Mojokerto - Puluhan pedagang asongan yang berjualan di dalam kereta api (KA), diturunkan paksa oleh Polsuska di Stasiun Mojokerto, Rabu (16/1/2013) siang. Akibatnya, mereka terlibat saling adu mulut.

Pantauan detiksurabaya.com, sekitar pukul 12.30 WIB, puluhan pedagang asongan ini awalnya diturunkan dari dalam KA Logawa tujuan Jember - Purwokerto. Pedagang ini, dipaksa turun setelah di-sweeping.

Usai diturunkan, para pedagang yang terdiri pria dan wanita ini, mencoba masuk kembali melalui pintu lainnya. Meski demikian, mereka tetap dipaksa turun. Adu mulut dan tangisan histeris pun pecah saat sweeping dilakukan.

"Kami makan apa pak kalau tak boleh jualan. Kita menghidupi anak-anak di rumah. Ini juga hak kami sebagai warga negara," teriak Nurhayati (35), salah seorang pedagang sambil menangis histeris.

Sweeping yang sama, juga dilakukan di dua kereta berikutnya, yakni KA Penataran dan Rapih Dhoho jurusan Surabaya - Kepanjen Malang. Mereka pun mengancam memblokir rel kereta jika tak dinaikkan.

Suasana yang memanas akhirnya dimediasi pihak Polresta Mojokerto. Agar kereta tetap berjalan dan tak mengganggu perjalanan penumpang, para pedagang asongan ini akhirnya diperbolehkan berjualan dalam kereta.

Irwan Susanto, Ketua Paguyuban Asongan KA se-Jawa mengatakan, untuk kesekian kalinya para pedagang asongan dipaksa untuk turun dari kereta. Hal ini seakan tak ada titik temu yang sama menguntungkan antara pedagang dan PT KA.

"PT KA tak memberi solusi kepada kita. Sejarah kereta api di negeri ini tak luput dari asongan. Mereka hanya cari makan," ungkapnya kepada detiksurabaya.com di lokasi.

Jika Kamis (17/1/2013) besok pedagang masih tetap dilarang, mereka berjanji memblokir rel KA di Daops VIII Surabaya dan Daops VII Madiun. "Ini wujud kekecewaan kami terhadap PT KA," tandasnya.

[URL="http://surabaya.detik..com/?9922022"]Sumber[/URL]

Ada yang salah dengan sistem pemerintahan kita....