suaramerdeka.com - Perajin mebel orinetal jelang tahun baru Imlek dibanjiri sejumlah pesanan, karena begitu banyak sehingga diberlakukan sistem inden pada setiap permintaan. Maklumlah pengerjaan mebel oriental lebih rumit dibandingkan dengan mebel biasa yang dijual di pasaran.

Salah satu perajin bernama Jarwo mengaku jumlah pesanan ini mulai berdatangan sejak bulan Desember sampai awal Januari. "Kami kewalahan menghadapi permintaan pada tahun ini yang jumlahnya meningkat dua kali lipat. Sebelumnya permintaan setidaknya ada sekitar empat sampai lima unit kini bisa delapan sampai dengan sepuluh unit per bulan," katanya.

Keistimewaan dari mebel oriental ini terletak pada ornamen yang digunakan sebagai hiasan. "Motifnya oriental dan bertema tentang kepahlawanan dari daratan China," terangnya.

Motif produk yang dibuatnya disukai konsumennya yang sebagian besar kaum Tionghoa, serta dari Tempat Ibadah Umat Tridharma (TITD).

"Seperti yang kini banyak dipesan adalah kio (tandu) atau kim sien (arca suci) yang kini mendominasi untuk digunakan dalam kegiatan beribadah atau ritual lainnya bagi umat Tridharma, seperti Bwee Gee yang akan dirayakan akhir pekan nanti," jelasnya.

Jarwo menambahkan, untuk proses pembuatannya memang tidak sembarangan karena detail dari ornamen tersebut harus tampak jelas dan tiga dimensi.

"Seperti tokoh panglima haruslah berkesan tegas, sehingga hal itu memerlukan waktu satu bulan minimal. Sedangkan untuk ukuran yang lebih besar dan kompleks ornamennya bisa sampai satu tahun lamanya. Sehingga tak jarang konsumen harus inden," ungkapnya.

Soal harga menurut Jarwo masih standar mulai dari kio ukuran kecil dijual Rp 8 juta - Rp 12 juta per unit, kemudian model kio joli ukuran besar dijual mulai dari harga Rp 25 juta - Rp 30 juta. "Bahkan ada yang dijual lebih besar lagi kami patok harga Rp 75 juta per unit," terangnya

http://www.suaramerdeka.com/v1/index...ani-Permintaan

wah mahal juga