Tebang pilih, sebenarnya hanya kata lain dari “skala priotitas”. Saat sumber daya terbatas, pilih memilih untuk melakukan atau tidak melalukan sesuatu adalah pilihan yang cerdas. Terkait dengan pemberantasan korupsi, kemampuan resources KPK pasti sangat terbatas dibanding dengan banyaknya perbuatan korupsi yang harus diberantas. Tiap hari, saya yakin telah terjadi korupsi di banyak tempat. Karena cakupan pasal tentang korupsi yang sangat luas itu, hampir pasti tidak ada orang yang tidak pernah korupsi, khususnya mereka yang terkait atau terlibat dalam sebuah hubungan dengan institusi pemerintah/negara. entah dalam bentuk menggarong duit rakyat secara langsung atau sekedar menggunakan fasilitas dinas, atau sekedar dibayarin nonton film oleh kontraktor, sambil ditemani mahasiswi.
tebang pilih adalah sebuah pilihan, karena keterbatasan jumlah aparat, jumlah hakim, jumlah jaksa, ruang tahanan dan lain-lain. Bahwa yang kena pilih untuk ditebang adalah giliran pejabat tinggi PKS, itu karena gilirannya memang sudah sampai. Jangan salahkan KPK dengan tudingan diskriminasi, karena itu semata akibat salah anda sendiri.

Pertama, mencoba bermain-main dengan suap menyuap. Coba kalau Anda hidup normal-normal saja tidak mungkin akan menjadi orang yang terpilih (untuk ditebang KPK). Kesalahan kedua, Anda tidak cerdas dalam melakukan kejahatan. Coba kalau Anda pandai bermain, KPK tidak akan dapat mencium perbuatan busuk itu (melalui berbagai perangkat penyadapan yang canggih). Jadi jangan salahkan sistim tebang pilih ketika tebu anda yang kena tebang.

Untuk perbaikan ke depan, sediakan dua pilihan yang dapat dipilih agar tidak terkena tebang pilih KPK. Pertama jadilah penjahat koruptor yang sempurna, sehingga kebusukan Anda tidak terkuak atau jangan lakukan korupsi sama sekali. titik.

SAY NO TO CORRUPTION!!!!

Sumber : abdulkarim
Kompasiana.com