- Beranda
- The Lounge
Selfpublish = Menerbitkan buku tanpa penolakan naskah
...
TS
Yulia.Faykreus
Selfpublish = Menerbitkan buku tanpa penolakan naskah
Selfpublish = Menerbitkan buku tanpa penolakan naskah
Menerbitkan buku secara self publishing dijamin bebas penolakan naskah?
Hm, asyik banget, kan?
Tapi, apa sih self publishing itu? TS akan coba jelaskan dengan ilmu ala kadarnya
Jika ingin menerbitkan buku, ada dua cara yang dapat Anda tempuh:
Kalau mengirim naskah ke penerbit mayor, pasti ada kemungkinan naskah akan ditolak. Kenapa? Karena si penerbit adalah pihak yang bertugas untuk memodali penerbitan buku Anda. Mereka tentu ingin agar modal yang telah dikeluarkan bisa kembali secepat mungkin,bahkan menghasilkan profit.
Karena itu, penerbit mayor hanya bersedia menerbitkan buku yang – menurut perkiraan mereka – memiliki nilai jual yang tinggi, atau yang kemungkinan untuk laris sangat besar. Sedangkan buku yang – menurut perkiraan mereka – tidak punya nilai jual, atau nilai jualnya rendah, akan mereka tolak. Sebab mereka tentu tidak ingin menerbitkan buku yang hanya akan “membuang-buang” modal mereka.
Inilah alasan utama kenapa para penerbit mayor “rajin” menolak naskah.
Tenang aja, TS gak bakalan jawab “Mati aja loe!”
/
Kini ada layanan PoD, atau Print on Demmand.
Bahasa manusianya = Cetak Jika Ada Yang Pesan.
Yaitu layanan untuk menerbitkan buku secara online, bebas penolakan dan tidak memerlukan modal hingga jutaan rupiah.
:
Ada banyak website yang menyediakan layanan Selfpublish secara PoD, ada pula berbagai paket yang bisa diambil dengan harga berbeda. Tapi di sini TS akan sedikit menjelaskan tentang layanan di Dapurbuku.com (berdasarkan pengalaman pribadi)
Tentu saja, layanan dan fasilitas yang Anda dapatkan sangat tergantung dari paket penerbitan yang dipilih. Dalam case ini TS memilih paket ISBN, yang menugaskan Dapurbuku.com untuk mengurusi berkas ISBN— nomor buku dengan barcode yang selalu tertera dibelakang buku.
ISBN adalah singkatan dari International Standard Book Number, berfungsi sebagai pemberi identifikasi UNIK terhadap SATU judul buku yang diterbitkan.
ISBN tidak ada hubungannya dengan masalah perizinan!
Ya, selama ini banyak orang yang salah persepsi terhadap ISBN. Mereka mengira bahwa pemberian nomor ISBN terhadap judul buku tertentu menandakan bahwa buku tersebut telah MENDAPAT IZIN untuk diterbitkan.
Ini adalah pandangan yang keliru! Sebab TIDAK ADA satu aturan hukum pun di Indonesia yang mengharuskan adanya izin untuk menerbitkan buku dan media cetak (koran, majalah, tabloid).
Jadi bila Anda ingin menerbitkan buku, koran, majalah, tabloid, newsletter, bulletin, dan sebagainya, ya silahkan langsung terbitkan saja. Tak perlu mengurus izin apapun!
“Kalau bukan untuk perizinan, lantas apa dong fungsi ISBN itu?”
Secara umum, fungsi ISBN adalah untuk memberikan identitas yang unik terhadap satu judul buku tertentu. Kita bisa menganalogikan ISBN seperti sidik jari yang berbeda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Kita bisa berkata, “ISBN adalah sidik jari buku.”
Karena fungsinya untuk memberikan identitas yang unik, maka hal ini bisa bermanfaat untuk banyak hal. Misalnya dalam proses pendistribusian buku, proses penjualan buku di kasir, proses pengklasifikasian rak buku, dan sebagainya.
Intinya, fungsi ISBN ini berkaitan dengan hal-hal yang bersifat administratif, BUKAN perizinan!
Satu hal lagi:
Bila sebuah buku sudah mendapat nomor ISBN, maka datanya akan tercatat di arsip nasional selama 50 tahun.
Nah, hanya demikianlah fungsi ISBN.
Jadi, sebenarnya TAK ADA ATURAN yang mensyaratkan setiap buku harus punya ISBN. Anda bebas untuk menerbitkan buku tanpa nomor ISBN. Terserah Anda! Tapi karena ISBN itu banyak manfaatnya, terlebih karena mengurusnya sangat gampang, ya tentu tak ada salahnya bila kita semua mengurus ISBN untuk buku-buku kita, bukan?
Website penyedia layanan selfpublish bebas penolakan naskah. Kenapa? Karena seperti dijelaskan di atas, biaya SELURUH penerbitan buku ditanggung oleh penulis. Anda adalah pemodalnya. Sebagai pemodal, Anda tentu punya kekuasaan penuh terhadap buku yang Anda terbitkan, bukan?
