• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • ( CEWEK MASUK ) Tentang Kami yang Tidak Suka Di Banding-Bandingkan!!!

lambaroAvatar border
TS
lambaro
( CEWEK MASUK ) Tentang Kami yang Tidak Suka Di Banding-Bandingkan!!!
Quote:


Tadi malam saya dan teman-teman ngopi di kedai kopi Solong, Ulee kareng. Jumlah kami ada sekitar 15 orang. Kebetulan sudah sudah beberapa malam ini saya abstain untuk menikmati pekatnya cafein robusta Solong. Berhubung kondisi badan yang kurang fit, ditambah lagi cuaca Banda Aceh yang tak menentu, gerimis hampir selalu datang dikala malam.

Semalam saya datang paling awal. Seorang teman saya memberi khabar lewat sms jika ia masih dalam perjalanan menuju Solong. Setibanya di Solong saya tidak langsung duduk, saya berdiri dulu sembari membalas sms dari salah seorang teman sambil melihat lihat meja mana yang tempat duduknya masih kosong. Semalam kedai kopi Solong ramai sekali, penuh. Parkirannya yang luas penuh sesak dengan kendaraan roda dua dan empat. Tak seperti di hari-hari biasanya diluar bulan puasa yang kendaraan diparkirannya hanya berjumlah puluhan saja.

Dua orang pekerja solong yang melihat saya berdiri sendirian berjalan menghampiri saya .Yang satu berbadan agak besar dan kami biasa memanggilnya dengan panggilan Rohit dan satunya lagi bertubuh kecil, dia sering dipanggil Si Chek. Mereka berdua akrab dengan kami, wajah lugu mereka tiap malam dengan setia mengantarkan kopi ke meja kami, dari kopi hitam, kopi pancung, engasr dingin, engasr panas, teh dingin, kopi susu, minuman bersoda, dan air putih. Hanya itu dan hanya itu, karena menu minuman andalan di Solong ya hanya itu. Tak ada juice, apalagi hot chocolate, yang ada hanya seputaran zat kimia berupa cafein dan anti oksidan.


Quote:


Saya tersenyum ke Rohit, lalu pendangan saya tertuju ke meja dimana selama lebih dari satahun biasanya cuma kami yang menduduki kursinya di malam hari. Di situ duduk dua orang lelaki yang berumur 20-an, Rohit dan saya tak mengenal kedua orang itu.

Quote:


Rohit terseyum, sembari berkata,

Quote:


Saya akhirnya duduk di kursi yang ada di meja itu, berselang satu kursi dengan orang yang tidak saya kenal. Tas saya taruh di kursi sebelah yang kosong.

Setelah duduk, Rohit datang dan dia bertanya kepada saya,


Quote:


Rohit tersenyum dan bilang, OK!.

Sambil menunggu minuman pesanan datang. Saya membuka tas, mengambil notes kecil dan pensil. Ada sasuatu yang terlintas di pikiran saya, dan harus saya tulis agar tidak menghilang tanpa bekas.

Didepan meja saya, berselang dua meter, duduk sepasang muda-mudi. Mereka masih mahasiswa juga. Beberapa bulan lalu dari seorang teman saya tahu kalau sepasang kekasih yang didepan saya itu juga mahasiswa Unsyiah. Mereka berdua anggota MAPALA universitas. Bisa dibilang, di malam hari saya dan teman-teman sudah bertetanggaan meja lebih dari setahun dengan mereka. Si lelaki selalu datang dengan kekasihnya. Saya hapal betul apa menu makanan dan minuman kesukaan mereka. Ya! keduanya menyukai nasi goreng dengan lauk ayam dengan ditemani kopi hitam dan teh manis.

Mereka selalu datang berdua. Setahu saya jarang sekali si lelaki datang sendirian. Biasanya sambil membuka laptop, mereka berdua selalu tersenyum dan tertawa lepas, selalu dan selalu. Sang wanita selalu tampak bahagia dan tersenyum puas ketika berada di dekat lelaki yang berbadan kurus itu, Si lelaki kelihatannya pintar betul mencuri hati kekasihnya agar selalu bahagia didekatnya.

Saya masih menuliskan sesuatu di notes saya. Dari arah belakang, teman saya yang bernama FR datang. FR menarik kursi dan duduk tepat didepan saya, FR itu anaknya berperawakan agak kurus dan tinggi, mungkin tingginya 177 cm. Tentu untuk ukuran manusia Melayu, ukuran segitu sudah bisa dibilang tinggi.


Quote:


Saya tersenyum, dan masih terus menuliskan perihal yang terlintas dikepala saya itu.

lalu saya berkata kepada FR, jika saya sedang menulis sesuatu, ada sesuatu yang terlintas dikepala yang harus saya tuliskan. Saya berkata kepadanya kalau saya harus menulisnya dan biasanya memang seperti itu. Karena saya tidak pintar, maka saya mencatat perihal menarik yang saya ingat. Berhubung type memory otak saya bukan photographic memory yang bisa dengan mudah menghapalkan dan merekam sesuatu hal dalam bentuk memori ingatan.

