CIREBON, (PRLM).- Banjir besar yang melanda Jakarta dua hari ini mengingatkan kembali akan pentingnya kepindahan ibu kota dari Jakarta.

Menurut Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, pada tahun 2006 lalu, saat dirinya masih menjadi anggota DPDRI, sudah mengusulkan agar pusat pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan saja.

"Salah satu jalan terbaik mengurangi beban Jakarta, ya dengan memindahkan ibu kota dari Jakarta. Waktu itu, kami mengusulkan dipindahkan ke Kertajati," katanya, Kamis (17/1/13).

Usulan Kertajati Kabupaten Majalengka, lanjutnya, bukan hanya usulan tanpa alasan. "Jakarta-Kertajati bisa ditempuh 1,5 jam melalui jalan tol, lebih cepat waktunya dibandingkan menyusuri lalu lintas di Jakarta sendiri," katanya.

Dikatakan dia, model seperti itu mengacu kepada model Putrajaya di Malaysia dan Canbera di Australia.

"Beban Jakarta dipastikan akan berkurang apabila pusat pemerintahan pindah dari Jakarta," paparnya.

Apalagi, Kertajati dapat diakses dari semua daerah di Indonesia, karena adanya bandara internasional. "Presiden harus sudah berpikir sekarang untuk masa depan Jakarta. Jangan sampai terlambat," tukasnya.

Menurut Arief, Jakarta sampai 100 tahun yang akan datang tetap akan banjir. "Jakarta merupakan muara sungai-sungai besar di Jabar, sehingga pasti akan dilalui air sepanjang masa," katanya.

Dikatakan Arif, untuk menangani banjir itu, diperlukan biaya lebih dari Rp 100 triliun.

Kebutuhan anggaran Rp 100 triliun, lanjutnya, dapat digunakan untuk membangun perkantoran dan sarananya, di pusat pemerintahan yang baru.

Sumber

Kalo menurut ane, boleh-boleh aja tuh ibukota dipindahin. Biar pusat pemerintahan bisa lebih difokuskan di satu tempat.
Tentunya harus dipikirkan matang-matang baik-buruknya.
Jangan lupa comment + rate 5 stars + bagi nya