Oke, saya mau sedikit share tentang produsen motor garputala terkenal dari Jepang, yaitu Yamaha.

Siapa yang tidak kenal jargonnya yang selalu disuarakan oleh komedian Indonesia, Komeng, di tiap iklannya? "Yamaha, semakin di depaaan~"

Perlahan tapi pasti, keterdepanan Yamaha mulai dipertanyakan.

Mengapa?

Jujur saja, semenjak peluncuran Vixion generasi pertama di tahun 2007, Yamaha saya nilai tak pernah lagi menunjukan gebrakan seriusnya dalam industri motor nasional?

Tapi, Bung. Bagaimana dengan Byson? Saya anggap Byson adalah "Produk-Kebakaran-Jenggot-Setelah-Tahu-Honda-Meluncurkan-New-Mega-Pro".

Byson juga diklaim saat awal peluncuran mengenai masalah dalam inden (wajar lah ya) dan beberapa trouble dalam performa.

Sedangkan, lini motor matik sendiri semakin tergerus dengan hadirnya kompetitor-kompetitor unggul, terutama Honda.

Menurut saya, marketing motor Yamaha di Indonesia bisa dikatakan memprihatinkan. Mengapa? Untuk brand sebesar YAMAHA, Indonesia tidak mampu menunjukan kelebihan-kelebihan Yamaha seperti di India maupun di Thailand.

Dan harus saya akui, Honda memiliki strategi marketing yang mumpuni. Honda memang kalah di tahun 2007 saat Supra 125 Injection digerus habis oleh Vixion. Namun, semakin lama Honda dapat bangkit dan perlahan membantai rantai pasar Yamaha dengan gebrakan-gebrakan mereka yang saya nilai cukup ekstrim namun efektif. Dan gebrakan yang menjadi buah bibir di awal 2013 ini adalah dengan munculnya Honda CB 150 yang sekilas sangat persis dengan desain New Vixion yang baru. Tak ayal jika Yamaha harus kebakaran jenggot lagi.

Seharusnya, Yamaha bisa (dan mampu) menguasai pasar-pasar yang krusial seperti sport motorcycle dan extreme motorcycle (trail) di Indonesia. Namun, pasar ini sudah sukses dicomot oleh Kawasaki dengan Ninja dan KLX-nya. Dan jangan kaget kalau lama-lama Yamaha sudah tidak punya jenggot karena terlalu sering kebakaran.

Jujur, banyak mungkin dari masyarakat Indonesia, termasuk saya, menunggu sebuah gebrakan dari Yamaha Indonesia. Entah apa yang ada dalam pikiran tim marketing mereka. Namun, sangat disayangkan jika produk-produk jagoan Yamaha tidak dirilis di Indonesia. Apa sih, faktor-faktornya? Saya juga tidak tahu. Namun, saya terpikirkan akan beberapa hal.

1. Yamaha Indonesia dilarang menjual produk Yamaha luar di Indonesia. Ini alasan paling konyol. Sebagai sebuah perusahaan, harusnya Yamaha mampu mengakomodir produk-produk yang meledak di pasaran luar untuk bisa masuk ke Indonesia. Ambil contoh CBR 150R yang sukses di Thailand. Lalu, bukankah Byson sendiri merupakan adopsi dari FZ Series di India?

2. Yamaha Indonesia terlalu "gengsi" menjual model luar di Indonesia. Lah? Situ mau jualan atau mau apa sih? Saya banyak melihat artikel bahwa Yamaha tidak akan mengeluarkan R15 di Indonesia. Sebuah kekecewaan besar bagi para pecinta Yamaha. Bahwasannya, R15 merupakan sebuah motor sport full fairing yang diadopsi desainnya oleh Vixion namun tidak pernah dikeluarkan oleh Yamaha Indonesia. Sebuah pertanyaan besar menurut saya bagi tim marketing Yamaha.

Pada akhirnya, saya disini bukan menjelekan Yamaha Motor Indonesia (secaraa saya sendiri adalah pengguna motor Yamaha). Namun, semoga tulisan saya menjadi renungan, bahwasannya Yamaha memiliki kompetensi yang cukup baik untuk bisa bersaing dengan kompetitor-kompetitor mereka di Indonesia. Bahwa, jargon "Semakin di depan" janganlah sebatas isapan jempol semata dan bermain aman dalam bisnis, terutama dengan pangsa pasar yang cukup luas itu tidak terlalu baik. Di saat kompetitor mereka mengeluarkan produk yang beraneka macam, Yamaha hanya stuck dengan facelift dan facelift. Semoga kedepannya, Yamaha dapat memberikan gebrakan-gebrakan baru yang telah banyak didambakan oleh pecinta kendaraan roda dua di Indonesia.

"Yamaha, sudah siapkah anda kembali ke depan?"

NB: TS tidak berharap apa-apa, semoga menjadi renungan. Maaf kalo terdengar sok tahu, saya masih belasan umurnya~