Banjir dan macet adalah dua masalah sangat parah di ibu kota. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi mengakui hal itu.

Apalagi, banjir sudah mendera Jakarta sejak zaman penjajahan Belanda, namun tetap saja persoalan ini tidak mampu diatasi. Jokowi menuding pemerintah pusat tidak memiliki komitmen buat memperbaiki Jakarta.
Berikut penjelasan Joko Widodo kepada Muhamad Taufik dari merdeka.com saat ditemui di ruang kerjanya, tepat seratus hari selepas pelantikan, Selasa (22/1):

Banjir dan macet di Solo tentu tidak sebesar di Jakarta. Setelah beberapa bulan apakah anda frustrasi?

Enggak. Wajah saya masih cerah, tidak ada itu.

Apakah selama ini ada pegawai tidak mau mendengar Anda?

Enggak ada, biasa saja. Ada yang sudah bisa mengikuti, ada yang belum. Ada yang sudah sambung frekuensinya, ada yang biasa-biasa. Nanti lama-lama nyambung. Kalau sudah tidak sambung-sambung, berarti sudah tidak mau mengikuti, saya tinggal saja.

Apa yang akan membuat Anda mundur dari jabatan gubernur Jakarta?

Baru menjabat tiga bulan kok nyangkut urusan mundur. Kalau saya tidak bekerja, silakan. Ada yang suka dan tidak suka itu biasa. Saya sudah hafal.

Menurut Anda, apa Jakarta masih layak jadi ibu kota negara?

Ya selama upaya kita ini masih belum mentok, masih layak. Misalnya sudah diusahakan ternyata banjir masih ada, macet masih ada. Artinya manajemen pengendalian sudah tidak mampu, nah itu baru pindah.

Anda tahu masalah banjir ini sudah sejak zaman Kolonial Belanda. Tapi sekarang masih saja ada?

Iya, saya tahu. Oleh sebab itu sudah saya sampaikan, makanya jangan konvensional, monoton rutinitas begitu saja. Harus ada terobosan. Semuanya harus dilakukan tetapi percuma kita hanya mengurusi hilir sementara hulunya tidak kita kerjakan, percuma. Itu kenapa saya ketemu pemerintah pusat, karena itu.

Apakah anda sudah mendesak pemerintah menyelesaikan itu?

Kalau kita ketemu mereka (pemerintah pusat) itu ya mendesak, mendorong.

Apakah perlu pemisahan ibu kota politik dan ekonomi seperti Amerika Serikat?

Jakarta ini selain pusat pemerintahan, pusat ekonomi, hubungan internasional. Semuanya ada di sini, artinya kalau di sini jelek, kebanggaan kita menjadi berkurang. Sehingga seharusnya pemerintah pusat memiliki komitmen sama menyelesaikan permasalahan di Jakarta ini.

Anda menuduh pemerintah kurang memiliki komitmen?

Ya karena masalahnya masih ada itu, harus bahu-membahu menyelesaikan persoalan bersama Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
http://www.merdeka.com/khas/pemerint...-jokowi-2.html


Esbeye esbeye