Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

naufal.compAvatar border
TS
naufal.comp
Sempati Air, Masih ada yang inget dengan maskapai ini?
Mengenang Sempati Air (1968-1998)


Mungkin sebagian dari kita masih ingat dengan Sempati Air?Atau bahkan mungkin pernah terbang dengan maskapai swasta saingan terberat Garuda pada masa lalu ini?Pada tulisan ini saya mencoba mengulas tentang Sempati Air *dikutip dari berbagai sumber*
Nama Sempati Air Transport dengan motto “Terbang dan Tersenyumlah Dengan Sempati Air” adalah kenangan dari sebuah perjalanan perusahaan penerbangan swasta yang sarat intrik kekuasaan dan KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme). Dirintis tanggal 16 Desember 1968 sebagai hari kelahirannya dengan bermodalkan sebuah pesawat angkut DC-3 dan karyawan awal sebanyak 40 orang.
Nama Sempati diambil dari nama manusia elang raksasa, kakak dari Jatayu. Diharapkan dapat menjadi seperkasa dan sehebat seperti yang dicita-citakan dalam tokoh ksatria mitologi pewayangan Ramayana itu. Tapi dimata banyak orang, nama Sempati merupakan akronim sindiran “Sembilan Panglima Tinggi” karena merupakan usaha penerbangan charter dari PT. Tri Usaha Bahkti (Truba) dari Yayasan Kartika Eka Paksi yang tak lain adalah milik pimpinan tinggi Angkatan Darat.

Awalnya Sempati yang dipimpin penerbang Mayor Dolf Latumahina melakukan servis mengantarkan orang-orang perminyakan dan peralatan pengeboran ke daerah-daerah terpencil lewat udara. Tercatat mulai Juni 1969 merupakan penerbangan charter pertama Sempati menggunakan DC-3 PK-JDB untuk mengantar karyawan dan teknisi Union Oil. Kemudian lambat laun aset pesawat bertambah sehingga ada enam unit DC-3 untuk operasionalnya. Periode 1970-1980 armada diperbaharui dengan Fokker F27 turboprop dan melayani penerbangan dengan pertumbuhan yang tertentu dan lebih pragmatis. Sebuah F27 beregistrasi PK-JFF memulai operasinya pada tahun 1971 diikuti setahun kemudian PK-JFK. Total ada enam unit F27 yang dimiliki Sempati sebagai pengganti DC-3 yang telah uzur.

Selain dari perusahaan minyak, Sempati juga mendapat order charter di Vietnam dan Kamboja saat berkecamuk perang Vietnam serta juga di Brasil yang disebut-sebut sangat menguntungkan dan Fokker F27 menjadi mesin uang utama Sempati. Satu hal yang menarik adalah Sempati sempat mengoperasikan Boeing B707 yang disewa dari Pelita. Pesawat jet bermesin empat ini melayani rute Jakarta-Denpasar-Tokyo tahun 1975. Pesawat beregistrasi PK-PJQ ini dihibahkan ke TNI AU tahun 1982 dan berubah menjadi pesawat VVIP/VIP beregistrasi militer A7002.

Pada akhir 1989, Sempati melayani penerbangan charter dan berjadwal dengan tujuan ke Pontianak, Bangka, Belitung, Tanjungpinang, Pekanbaru, dan Malaka, Malaysia. Saat Humpuss masuk awal 1990, Sempati meningkatkan kualitas armada dan pelayanan penerbangan berjadwal. Berbasis di Soekarno-Hatta, Jakarta, armada Fokker F27 bercat putih yang dimiliki mulai beroperasi dengan penerbangan rute domestik. Peluang untuk mengakusisi armada jet (yang hanya boleh dimiliki Garuda) terbuka lebar setelah mendapat ijin dari Menteri Perhubungan dan mulai Juli 1990, Sempati diperkuat pertama kalinya oleh Fokker F100 beregistrasi PK-JGA menjajagi rute gemuk Jakarta-Medan dan diikuti kemudian Jakarta-Batam.

Sebuah Fokker F100 milik Sempati Air (Bandara Juanda, 1996)


Tercatat pada tahun 1993, memiliki lima unit Fokker F27 turboprop dan tujuh unit Fokker F100 fanjet plus enam unit Boeing B737-200. Dengan armada baru ini Sempati tumbuh menjadi maskapai dengan menjamin kecepatan dan ketepatan waktu serta menjadi maskapai swasta yang diperhitungkan di Indonesia dengan pemegang saham trio perusahaan Humpuss-Truba-Nusantara Ampera Bakti (Nusamba)

Sebuah Armada Boeing 737-200 Milik Sempati Air



Ambisi Sempati
Ditangan Dirut Hasan Muhammad Sudjono yang menggantikan Dolf Latumahina, Sempati berada di periode keemasaannya. Berbagai macam gebrakan dan inovasi baru (gimmicks) yang dilakukannya sangat gencar demi mewujudkan ambisi Sempati sebagai perusahaan penerbangan swasta terbesar di Indonesia yang dicanangkan dalam dua tahun.


Iklan Sempati Air- (dari kiri ke kanan) Promosi "Sempati Preffered Connection Card" ; Undian tiket berhadiah Mercedez Benz dan Televisi ; Promosi armada Fokker F70 dimana Sempati merupakan operator pertamanya.



