Hadji Kalla Group Tersingkir dari Proyek Monorail: Kok Bisa?

Santer berita tentang proyek monorail yang bakal dilanjutkan lagi pembangunannya di Jakarta, membuat saya jadi penasaran sebenarnya tentang proyek ini. Bagaimana tidak? Proyek yang digadang-gadang sebagai penunjang transportasi massal masyarakat Jakarta ini nantinya, ternyata banyak menyimpan ya..sebut saja “sesuatu”.

Sedikit mundur ke belakang, proyek monorail ini sendiri telah berakar di tahun 2001, dimulai dengan adanya usulan dari PT. Indonesia Transit Central (PT. ITC) mengenai transportasi angkutan massal dengan teknologi Automated People Mover (APM) System 21 (Baca: Kronologis Proyek Monorail). Setelah menjalani proses yang cukup panjang, akhirnya pada Agustus 2003 Pemprov DKI menandatangani MOU dengan PT. ITC. Dengan demikian, PT. ITC ini diwajibkan untuk melakukan Studi Kelayakan Akhir (Final Feasibility Study). Perlu diketahui di sini, di tahun yang sama, tepatnya pada Mei 2003 PT.ITC juga telah menandatangani kesepakatan dengan Mtrans Holding Sdn.Bhd, perusahaan Malaysia yang membangun monorail KL. Namun sayangnya, pada Desember 2003 kerjasama ini menemui kegagalan karena keduanya tidak sepakat untuk membentuk usaha patungan bersama.

Tak patah semangat, tepatnya pada 19 Desember 2003 PT.ITC kembali bersepakat dengan Omnico Singapore Ltd. Kesepakatan ini berlanjut hingga Maret 2004 ketika PT.ITC dan Omnico menandatangani Perjanjian Usaha Patungan. Hasilnya adalah PT. Jakarta Monorail. PT.Jakarta Monorail sendiri resmi melakukan perjanjian kerjasama dengan Provinsi DKI Jakarta pada 31 Mei 2004. Di bulan selanjutnya pembangunan proyek monorail akhirnya diresmikan oleh Presiden Megawati pada saat itu.

Sayangnya, proyek ini sendiri harus terhenti. Sempat terbentuk kerjasama baru dengan salah satu anak perusahaan Hadji Kalla Group, namun hal ini ditentang oleh Omnico. Berhentilah proyek ini untuk bertahun-tahun lamanya.

Hingga memasuki tahun 2013, Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta yang baru memastikan akan kelanjutan proyek monorail ini. Pada Januari 2013 lalu media banyak memberitakan PT.Jakarta Monorail sendiri akan menggandeng Hadji Kalla Group terutama terkait soal pendanaan dan konstruksi.Juru bicara Jakarta Monorail Bovanantoo menyatakan bahwa skema pendanaan dari internal akan ditentukan setelah konsorsium dengan Hadji Kalla terbentuk. Nantinya Hadji Kalla Group akan membiayai lebih dari 50% dari kebutuhan dana yang bakal dibiayai secara internal atau di luar pinjaman perbankan. (Sumber: [URL="http://finance.detik..com/read/2013/01/12/153254/2140421/4/gandeng-hadji-kalla-jakarta-monorail-cari-kredit-bank-untuk-monorel-dki"]Gandeng Hadji Kalla, JM Cari Kredit Bank[/URL]).

Namun sekarang bagaimana kerjasama ini berjalan? Baru saja saya membaca berita bahwa Hadji Kalla Group ternyata tidak jadi ikut menggarap proyek monorail ini. Malahan muncul nama Ortus Group yang kabarnya akan membeli saham PT. JM hingga 90%. Walaupun pihak PT.JM juga menyatakan masih ada peluang untuk Hadji Kalla Group untuk masuk. Masih akan ada pertimbangan-pertimbangan selanjutnya. Sungguh aneh menurut saya. Sejauh ini proyek ini sendiri positif untuk Hadji Kalla Group untuk gabung di dalamnya. Lalu tiba-tiba muncul Ortus Group, yang main “geser-geser” seenaknya. Sangat membingungkan. Apa tanggapan pihak Hadji Kalla Group sendiri?

Dalam Ortus Group Gusur Peluang Hadji Kalla Group, Irsal Kamarrudin selaku Direktur Utama PT. Bukaka Teknik Utama, anak usaha Hadji Kalla Group menyatakan “Kami kan menjual barang. Kalau dipakai silakan, tapi kalau tidak juga enggak masalah”. Sebenarnya ini adalah jawaban yang sangat diplomatis menurut saya.

Agaknya harus diselidiki nih apa ada “udang di balik batu” terkait lolosnya Ortus Group menguasai saham PT.JM? Kenapa Ortus bisa “jreng-jreng” muncul tiba-tiba, tahu-tahu sudah proses menguasai 90% saham PT.JM. Hmm…