Dengan kata lain:
Pada layanan self publishing, Anda bebas menerbitkan buku seperti apapun, terserah Anda. Sebab kekuasaan penuh berada di tangan Anda
Jadi sebenarnya tidak pada tempatnya jika Anda bertanya,
Jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah [B] BISA [/B}. Anda punya wewenang penuh untuk melakukan APAPUN yang berkaitan dengan penerbitan buku Anda.
Tak Harus Bermodal Besar. Bahkan Tanpa Modal pun Bisa!
Ts sendiri ambil paket ISBN, yang hanya mengurus ISBN dan pajang buku di dapurbuku.com
Selebihnya, tugas TS adalah promosi novel itu hingga banyak yang membeli.
Lalu di akhir bulan, TS menikmati keuntungan dari bagi hasil (yang sebelumnya sudah disepakati dengan pihak dapurbuku.com)
Jadi rajin-rajinlah berpromosi
Jadi, apa yang anda tunggu? Segera terbitkan buku anda, dan buatlah sejarah untuk anda sendiri!/
Misua TS juga lagi jualan buku di dapurbuku.com, kalo berkenan mampir di sini dong
Ini novel fantasy yang bersetting di bulan Desember 2012.
Bosan dengan Indonesia yang terpuruk? di novel ini Indonesia adalah negara super power yang berani menantang dunia.
Menceritakan petualangan Sembilan orang dari dunia fiksi penuh sihir dan hal mistis, di dunia penuh logika dan ilmu pengetahuan— Indonesia.
Menerbitkan buku secara self publishing dijamin bebas penolakan naskah?
Hm, asyik banget, kan?
Tapi, apa sih self publishing itu? TS akan coba jelaskan dengan ilmu ala kadarnya
Quote:
Jika ingin menerbitkan buku, ada dua cara yang dapat Anda tempuh:
- Menawarkan naskah ke penerbit mayor, seperti Gramedia, Mizan, GagasMedia, dan sebagainya.
Bila naskah Anda dianggap layak terbit, mereka akan menerbitkannya. Semua biaya penerbitan ditanggung oleh mereka.
Namun— jika naskah Anda dianggap belum layak, mereka akan menolak untuk menerbitkannya. Dengan kata lain, ada proses seleksi naskah. Dan itu bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan!
(TS sendiri ada pengalaman kirim ke Gramedia, baru ada jawaban naskah setahun kemudian
)
- Menerbitkan buku atas upaya dan biaya sendiri.
Dengan kata lain, Anda sebagai penulis sekaligus penerbitnya. Inilah yang disebut Self publishing.
Karena Anda yang menjadi penerbitnya, maka:
Semua urusan yang berhubungan dengan penerbitan buku pun menjadi tanggung jawab Anda; Editing, desain buku, pembuatan cover, pengurusan ISBN, mencetak buku, mendistribusikan buku, mempromosikan buku, dan sebagainya, semuanya Anda yang menangani. Walau dalam prakteknya hal-hal tersebut dikerjakan oleh orang lain (atas perintah Anda), yang jelas Andalah koordinator atau “pemimpin proyeknya”.
Semua biaya yang berhubungan dengan penerbitan buku pun menjadi tanggung jawab Anda.
Dengan kata lain, Anda harus menyediakan modal uang untuk membiayai penerbitan buku Anda. Dan itu tidaklah sedikit.
Kalau mengirim naskah ke penerbit mayor, pasti ada kemungkinan naskah akan ditolak. Kenapa? Karena si penerbit adalah pihak yang bertugas untuk memodali penerbitan buku Anda. Mereka tentu ingin agar modal yang telah dikeluarkan bisa kembali secepat mungkin,bahkan menghasilkan profit.
Karena itu, penerbit mayor hanya bersedia menerbitkan buku yang – menurut perkiraan mereka – memiliki nilai jual yang tinggi, atau yang kemungkinan untuk laris sangat besar. Sedangkan buku yang – menurut perkiraan mereka – tidak punya nilai jual, atau nilai jualnya rendah, akan mereka tolak. Sebab mereka tentu tidak ingin menerbitkan buku yang hanya akan “membuang-buang” modal mereka.
Inilah alasan utama kenapa para penerbit mayor “rajin” menolak naskah.
Quote:
Spoiler for jawaban TS:
Tenang aja, TS gak bakalan jawab “Mati aja loe!”
/Kini ada layanan PoD, atau Print on Demmand.
Bahasa manusianya = Cetak Jika Ada Yang Pesan.
Yaitu layanan untuk menerbitkan buku secara online, bebas penolakan dan tidak memerlukan modal hingga jutaan rupiah.