Belum lagi target ambisius lainnya, Sempati ingin menjadikan maskapai penerbangan terbesar di Asia setelah Garuda, Singapore Airlines, Malaysian Air System, dan Thai International ! Target ini diharapkan bisa terjadi dalam kurang dari 10 tahun.Untuk itulah rute internasional mulai dijalani. Rencana untuk membeli Boeing B767 mengalami kesukaran dalam pembiayaan. Niat membeli DC-10 bekas pakai Garuda lagi-lagi gagal karena Garuda membatalkan penjualan enam unit DC-10 miliknya. Alhasil sebagai pengganti, Sempati mendatangkan tiga unit Airbus A300-B4 untuk melayani jalur penerbangan Jakarta-Perth dan Jakarta-Taiwan dimana Airbus pertama dengan registrasi PK-JIA mendarat di Sukarno Hata bulan April 1993.

Sebuah Airbus A300 Milik Sempati Air


Airbus A300 Safety Card


Ketika tahun perak seperempat abad pengabdian, Sempati menjadi satu-satunya maskapai swasta yang terdepan dalam inovasi, kemudahan, dan kenyamanan terbang. Jaringan penerbangan telah mencakup 30 kota tujuan, 25 kota domestik dan 5 internasional dengan armada mencapai 21 pesawat. Diperkuat dengan fasilitas-fasilitas servis yang memanjakan konsumen yaitu uang garansi ketepatan waktu, layanan dan hiburan audio video (In Flight Entertainment), reservasi tiket 24 jam plus garansi, kemudahan check in (city check in), program undian tiket diskon Spectacular Sandiwara (SS), undian berhadiah Mercedes Benz dan Sempati Preferred Connection Card. Untuk memenuhi ambisi berikut, dalam rancangan bisnis masa depan, Sempati akan meningkatkan armada menjadi 44 unit pesawat dengan 1,232 penerbangan non stop per minggu, penambahan 3 kota tujuan domestik serta 6 rute internasional diantaranya rute ke Abu Dhabi untuk batu loncatan ke Eropa !

Rute Penerbangan Sempati Air


Go Public
Saat itu santer terdengar banyak pertanyaan untuk menyangkut biaya-biaya yang dikeluarkan demi memenuhi ambisi ini. Banyak ketidakpuasan akibat hutang-hutang yang belum terbayar tapi Hasan Sudjono dapat menutupi, apalagi dengan sistem kekuasaan yang kebal hukum saat itu sehingga tidak berlanjut ke pengusutan. Belum lagi tuduhan-tuduhan miring yang memakai kekuasaan dari sang putra presiden Hutomo Mandala Putra yang saat itu menduduki jabatan Presiden Komisaris Sempati demi mendapatkan monopoli pada rute-rute gemuk baik domestik maupun internasional.

TIket Penumpang Sempati Air


Meskipun terlihat kinerja yang spektakuler, Hasan Sudjono gagal dalam mewujudkan ambisi perusahaan lainnya yang tak kalah penting yaitu go public. Padahal usaha untuk merestrukturisasi pemegang saham telah dilakukan dengan masuknya Asean Aviation Inc. asal Malaysia. Modal-pun meningkat dari 190 milyar menjadi 210 milyar rupiah. Saat itu Sempati juga telah menambah armada menjadi 7 unit F100, dua unit F70, lima unit F27, 7 unit B737, dan empat Airbus A300 pada pertengahan 1996. Tapi apa daya Sempati diguncang ketidak beresan kinerja keuangannya —sesuatu hal yang bukan menjadi rahasia lagi dan telah lama diprediksi— dan PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai dan menempatkan surat berharga komersial (SBK) dalam posisi rating alert sehingga Initial Public Offering (IPO) yang direncanakan dilempar ke publik bulan Oktober 1996 terpaksa ditunda.
Meskipun demikian Hasan Sudjono masih berkelit dengan mengungkapkan kegagalan go public akibat situasi pasar yang kurang menguntungkan yakni dengan adanya perusahaan yang lebih menarik dan lebih besar untuk masuk bursa seperti BNI 1946. Sama saja akan menenggelamkan pamor Sempati, begitu menurutnya pada pernyataan dimedia massa saat itu. Tentu saja alasan tidak bisa diterima, oleh karena itu, setelah tiga tahun pengabdian, Hasan Sudjono diganti sejak tanggal 9 Desember 1996. Penggantinya Santun Nainggolan ditugaskan untuk membenahi manajemen lama demi meningkatkan kepercayaan dan keberhasilan untuk go public. Hasilnya sama saja, ia hanya bertahan sampai sembilan bulan sebelum diganti oleh Subagiyo yang saat itu masih sebagai dirut Mandala dan disandingkan dengan Eddy Pramono, mantan dirut Gatari sebagai dirut keuangan.
Tapi lagi-lagi mereka gagal memperbaiki manajemen dan membuat posisi keuangan Sempati semakin parah tahun 1997. Berbagai efisiensi dengan menghilangkan layanan inovasi khas Sempati malah semakin mengurangi konsumen loyalnya. Dihantam lagi oleh badai krismon setahun kemudian membuat Sempati menghentikan seluruh operasi penerbangan dan memberhentikan karyawan.
0
26.8K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.