Jumat, 22 Februari 2013 | 11:47
Kesepakatan dengan FPI Bisa Kurangi Dukungan untuk Aher




Jakarta - Pengamat politik mengatakan bahwa kesepakatan yang dibuat antara calon gubernur (cagub) Ahmad Heryawan dengan kelompok Islam garis keras, tidak akan menguntungkan posisi sosok yang biasa disapa Aher itu. Malah sebaliknya, kesepakatan itu berpotensi untuk mengikis suara dari kelompok moderat dan toleran.

"Bila itu diekspose besar-besaran oleh media dalam dua hari ini, itu hanya akan mengentalkan dukungan dari kelompok garis keras. Tapi kelompok moderat akan meninggalkannya," kata Andrinof Chaniago, Jumat (22/2).

"Kelompok moderat dan toleran lebih besar di Jawa Barat, dibandingkan kelompok yang vokal namun kecil yang setuju dengan FPI," sambungnya.

Sebelumnya, cagub Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dikabarkan telah menandatangani kesepakatan dengan Front Pembela Islam (FPI). Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya memenangkan pilkada yang pemungutan suaranya akan berlangsung Minggu (24/2) depan.

Aher yang berpasangan dengan Deddy Mizwar, dikabarkan telah menyetujui permintaan FPI untuk mengimplementasikan Peraturan Gubernur (Pergub) yang melarang Ahmadiyah secara total. Aher juga disebut-sebut sepakat untuk mengeluarkan peraturan-peraturan bernuansa syariat Islam, bila dia terpilih kembali. Kesepakatan tersebut ditandatangani di Bandung pada Kamis (21/2) lalu, oleh Aher dan Ketua FPI Jawa Barat Abdul Qohhar NZ al-Qodsy.

Tidak jelas mengapa Aher memilih FPI sebagai partner untuk memenangkan pilkada, setelah tahun lalu dia justru sempat mengeluarkan teguran untuk organisasi tersebut. Aher bahkan sempat mengancam akan membekukan FPI, bila kelompok itu tidak mengindahkan teguran yang dikeluarkan karena menyerang mesjid Ahmadiyah.

Sehubungan dengan itu, Andrinof mengatakan, Aher harusnya tahu bahwa meskipun banyak kelompok fanatik di Jawa Barat, namun pendidikan dan migrasi ke kota-kota besar telah banyak mengubah cara pandang orang terhadap agama.

"Dia (Aher) bisa disalahartikan sebagai antipluralis dan hanya berpihak pada satu kepentingan," kata Andrinof pula.

"Padahal, tanpa membuat kesepakatan itu, dia masih bisa menampung kelompok garis keras. Dia melanggar pesan kampanyenya sendiri tentang kebersamaan," tandasnya.


http://www.beritasatu.com/nusantara/...ntuk-aher.html


PKS dan FPI kayaknya emang tidur dalam satu Selimut...

Waktu PKS kesandung Kasus Sapi maharani... FPI diem... beda dengan Waktu Anas kesandung Korupsi... FPI rame2 demo ke Rumah Anas Urbaningrum...

Rakyat Jabar hati2 yeee... Jangan Salah Pilih... ntar Hotel Alexis malah bukak cabang di Bandung...