Pendiri Apple, Steve Jobs, pernah mengungkapkan kemarahannya terhadap sistem operasi besutan Google, Android. Dalam sebuah biografi yang ditulis Walter Issacson, Steve Jobs mengatakan sangat emosi saat pertama kali mengetahui kehadiran perangkat Android, yang dianggap mirip dengan iPhone.

Bahkan, Steve Jobs pernah mengancam akan terus melakukan perang nuklir melawan Android. "Saya akan hancurkan Android karena itu merupakan produk curian. Saya akan memulai perang nuklir karena ini," ucap Jobs, seperti yang ditulis Issacson.

Tapi pendiri dan CEO Google, Larry Page, menanggapi ancaman ini dengan santai. Dalam sebuah wawancara kepada Wired yang Liputan6.com kutip Jumat (18/1/2013), saat ditanya tentang ancaman Jobs itu Page hanya berkomentar singkat: "Sejauh apa itu berhasil?"

"Android telah meraih kesuksesan yang luar biasa, dan kami sangat antusias dengan kesuksesan," lanjut Larry Page.

Page kemudian mengaku bahwa Google memiliki kemampuan lebih untuk memprediksi produk apa yang bisa meraih kesuksesan. Karena itulah Google membeli Android, dari perusahaan kecil yang didirikan Andy Rubin pada 2005 lalu.

"Saat kami membeli Android, sangat jelas bahwa sistem operasi yang sudah ada sangat kacau. Anda tidak bisa menulis software untuk sistem operasi saat itu. Bandingkan dengan apa yang kita miliki sekarang," ucapnya.

CEO Google ini kemudian mengatakan tidak melihat bahwa bertaruh kepada Android akan melahirkan kegagalan. "Anda hanya perlu memiliki keyakinan untuk melakukan investasi jangka panjang, dan percaya bisa menghasilkan banyak hal menjadi jauh lebih baik," tutur Page.


Larry Page membangun Google bersama Sergey Brin, rekannya saat kuliah di Universitas Stanford. Berawal dari mesin pencari, Page dan Brin membawa Google menjadi raksasa teknologi dan menghadirkan beragam layanan. Saat membeli Android di 2005, Google pun makin mengembangkan sayap dan masuk ke bisnis perangkat.