:Ada banyak website yang menyediakan layanan Selfpublish secara PoD, ada pula berbagai paket yang bisa diambil dengan harga berbeda. Tapi di sini TS akan sedikit menjelaskan tentang layanan di Dapurbuku.com (berdasarkan pengalaman pribadi)
Spoiler for layanan di Dapurbuku.com:
Tentu saja, layanan dan fasilitas yang Anda dapatkan sangat tergantung dari paket penerbitan yang dipilih. Dalam case ini TS memilih paket ISBN, yang menugaskan Dapurbuku.com untuk mengurusi berkas ISBN— nomor buku dengan barcode yang selalu tertera dibelakang buku.
Spoiler for Apa sih ISBN itu?:
ISBN adalah singkatan dari International Standard Book Number, berfungsi sebagai pemberi identifikasi UNIK terhadap SATU judul buku yang diterbitkan.
ISBN tidak ada hubungannya dengan masalah perizinan!
Ya, selama ini banyak orang yang salah persepsi terhadap ISBN. Mereka mengira bahwa pemberian nomor ISBN terhadap judul buku tertentu menandakan bahwa buku tersebut telah MENDAPAT IZIN untuk diterbitkan.
Ini adalah pandangan yang keliru! Sebab TIDAK ADA satu aturan hukum pun di Indonesia yang mengharuskan adanya izin untuk menerbitkan buku dan media cetak (koran, majalah, tabloid).
Jadi bila Anda ingin menerbitkan buku, koran, majalah, tabloid, newsletter, bulletin, dan sebagainya, ya silahkan langsung terbitkan saja. Tak perlu mengurus izin apapun!
“Kalau bukan untuk perizinan, lantas apa dong fungsi ISBN itu?”
Secara umum, fungsi ISBN adalah untuk memberikan identitas yang unik terhadap satu judul buku tertentu. Kita bisa menganalogikan ISBN seperti sidik jari yang berbeda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Kita bisa berkata, “ISBN adalah sidik jari buku.”
Karena fungsinya untuk memberikan identitas yang unik, maka hal ini bisa bermanfaat untuk banyak hal. Misalnya dalam proses pendistribusian buku, proses penjualan buku di kasir, proses pengklasifikasian rak buku, dan sebagainya.
Intinya, fungsi ISBN ini berkaitan dengan hal-hal yang bersifat administratif, BUKAN perizinan!
Satu hal lagi:
Bila sebuah buku sudah mendapat nomor ISBN, maka datanya akan tercatat di arsip nasional selama 50 tahun.
Nah, hanya demikianlah fungsi ISBN.
Jadi, sebenarnya TAK ADA ATURAN yang mensyaratkan setiap buku harus punya ISBN. Anda bebas untuk menerbitkan buku tanpa nomor ISBN. Terserah Anda! Tapi karena ISBN itu banyak manfaatnya, terlebih karena mengurusnya sangat gampang, ya tentu tak ada salahnya bila kita semua mengurus ISBN untuk buku-buku kita, bukan?
Quote:
Website penyedia layanan selfpublish bebas penolakan naskah. Kenapa? Karena seperti dijelaskan di atas, biaya SELURUH penerbitan buku ditanggung oleh penulis. Anda adalah pemodalnya. Sebagai pemodal, Anda tentu punya kekuasaan penuh terhadap buku yang Anda terbitkan, bukan?
Dengan kata lain:
Pada layanan self publishing, Anda bebas menerbitkan buku seperti apapun, terserah Anda. Sebab kekuasaan penuh berada di tangan Anda
Jadi sebenarnya tidak pada tempatnya jika Anda bertanya,
Quote:
Jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah [B] BISA [/B}. Anda punya wewenang penuh untuk melakukan APAPUN yang berkaitan dengan penerbitan buku Anda.
=========================================================================
Tak Harus Bermodal Besar. Bahkan Tanpa Modal pun Bisa!
Ts sendiri ambil paket ISBN, yang hanya mengurus ISBN dan pajang buku di dapurbuku.com
Selebihnya, tugas TS adalah promosi novel itu hingga banyak yang membeli.
Lalu di akhir bulan, TS menikmati keuntungan dari bagi hasil (yang sebelumnya sudah disepakati dengan pihak dapurbuku.com)
Jadi rajin-rajinlah berpromosi
Jadi, apa yang anda tunggu? Segera terbitkan buku anda, dan buatlah sejarah untuk anda sendiri!
/
Spoiler for iklan:
Misua TS juga lagi jualan buku di dapurbuku.com, kalo berkenan mampir di sini dong
Ini novel fantasy yang bersetting di bulan Desember 2012.
Bosan dengan Indonesia yang terpuruk? di novel ini Indonesia adalah negara super power yang berani menantang dunia.
Menceritakan petualangan Sembilan orang dari dunia fiksi penuh sihir dan hal mistis, di dunia penuh logika dan ilmu pengetahuan— Indonesia.
Diubah oleh Yulia.Faykreus 02-11-2012 08:27
0
5.6K
44
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.8KThread•82.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru