Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fendoankAvatar border
TS
fendoank
Parpol Peserta Pemilu 2014 'Itu-itu Saja', Golput Diprediksi Tinggi
Parpol Peserta Pemilu 2014 'Itu-itu Saja', Golput Diprediksi Tinggi

Jakarta - Partai politik (parpol) yang lolos untuk ikut serta dalam pemilu 2014 didominasi oleh parpol lama. Masyarakat Indonesia diprediksi akan cenderung mengambil sikap 'wait and see' dalam pemilu 2014.

"Jadi sebetulnya masyarakat Indonesia masih wait and see," ujar pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, pada detikcom, Rabu (16/1/2013).

Zuhro menjelaskan maksud wait and see tersebut dikarenakan tidak adanya perubahan yang progresif dalam pemilu 2014 karena parpol yang berpartisipasi adalah para 'pemain' lama. Hal ini belum termasuk sejumlah kasus yang menjerat sejumlah kader parpol peserta pemilu 2014.

"Katakan kita muak, di dewan itu khususnya Banggar DPR terus menerus seperti itu. Lalu, person-person anggota dewan dan secara umum di DPR, para kader yang dipercaya partai ternyata mereka lebih memerankan diri sebagai aktor, jadi bukan mewakili masyarakat. Jadi terkesan ada aji mumpung, ini yang sebetulnya tidak boleh karena mereka mewakili partai dan masyarakat yang memilih dia," ujar Zuhro.

Namun Zuhro memperkirakan partisipasi masyarakat dalam pemilu 2014 tidak jauh berbeda seperti tahun 2009, yakni angka golput yang menyentuh 30 persen. Hal ini dikarenakan masyarakat belum menemukan calon anggota legislatif atau pemimpin yang begitu dekat dengan masyarakat Indonesia.

"Kalau pun ada golput, ya sekitar sama dengan kemarin, 30 persenan. Jadi masih di atas 30 persen juga, dan di pilkada hampir di semua provinsi, tingkat golput juga masih di atas 30 persen. Khususnya provinsi yang cukup tinggi. Ini karena kedekatan antara pemimpin dan yang dipimpin itu tidak terlalu dekat," ujar Zuhro.

Untuk mengatasi angka golput tersebut, Zuhro menyarankan parpol untuk benar-benar menjalankan seleksi calon legislatifnya dengan ketat, dan dekat dengan masyarakat. Hal ini penting agar aspirasi masyarakat benar-benar tersalurkan secara optimal.

"Karakter atau kecenderungan wait and see harusnya diisi oleh parpol dengan melakukan reformasi, dan program aktivitas yang lebih meyakinkan, apa itu? Itu dalam memilih kader adalah bukan kader yang kontroversial, kuncinya ada di rekrutmen kader," ujar Zuhro.

"Jadi semakin banyak kader yang dikompetisikan asal comot, asal populer, dan asal punya duit tidak menyakinkan secara kompentensi. Hanya mengandalkan popularitas tidak berperan, jadi saya tidak menyarankan kultur seperti itu, tapi bagaimana partai mempersiapkan kader handalnya untuk pileg itu. Ini kan taruhan pertama," tutup Zuhro menambahkan.

SUMBER

orangnya x itu2 saja, hrs ada regenerasi emoticon-I Love Indonesia (S)
0
1.5K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.