Malam ini saya terkejut seolah tak percaya akan berita yang saya dapat dari seorang kawan di Kabupaten Karimun, negeri yang menjadi kampung kedua saya setelah Bukittinggi. Fitra Taufik, S.I.P salah seorang dosen Ilmu administrasi di Universitas Karimun (UK) mengancam akan menggelar demonstrasi tunggal dengan membakar dirinya pada Senin (18/2) besok, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Rektor UK yang menurutnya Diktator.

Universitas Karimun (UK) tempat penulis pernah mengabdi menjadi salah satu Dosen di Fakultas Teknik selama dua tahun, dari dulu memang pernah penuh dengan masalah. Diantaranya seringnya terjadi keterlambatan gaji, sarana dan prasarana kampus yang minim dan sebagainya. Ternyata hingga kini permasalahan-permasalahan tersebut tidak kunjung usai, terbukti dengan adanya ancaman bakar diri dari salah satu dosen ini.

Koran harian yang ditunjuk oleh kawan yang memuat berita itu tidak penulis dapati karena sudah larut malam. Beruntung beritanya ada pada link website koran tersebut, yang jelasnya dapat dibaca disini. Dari berita itu pemicu masalah Fitra sampai berniat membakar diri yang perizinannya sedang diproses di Polres Karimun ini adalah karena hak-haknya selaku dosen telah dikebiri rektor UK, Abdul Latif. Salah satunya tidak diberikan lagi izin mengajar di semester mendatang.


Fitra Taufik memang dikenal sebagai dosen yang paling “vokal” menentang kebijakan rektor UK. Menurutnya banyak kebijakan-kebijakan rektor yang selama ini tidak rasional, diantaranya pemecatan sewenang-wenang staf UK , pengeloaan keuangan yang diambil alih rektor, pemberhentian kaprodi, rangkap jabatan Pembantu Rektor sekaligus dekan fakultas, kebijakan kerjasama KKN dengan Negara Malaysia yang tidak jelas izinnya, perpindahan mahasisiwa UK ke STKIP PGRI Sumenep dan lain sebagainya.

Tuntutan dari Fitra ini adalah agar Abdul Latif berhenti dari jabatannya sebagai rektor di UK. Fitra juga menegaskan bahwa tuntutannya ini tidak main-main. Menurutnya bukankah ketika seorang pemuda membakar dirinya di depan Istana Tunisa, dia tidak bermain-main.

“Anda lihatlah apa yang akan terjadi nanti. Kenapa harus membakar diri dan tidak melibatkan rekan-rekan lain? ya ,karena saya berhadapan dengan sistem yang benar-benar mengerikan dan orang-orang yang mulai tidak rasional. Karenanya saya juga harus menghadapi secara tidak rasional dan ini satu-satunya cara” tegas Fitra Latif.

Luar biasa memang, jika ini benar-benar terjadi. Dunia pendidikan kita tentu akan tercoreng. Penulis berharap pihak Yayasan Tujuh Juli, Bupati Karimun, dan Kopertis wilayah X yang membawahi Riau, Sumbar, Jambi dan Kepri agar dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan sebaik-baiknya. Salam.

Link Berita:
http://www.haluankepri.com/karimun/4...akar-diri.html

http://regional.kompasiana.com/2013/...us-529296.html