Saya dan FR terlibat obrolan singkat mengenai perihal photographic memory itu. Beberapa saat setelah itu seorang teman saya datang, namanya SR. Ia juga baru dari mesjid, SR menggunakan pakaian koko berwarna hijau muda. SR ini anaknya juga tinggi, agak kurus, dan kami bertiga memiliki tinggi tubuh yang hampir sama.

Setibanya SR, obrolan menjadi berbeda. Kini yang diobrolkan mengenai perihal shalat tarawih. Perbedaan shalat delapan dengan 20 rakaat. Obrolan perihal shalat itu tak berlangsung lama, satu persatu teman saya datang, dan satu persatu kursi di meja itu terisi penuh. Kami duduk berdesakan, orang asing yang duduk di samping kami lama kelamaan semakin terpinggirkan. Terakhir setahu saya mereka pindah meja, bergabung dengan temannya yang ada di meja lain. Ah, male ego, selalu ingin berkompetisi, termasuk dalam urusan menggeser orang lain dari meja kedai kopi.

Ketika meja kami semakin penuh sesak, disamping saya duduk teman saya yang bernama YS, ia berkata kepada saya kalau posisi duduk kami saat itu sama seperti di dalam labi-labi. Saya bertanya kepada teman saya itu , jadi begini keadaan duduk di labi labi? ya! jawabnya, berdesak desakan. Saya menanyakan hai itu ke teman saya itu karena saya tidak pernah naik labi-labi lagi selama lebih dari 10 tahun ini. Kalau tidak salah terakhir saya naik labi -labi ketika masih duduk di sekolah dasar bersama Bunda saya tercinta.

Kami semakin ramai, semula yang hanya saya sendirian, kini 15 orang duduk bersama berdesakan, dan seperti biasanya, meja kami selalu yang paling riuh, paling reaktif dan paling banyak memiliki bahan cerita, dari perihal kelucuan di siang hari, obrolan kuliah, dunia open source, film, pengetahuan umum dan buku-buku baru yang ingin diburu.

Setelah semuanya berkumpul, obrolan menjurus ke perihal rencana melanjukan study. Sebagaian besar dari kami yang duduk menikmati kopi adalah mahasiswa D-3, jumlahnya 12 orang. Ada beberapa orang yang belum lulus, termasuk saya .

Teman-teman saya yang sudah lulus itu larut dalam mengkomunikasikan perihal kampus baru yang akan mereka daftar untuk melanjutkan study strata satu. Semasa masih kuliah dulu, beberapa dari mereka memiliki rencana ingin melanjutkan study di luar. Ada yang di Medan, Jakarta, Bandung dan Jogja.

Tapi kenyataan sekarang berbeda. Saya menerima beberapa alasan yang membuat saya tersenyum sendiri, salah satunya ketika saya bertanya kepada seorang teman kenapa ia tidak jadi melanjutkan study ke luar, ada yang berkata begini “ aku mau disini, biar kita bisa ngumpul-ngumpul lagi. aku nyaman sama-sama lagi”. saya tersenyum dan tentunya senang. Paling tidak di malam kami masih bisa bercengkrama bersama, sambil membahas perihal-perihal dinamika kehidupan, tentu sambil menghabiskan sedikit masa di kedai kopi ini sambil larut salam dekapan cafein dan robusta yang semakin lama semakin memabukkan dan mengadiksi.

Sebagian teman masih serius membicarakan perihal melanjutkan study, saya meloleh ke arah samping. Ada tiga orang yang datang dan duduk di meja samping kami, satu orang perempuan dan dua orang lelaki. Si perempuan berwajah semit, seperti perempuan lebanon dan kedua lelaki yang bersamanya berwajah asia, khas melayu, agak putih. Mereka bertiga memiliki tinggi yang sama. Melihat reaksi aneh dari FR, saya menoleh ke FR.


Quote:


Lalu obrolan kami berlanjur ke penilaian luar. Kami hanya ngobrol berdua, saya berkata begini kepada FR “sepertinya kalau memiliki istri seperti itu, kita tidak akan takut meninggalkannya sendirian dirumah saat kita pergi bekerja, karena bisa dipastikan ia tak akan pernah membolehkan lelaki lain masuk kerumah ataupun hanya untuk sekedar menyapa”.

Saya berkata begitu karena melihat body langguage perempuan itu yang sopan, bicaranya santai, tidak keras, dan agak santun.tentu ini penilaian awal yang subjektif, semoga saja yang disampingnya adalah suaminya. Jika tidak, tentu kasihan sekali jika gadis manis itu menghabiskan malam hari di kedai kopi.

Saya berkata lagi ke si FR,


Quote:


SAMBUNGAN DI BAWAH
Diubah oleh lambaro 24-02-2013 09:57
0
3.7K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.