Irwan Ahmet dan Tita Salina percaya bahwa manusia dilahirkan untuk bermain, baik di bawah sinar bulan atau dengan menggunakan tablet digital. Permainan selalu menyuguhkan alasan untuk melarikan diri dari rutinitas atau bahkan hanya jujur mencari beberapa menarik sensasi.
Ada jutaan alasan untuk permainan menjadi bagian tak terpisahkan dari sifat manusia. Selain memberikan stimulasi positif ke otak, permainan juga merupakan bahasa universal yang dimiliki oleh setiap makhluk berpikir.
Sampai detik ini kita dapat melihat perkembangan
video game menjadi industri raksasa dengan berbagai inovasi teknologi. Bahkan kubus Rubik analog berwarna-warni, game terlaris di tahun 80-an, kini kembali sebagai kecanduan baru untuk generasi digital.
Berkeinginan untuk lebih banyak kegembiraan? Mari kita lihat fenomena yang terjadi di pertengahan tahun 2010: miliaran pasang mata dari seluruh planet terfokus pada sesuatu yang diukur 35 cm dan diameter 400 gram berat. Sebuah drama pertandingan sepak bola digelar di Afrika.
Why so serious?
Sebuah kata ajaib yang dimiliki oleh Joker memainkan karakter psikopat, karena ia tidak hanya akan marah Batman tetapi juga tertawa pada keseriusan dimiliki oleh manusia dalam hal kehidupan. Irwan Ahmet dan Tina Salina sepakat bermain dapat membawa mereka ke dimensi kreativitas yang menyenangkan, bebas dari keterbatasan yang dibuat oleh mekanisme harian yang mengarah ke pola berpikir linear (baca:monoton). S
ebuah permainan menyenangkan membutuhkan alat-alat dan media, dan Ahmet dan Salina memilih Jakarta sebagai bagian dari permainan kali ini. Kita bisa membayangkan Jakarta sebagai dasar bermain raksasa bagi para penghuninya, Jakarta tidak secara eksklusif dimiliki oleh kekuasaan, yang "
bermain" melawan hukum dan orang-orangnya, tetapi pada dasarnya sebuah kota layak untuk dimiliki, untuk ruang-ruang perkotaan untuk diberikan berarti oleh setiap warga individu. Ahmett dan Salina memutuskan untuk kembali mengeksplorasi ruang publik di sudut-sudut Jakarta yang semakin disiksa oleh warganya! Mereka berinteraksi melalui semacam mentalitas
komunikasi visual,dengan semangat
improvisasi membimbing keduanya untuk kepekaan baru, untuk melihat sisi menyenangkan dari Jakarta.
