Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mcobrattiAvatar border
TS
mcobratti
Mengapa Bawah Botol Pecah Jika Atasnya Ditekan?
Mengapa Bawah Botol Pecah Jika Atasnya Ditekan?

Sejumlah pertunjukan memperagakan seseorang tengah memukul bagian atas botol kaca berisi air. Tak lama kemudian, bagian bawah botol pecah sehingga airnya muncrat. Ini bukan sulap, apalagi sihir. Ahli fisika telah menemukan jawaban atas teka-teki itu.

Mereka merekam proses itu dengan video berkecepatan tinggi—baik saat sebelum, selama, maupun setelah botol pecah. Gambar video itu menunjukkan bahwa memukul bagian atas botol tidak akan langsung menghancurkan bagian bawahnya.

Pukulan kuat itu membuat botol mengalami percepatan ke bawah. Cairan yang memenuhi botol ternyata lebih responsif terhadap tekanan tadi. Karena terhentak, cairan yang mengendap di bagian bawah botol pertama-tama bergerak membentuk gelembung. Adapun sisa cairan lainnya baru bergerak sepersekian detik kemudian.

Ketika cairan berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain, mereka meninggalkan kekosongan. Daerah kosong itu bertekanan rendah. Perbedaan akselerasi di lain tempat itu membuat cairan yang berada di bawah botol memiliki tekanan paling rendah dibanding bagian lainnya.

Sementara percepatan yang dialami oleh botol cukup besar, tekanan yang berkurang akan menyebabkan air di bagian bawah botol berubah menjadi gelembung. Proses ini disebut kavitasi.

"Kita sering melihat gelembung kavitasi pada baling-baling di dalam air, yang biasanya disebabkan oleh kecepatan tinggi dari pisau shearing yang mengenai cairan," ujar peneliti Tadd Truscott, ahli dinamika cairan dari Brigham Young University di Provo, Utah, kemarin.

Setelah botol dipukul dengan cepat, tekanan pada bagian bawah botol segera kembali normal. Dengan demikian, gelembung akan lenyap. Ketiadaan gelembung tadi berlangsung 10 kali lebih cepat daripada saat awal terbentuknya. Reaksi inilah yang menyebabkan bagian bawah botol retak, sehingga air akan muncrat keluar setelah itu.

Para peneliti menyebutnya sebagai teori ledakan gelembung. Namun, efek ledakan tak bekerja pada air soda, yang sebelumnya sudah memiliki gelembung di dalamnya. Meskipun bagian atas botol dipukul keras, air berkarbonasi di dalamnya hanya membentuk gelembung.

"Temuan ini dapat membantu menjelaskan beberapa aspek kerusakan yang disebabkan industri perkapalan," ujar Truscott. Mereka juga dapat membantu desainer botol kaca membuat produk yang lebih baik.

sumber
0
4K
34
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.