkap, Rio setidaknya sudah membunuh tiga orang di berbagai kota. Semua dilakukan dengan motif perampasan kendaraan milik korban. Kekejaman saat membunuh korban-korbannya, juga menjadi catatan tersendiri dalam persidangan.

Berdasar bukti-bukti itu, 14 Mei 2001, Rio divonis mati. Mendengar keputusan hakim, ia mengaku pasrah. "Saya bersyukur karena tidak mati saat sedang melakukan kejahatan. Tetapi mati dalam hukuman, mati dalam bertobat," katanya kepada para wartawan sesaat setelah vonis dijatuhkan.

Meski begitu, upaya banding tetap dilakukan para pengacara. Sementara Rio terus menjalani hukumannya di LP Kedungpane, Semarang, sebelum akhirnya dipindahkan ke LP Permisan di Pulau Nusakambangan. LP yang terletak di sebuah pulau di selatan Cilacap ini terkenal sebagai tempat para narapidana yang menjani hukuman berat atau hukuman mati.

7. SUMANTO

Spoiler for Foto:


Sumanto (Jeremias Nyangoen), pemuda lugu dan miskin dari sebuah desa di Banyumas, Jawa Tengah, ditahan polisi atas tuduhan memakan mayat. Peristiwa tentang kanibalisme ini menggemparkan desa dan menjadi berita ramai di koran-koran. Wartawan muda Lili Wijaya (Farach Diana) ditugaskan untuk meliput kasus Sumanto itu. Ia mewawancarai Sumanto di dalam tahanan. Sumanto mengisahkan perjalanan hidupnya sejak kecil hingga kemudian menjadi kanibal.

Lewat kilas balik, digambarkan Sumanto sejak kecil suka memakan binatang seperti jangkrik. Dikisahkan pula ia pernah berpacaran dengan Samien (Aty Cancer), gadis desa tetangganya. Sumanto dikeroyok pemuda desa saat berpacaran, dan sejak itu ia berpikir untuk mendapat ilmu kebal. Dia lalu berguru pada Ki Sirat. Syaratnya ia harus memakan sejumlah mayat. Ia kemudian merantau ke Lampung, menjadi buruh perkebunan. Di tempat ini ia sempat berhadapan dengan penjahat yang memaksanya menyerahkan uang. Karena terpaksa, Sumanto menebas perut sang penjahat hingga tewas. Mayat penjahat itu lalu dimakannya.

Kebiasaan ini berlanjut saat Sumanto pulang ke desanya, hingga diketahui warga dan ditangkap polisi. Lili yang ingin melengkapi laporannya, mencari Ki Sirat. Lili diajak Ki Sirat ke tempat sunyi dan diancam akan dibunuh, karena laporannya bisa menyeretnya ke pengadilan. Lili lolos dari ancaman dan menyelesaikan laporannya.

8. TUBAGUS YUSUF MAULANA (DUKUN USEP)

Spoiler for Foto:


Muhammad Tubagus Yusuf Maulana (lahir 1968) atau lebih dikenal dengan nama Dukun Usep merupakan pelaku pembunuhan yang diketahui telah membunuh 9 orang di Lebak. Ia dikenal sebagai dukun yang dapat menggandakan uang, dengan cara itu ia menjerat korbannya yang kemudian membunuhnya dengan menggunakan racun potasium. Dukun Usep divonis mati pada 10 Maret 2008 dan kemudian vonis dilaksanakan pada 18 Juli 2008 di sebuah desa di Lebak.

9. Ny. ASTINI

Spoiler for Foto:


pelaku pembunuhan 3 orang di Surabaya. Vonis hukuman mati dan telah dieksekusi tahun 2005. Astini alias Bu Lastri dinyatakan bersalah, karena melakukan mutilasi (membunuh dan memotong mayat korban) dengan dimasukkan ke dalam tas kresek yang dibuang di beberapa tempat sampah dan sungai di Surabaya.

10. IPTU GARIBALDI HANDAYANI

Spoiler for Foto:


Tidak waras. Itulah kesan yang muncul bila ada kabar seorang polisi tega menghabisi 7 koleganya. Tapi Iptu Gribaldi, pembunuh berantai yang menghebohkan Jambi dan Riau itu secara psikis sehat walafiat. Hasil pemeriksaan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pekanbaru, Iptu Gribaldi dinyatakan normal. "Kejiwaan tersangka normal," kata Kanit IV Reskrim Polda Riau AKP Aire Darmanto pada detikcom, Kamis (28/4/2005). Ulah tersangka pembunuhan berantai yang memiliki nama lengkap Muhamad Gribaldi Handayani (32) sungguh telah membuat repot teman satu korpsnya. Bayangkan, untuk mengungkap kasusnya, empat Polda 'terpaksa' turun tangan. Polda yang terlibat itu mulai Polda Jambi, Riau, Sumatera Selatan hingga Sumatera Utara. Dari 7 korban perbuatan biadab Gribaldi ini jenazah Yeni Farida yang dibunuh di wilayah Minas, Bengkalis-Riau belum juga ditemukan. Gribaldi yang sempat menjabat Kepala Urusan Informasi Kriminal Telematika Polda Jambi tidak mengingat secara pasti di mana Yeni dibunuhnya. Gribaldi tidak mengingati lokasi pembunuhan Yeni bukan tanpa alasan. Itu merupakan strateginya agar dianggap gila. Untuk membuktikan dia sehat atau tidak, kejiwaan Gribadli pun diperiksakan ke RS Jiwa Pekanbaru. Pemeriksaan ini penting karena dia diduga psikopat atau mengalami kelainan jiwa. Tapi rupanya hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi Gribaldi oke-oke saja. Dari hasil otopsi dan forensik Polda Jambi dan Pusat Labfor Mabes Polri diketahui para korban tewas dengan cara yang sama yaitu ditembak di bagian kepala dan perut, saat sedang membuang air kecil. Para korban sudah kenal baik dengan tersangka dan saat hendak dibunuh tidak ada yang melakukan perlawanan. Pada tubuh seluruh korban ditemukan bekas proyektil jenis peluru yang sama yakni dari pistol Colt 38.
0
9.1K
51
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.