- Beranda
- The Lounge
Humor ( Tertawalah sebelum tertawa itu di larang)
...
TS
esan52
Humor ( Tertawalah sebelum tertawa itu di larang)
Kata - Kata Terakhir Terpidana Mati
Kursi Listrik Untuk Terpidana Mati
Prosesi Pemakamam Dokter
Seorang dokter pakar jantung meninggal dunia. Untuk mengenang jasanya, keluarganya sepakat untuk membuatkan sebuah tugu peringatan di kuburnya berbentuk jantung. Upacara pengkebumiaan pun berjalan dengan lancar.
Tak disangka satu bulan kemudian, seorang dokter pakar mata meninggal dunia juga. Seperti pada peristiwa sebelumnya, keluarganya sepakat untuk membuat sebuah tugu berbentuk mata di kuburnya untuk mengenang jasa beliau. Upacara pengkebumiaan beliau juga berjalan dengan lancar.
Setelah selesai pemakaman, para hadirin berangkat pulang, hanya tinggal seorang saja yang masih terisak merenung sendirian di pinggir makam si dokter itu.
Salah seorang dokter yang lain melihatnya dan segera menghampirinya, dengan penuh empati kemudian berkata: "Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu. Tak usah engkau pikirkan lagi." kata si dokter.
Yang dihibur kemudian menyahut lirih. "Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepadamu," kata lelaki itu.
"Ada apa sebenarnya?", tanya dokter tetap berusaha menenangkan. Tolong ceritakan, siapa tahu mungkin saya dapat membantu", jawab si dokter itu.
"Saya sedang memikirkan bagaimana pula upacara pemakaman saya nanti?", kata lelaki sedih itu.
"Mengapa?" tanya dokter satunya keheranan.
"Saya khan dokter penyakit kelamin!" jawab lelaki itu sedih.
*Maaf hanya bermaksud menghibur tidak ada maksud sara dll. Terima kasih
Quote:
Tiga orang wanita akan dieksekusi mati. Sebelum dieksekusi, mereka diminta untuk mengucapkan kata-kata dan pesan terakhir mereka.
Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, "Aku berasal dari keluarga taat beragama dan saya percaya pada Tuhan yang Maha Kuasa bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah."
Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia.
Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan memberikan kata-kata yang terakhir, "Aku berasal dari Sekolah Hukum dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah."
Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini, jadi mereka membebaskan dia.
Wanita yang terakhir, diikat di kursi listrik dan berkata, "Saya seorang sarjana teknik listrik, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!"
Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, "Aku berasal dari keluarga taat beragama dan saya percaya pada Tuhan yang Maha Kuasa bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah."
Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia.
Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan memberikan kata-kata yang terakhir, "Aku berasal dari Sekolah Hukum dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah."
Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini, jadi mereka membebaskan dia.
Wanita yang terakhir, diikat di kursi listrik dan berkata, "Saya seorang sarjana teknik listrik, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!"
Kursi Listrik Untuk Terpidana Mati
Quote:
Seorang sipir penjara mencoba menghibur terpidana berikutnya yang hari itu akan menjalani hukuman matinya di atas kursi listrik dengan mengatakan kata-kata yang menghibur.
"Jangan terlalu gelisah, karena daya voltage listriknya sangat tinggi. Lagi pula, itu terjadi dalam waktu yang singkat sekali", kata sipir penjara.
Namun, ternyata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan,
"Saya pergi kesana sebentar untuk melihat yaaa..." kata sipir penjara.
Tak lama ia kembali, kemudian dengan santainya dia menjelaskan kepada terpidana mati yang berikutnya.
"Tak ada masalah yang berarti, cuma masalah teknis saja koq. Tadi itu rupanya sekeringnya putus, maka digunakan lilin sebagai gantinya, itu sajaaaaa..."
"Jangan terlalu gelisah, karena daya voltage listriknya sangat tinggi. Lagi pula, itu terjadi dalam waktu yang singkat sekali", kata sipir penjara.
Namun, ternyata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan,
"Saya pergi kesana sebentar untuk melihat yaaa..." kata sipir penjara.
Tak lama ia kembali, kemudian dengan santainya dia menjelaskan kepada terpidana mati yang berikutnya.
"Tak ada masalah yang berarti, cuma masalah teknis saja koq. Tadi itu rupanya sekeringnya putus, maka digunakan lilin sebagai gantinya, itu sajaaaaa..."
Prosesi Pemakamam Dokter
Quote:
Seorang dokter pakar jantung meninggal dunia. Untuk mengenang jasanya, keluarganya sepakat untuk membuatkan sebuah tugu peringatan di kuburnya berbentuk jantung. Upacara pengkebumiaan pun berjalan dengan lancar.
Tak disangka satu bulan kemudian, seorang dokter pakar mata meninggal dunia juga. Seperti pada peristiwa sebelumnya, keluarganya sepakat untuk membuat sebuah tugu berbentuk mata di kuburnya untuk mengenang jasa beliau. Upacara pengkebumiaan beliau juga berjalan dengan lancar.
Setelah selesai pemakaman, para hadirin berangkat pulang, hanya tinggal seorang saja yang masih terisak merenung sendirian di pinggir makam si dokter itu.
Salah seorang dokter yang lain melihatnya dan segera menghampirinya, dengan penuh empati kemudian berkata: "Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu. Tak usah engkau pikirkan lagi." kata si dokter.
Yang dihibur kemudian menyahut lirih. "Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepadamu," kata lelaki itu.
"Ada apa sebenarnya?", tanya dokter tetap berusaha menenangkan. Tolong ceritakan, siapa tahu mungkin saya dapat membantu", jawab si dokter itu.
"Saya sedang memikirkan bagaimana pula upacara pemakaman saya nanti?", kata lelaki sedih itu.
"Mengapa?" tanya dokter satunya keheranan.
"Saya khan dokter penyakit kelamin!" jawab lelaki itu sedih.
*Maaf hanya bermaksud menghibur tidak ada maksud sara dll. Terima kasih
0
1.2K
Kutip
8
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru